- 11 -

651 72 1
                                    

Aku terbangun oleh suara alarm, kali ini aku tidak langsung duduk dan mematikan alarmnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terbangun oleh suara alarm, kali ini aku tidak langsung duduk dan mematikan alarmnya. Suara menyebalkan alarmku kalah oleh aroma jaket yang aku kenakan selama beberapa malam terakhir, aromanya begitu menempel sampai aku bisa merasakan keberadaan pemilik jaket ini disampingku.

Aku tau ini konyol, tapi setiap kali aku melihat jaket ini, aku teringat bisep dan trisep Owen yang tebal. Mengenakan ini saat tidur memberikan efek seakan akan aku dipeluknya, aku bahkan tak mengenakan apapun dibalik jaket ini untuk memperdalam halusinasiku.

Tuhan, aku sungguh memalukan sekali.

Membayangkan dipeluk oleh lelaki dengan tubuh sebsar itu, yep... Aku bisa bilang ia tipeku.

Waw, aku bahkan tidak sadar aku memiliki tipe laki laki. Dan... Dia single. Well, sebenarnya single atau tidak aku tidak akan mau menggodanya. Maksudku ia lelaki yang sangat baik, sopan... Aku tidak paham apa yang membuat istrinya pergi dari rumah, tapi yang jelas aku tidak akan berani menggoda laki laki seperti itu. Owen terlalu baik... Sangat baik sampai aku  merasa tidak pantas bersanding dengan Owen. Jujur saja, sejak aku tau istrinya pergi dari rumah aku beberapa kali membayangkan kami memiliki hubungan. Tapi lalu bayangan itu hilang oleh rasa insecure-ku karena aku merasa tak pantas untuknya.

Aku bangkit dan mematikan alarmku, lalu meneguk air disamping ponselku. Langit tampak terang dan matahari bersinar terang, cuaca yang tepat untuk berolahraga di taman.

Tak lama terdengar getar dari ponsel bututku, sebuah pesan masuk dari Lukas.

Aku ada meeting sampai siang, datang saja ke kantorku pukul 2. Kita akan pergi setelahnya.

Aku tersenyum, dengan cepat membalas pesan Lukas.

Sampai jumpa nanti Warren.

Aku meletakkan ponselku dan bersiap untuk olahraga.

Aku biasa mengelilingi taman kota sambil berlari. Matahari yang semakin tinggi, membuat tubuhku yang sudah panas oleh kardio terasa semakin panas. Aku berhenti berlari dan mulai berjalan cepat sambil kembali mengatur nafasku.

Lalu tiba tiba seseorang menyalipku, ia berbicara tapi karena aku memakai earpiece dan musik yang diputar cukup kencang aku tak mendengarnya.

"Olivia! kau disini sendiri?" tanyaku cepat sambil mencabut penyumpal telingaku.

"Dengan Oliver dan nenekku..." jawabnya cepat, aku menoleh ke belakang ternyata aku sudah memasuki area hutan "Mereka di taman depan, aku mengikutimu kesini"

Kami mulai berjalan cepat melintasi hutan kota "Oh, maaf. Musikku cukup kencang tadi"

"Larimu cepat juga" balasnya "Hei, mengapa kau tidak mengajakku saat makan bersama Ayahku?"

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang