1. Ngajak Ribut Terus

852 181 785
                                    

Hai semua :) salam hangat dari aku untuk kalian yang membaca ceritaku ini. Ini adalah cerita pertama yang ku buat, aku mohon di maklumin jika ada kata-kata yang tidak jelas dan jika ada typo hehe.

Happy Reading 🤗

♥♥

'It's time to break'

Audio yang berada di sudut ruangan berbunyi, jam mata pelajaran pertama pun telah usai, digantikan dengan waktu istirahat.

Amora yang sudah selesai mencatat pelajaran pagi ini langsung menyimpan bukunya di dalam tas.

"Huft ... Akhirnya selesai juga." Amora menghela napasnya, kemudian langsung bangkit dari duduknya.

"Eh tungguin gue kek, Mor," pinta Loren, salah satu sahabat Amora.

"Ya udah buruan."

Tidak lama kemudian, seorang cowo berpenampilan urakan dengan baju yang sudah tidak lagi dimasukan bangkit dari duduknya, sehingga membuatnya sejajar dengan Amora.

Amora melihat Langit yang sedang merapihkan buku-bukunya, alisnya mengerinyit heran karena biasanya jika Langit menyelesaikan catatannya dengan cepat pasti ada sesuatu yang tidak beres, dan hal itu membuatnya sontak bertanya.

"Lu udah selesai nyatetnya, Ngit?" tanya Amora menyelidiki.

"Udah lah," jawab Langit, "ke kantin yo!" ajak Langit, mengalihkan pembicaraan.

"Coba gue liat dulu kerjaan lu," pinta Amora.

Dengan sergap Langit langsung mengambil buku catatanya lalu mendekap buku itu.

"Gausah diliat, gua beneran udah selesai ko," cegah Langit.

Amora menyilangkan kedua tangannya di depan dada, sembari memberikan tatapan menyelidiki kepada cowo itu.

"Apa?!" ketus Langit.

"Heh Ngit! Kalo lu emang udah selesai tunjukin aja si, apa susahnya," timbrung Fania.

"Diem lu cot," sahut Langit dengan kasarnya.

"Sttt ... Udah sini gue mau liat!" Rampas Amora, langsung merebut buku itu dari dekapan Langit.

"Kasar banget," celetuk Langit sok imut.

"Bodo!"

Amora membuka buku catatan milik Langit. Awalnya Amora merasa tidak ada masalah karena dari paragraf awal hingga paragraf 2 semua masih tercatat dengan baik. Hingga di paragraf 3 dan seterusnya Amora tidak melihat ada kalimat.

"Apaan nih? Lu belom selesai yak nyatetnya, udah cepetan catet lagi!" suruh Amora, lalu memberikan kembali buku catatan Langit.

"Udaah nanti aja. Gua udah laper banget ini," tolak Langit, "nanti aja pas balik skul, gua ke rumah lu--"

"Ngapain?"

"Mau nyalin yang belom selesai lah. Sekalian ajarin gua matematika ya," jawab Langit seenak jidatnya.

"Hm ... Ya udahlah," sahut Amora setuju.

Menepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang