- 26 -

601 68 7
                                    

Aku tengah memakai kemejaku saat mendengar suara ramai dari kamar Oliver, salah satu pemilik suara itu adalah Allegra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tengah memakai kemejaku saat mendengar suara ramai dari kamar Oliver, salah satu pemilik suara itu adalah Allegra. Tiga hari sudah berlalu sejak pembicaraanku dan Allegra di apartemennya, dan selama tiga hari itu pula interaksiku sangat terbatas dengannya. Minim interaksi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pengakuannya, aku hanya sedang sangat sibuk, itu saja.

Walaupun, tidak menutup fakta bahwa pengakuannya sungguh membuatku kaget, maksudku bagaimana bisa kau menyukai gembong narkoba yang hobinya adalah membunuh orang? Sayangnya, sisi itu tidak dikenal Allegra lebih dulu, ditambah lagi Allegra bisa ada disana karena dijual oleh kakaknya sendiri. Ia tak bisa melakukan apapun selain mencoba beradaptasi dengan keadaannya saat itu.

Aku keluar kamar disaat yang bersamaan dengan Allegra keluar dari kamar Oliver, anak lelakiku langsung berlari menuruni tangga. Lalu aku melirik ke kamar Olivia, pintunya terbuka, pertanda ia sudah turun ke bawah.

"Hei, kau beristirahat dengan baik? Kau sepertinya pulang larut terus" tanya Allegra.

"Yeah, aku dan Alex diminta memantau pergerakan Sebastian jadi aku tidak bisa ke tempatmu"

Lalu senyum manis itu muncul, "Tidak apa apa, kau hati hati okay?"

Aku tersenyum menatapnya lama, "Aku rindu sekali padamu" Aku mendekatkan tubuhku padanya hingga bisa menghirup aroma mawar yang manis itu. Aku mengangkat kedua tanganku dan mengelus pipinya dengan ibu jariku. Hanya ini yang berani aku lakukan. Tidak boleh lebih dari sekedar sentuhan kecil, karena jika aku berani mendaratkan ciuman di bibir itu, aku sangat yakin aku tidak akan bisa berhenti.

"Ayo makan siang bersama, bagaimana?"

"Tentu, aku hubungi nanti?"

Allegra mengangguk, lalu seakan mengerti betapa sulitnya menjaga jarak, ia menarik diri dan menuruni tangga lebih dulu.

"Olivia, letakkan ponselmu dan habiskan sarapanmu"

"Sebentar nenek..." ujarnya sambil menyentuh layar ponselnya, "Ayah, apa sinyal wifi rumah ini terganggu? Lama sekali membuka halamannya"

"Tidak setauku, habiskan sarapanmu Olivia..."

"Tunggu, tunggu... Halamannya hampir terbuka... AAAK! ALLEGRA AKU MENDAPATKAN BEASISWANYA!"

"Beasiswa? Beasiswa apa?" tanyaku cepat.

"Beasiswa kuliah Owen..." ujar Allegra sambil memutari meja makan dan berpelukan dengan anakku. "Selamat Liv, aku tau kau akan mendapatkannya"

"Terima kasih, oh... Aku senang sekali"

Aku menatap anakku yang melompat lompat kegirangan, "Tunggu, kau mengajukan beasiswa?"

Olivia mengangguk, lalu memutari meja makan dan memelukku, "Ayah Tidak perlu lagi khawatir soal biaya kuliahku sekarang. Okay?"

Aku memeluk tubuh ramping yang sangat kencang itu lebih erat, "Entah apa yang pernah aku lakukan sampai bisa memiliki anak yang begitu luar biasa seperti kalian"

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang