30. Night Party

71 7 25
                                    

Maafkan aku yang tidak bisa menahan perasan ini.
Hingga tanpa ku sadari membuat hatimu dan dia sakit secara bersamaan.

&&&

HAI SEMUA PEMBACA CERITA INI! ARION AMORA OR AMORA LANGIT COMBACK NIH... YUHUU..... SEMOGA KALIAN NGGA LUPA SAMA JALAN CERITANYA YA :) KALO LUPA SILAHKAN BACA BAGIAN SEBELUMNYA. SO THANK YOU FOR ALL YANG MASIH MAU MEMBACA CERITA AKU, HUAAA NAGISS!!!! AKU SAYANG BANGET SAMA KALIAN, SERIUSAN! LOF U. 

.

.

.

Mata Arion berbinar saat melihat kehadiran perempuan itu. Posisinya yang semula duduk kini bangkit, entah, itu terjadi secara spontan saja. Mungkin karena terlalu senang. Beda dengan Amora yang masih terduduk dengan wajah yang terlihat bingung. Wajar, karena dia tidak mengenali perempuan yang sekarang tengah bersalaman dengan Arion. Dia bukan murid SMA Garuda.

Usai mereka bersalaman dan berbincang kecil, kini waktunya Arion memperkenalkan perempuan itu pada pujaan hatinya. Amora. Cewek itu langsung bangkit dari duduknya setelah mendapat intrupsi dari Arion. Perempuan itu tersenyum ramah kepada Amora, tentu Amora akan melakukan hal yang sama, ikut tersenyum, manis.

"Mor, kenalin dia Reina. Temen gua paswaktu disekolah lama," ucap Arion, melihat kearah Amora. "Rei, kenalin ini Amora. calon pacar," sambung Arion dengan mantap dan tanpa keraguan mengatakan hal itu. Cowok itu selalu saja memperkenalkan Amora dengan embel-embel 'calon pacar' tapi hal itu yang selalu membuat hati Amora senang, walaupun belum jadi pacar tapi setidaknya ia diakui.

"Reina..." tersenyum manis, sembari mengulurkan tangannya. Dengan pergerakan cepat Amora langsung menyambut uluran tangan itu, "Amora." ikut tersenyum manis.

Reina melepaskan jabatan tangan terlebih dahulu, ia merasa sudah cukup berjabat tangannya. Ia beralih kembali menatap Arion. "Akhirnya temen gue yang selalu tebar pesona ke cewe-cewe udah punya calon. Eh, kenapa baru calon? Nggak lansung di resmiin aja?" ucap Reina diakhir dengan tawa renyahnya.

"Belum waktunya. Gua mau berjuang dulu lah biar tau rasanya mengejar. Biar nggak ada alasan gua nantinya buat ninggalin dia."

Sungguh, jawaban Arion kali ini mampu membuat Amora merasa beruntung karena dicintai cowok seperti Arion, walaupun memang Arion tipe cowo yang santai, suka gombal, supel dan sikapnya yang friendly tak aneh kalau sekarang ia mempunyai banyak teman. Untuk menutupi rasa bapernya akibat perkataan Arion barusan, buru-buru Amora memukul pelan pangkal lengan cowok itu, "Dasar kang gombal." Seulas senyuman tak mampu dipungkiri dari bibir tebalnya, terlalu menyejukan hati dan telinga soalnya.

"Dia mah bukan kang gombal Mor, emang aja omongan dia tuh terlalu apa adanya. Gue mendukung kalian kok. Dan lu pasti bakalan merasa beruntung karena dicintai cowok kayak Ion."

"Beruntungnya?"

Reina diam sesaat, melihat kearah cowok yang sedang dibicarakan. Cowok itu sedang duduk manis dengan kedua tangannya memujur ke sangahan kursi, satu kakinya melipat dan bertumpu ke kaki satunya sambil bersiul-siul seolah tak mendengar apapun.

"Nggak jadi deh, males gue nanti orangnya kesenengan lagi! Next time aja ya. Nanti juga lo bakal tau sendiri."

"Lanjutin aja kenapa, Rei. Gua biasa aja kali, itung-itung lu promosiin gua di depan cewek gua. Hahah"

"Lo bukan barang! Gua gamau ah promosiin lo, keenakan lu nanti nggak perlu berjuang lagi." Cibir Rein. Perempuan itu memang sudah mengenal betul sikap dan kelakuan Arion.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang