27. Tarik Ulur

103 11 22
                                    

“Aku itu manusia, bukan tali tambang yang bisa kamu tarik ulur seenaknya.”

-Amora Tiffani Putri-

~*~*~*~*~*~*~*~*~

> Mari kita lanjutkan kisah yang sempat terhenti <

! Don’t forget for vote sebelum membaca and comment sesudah membaca !

***

“Allahumaaa Amora ... harus gimana lagi si bangunin kamu!” Mama Shofi membuka pintu kamar putrinya yang kembali pulas setelah shalat subuh.

Diguncang-guncangkan tubuh Amora dengan kasarnya, bermaksud supaya anak bontotnya segera bangun.

“Emuhhhh” Amora merenggangkan seluruh otot tubuhnya yang terasa kaku akibat tidur semalaman.

“Ngulet aja, meleknya ngga,” ketus mama Shofi, “mandi sana, kamu kan hari ini masih sekolah. Liat tuh jam udah mau pukul setengah 7” hardiknya.

Amora bangun dari tidurnya, mengambil posisi duduk tapi masih dengan mata yang terpejam “Ugh ... mah, Amora izin nggak sekolah ya hari ini.”

Mama Shofi mengerinyitkan dahinya “Lah kenapa?” tanya mama Shofi, “kamu sakit” memegang dahi Amora.

Disingkirkan tangan mamanya, “Engga mah, Amora masih ngantuk aja,” sahut Amora dengan entengnya.

Mata mama Shofi membulat seketika, “Enak banget tuh mulut nyautinnya,” sentak mama Shofi, “Gak ada ya ceritanya hari ini kamu nggak sekolah! Pokonya harus sekolah.”

“Huaaa mama mah gitu banget ... selama kelas XII ini kan Amora selalu masuk apapun keadaanya, sekarang Amora minta sekali ini aja nggak masuk. Mau coba rasanya bolos gimana.”

“Terus maksudnya mau kotor-kotorin absen kamu sama kemalesan, gitu?”

“Sekali doang nggak bakal ngaruh apa-apa mah. Ayolahh” rajuk Amora.

Mama Shofi tampak menimbang-nimbang keinginan putrinya, kalau dipikir-pikir emang sejak awal masuk di kelas XII ini hampir tiap hari Amora selalu masuk dan nggak pernah ingin melewatkan satu hari tanpa sekolah, mungkin hari ini anaknya sedang merasakan lelah dengan hari-harinya yang selalu menguras otak.

“Yaudah terserah kamu. Tapi hari ini emang gak ada ujian?”

“Nggak ada mah. Amora jamin deh,” meyakinkan.

Mama Shofi keluar dari kamar putrinya. Baru saja tubuh Amora ingin menyentuh kasur lagi tapi, mama Shofi kembali masuk kedalam kamarnya.

“Eits ... jangan tidur lagi dong, Mor”cegah mama Shofi, mampu menghentikan pergerakannya.

“Lah emang kenapa? Kan Amora nggak sekolah.”

“Enak aja nggak sekolah mau santai-santaian, nggak ada cerita ya.”

“YaAllah mama udah kaya ibu tiri aja. Emang mama mau nyuru Amora ngapain?”

“Jagain dedek Zayn—“

“Dede Zayn, anaknya om Rendra?”
Mama Shofi mengangguk seraya tersenyum senang “Heeh” kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, “hari ini mama, oma, om Rendra, sama kaka mau ke Bekasi—“

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang