- 4 -

919 85 6
                                    

5 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 tahun kemudian

"Okay, kita sampai" ujarku saat menghentikan mobil di depan gerbang sekolah Olivia.

"Thank you daddy..." ia melepaskan sabuk pengamannya dan mengecup pipiku lama dan memeluk leherku erat. Semakin hari pelukannya terasa lebih erat setiap kali aku mengantarnya sekolah, seolah ia takut aku meninggalkannya. "Kau akan pulang larut?"

"Aku, aku belum tau sayang" jawabku sambil mengingat ingat pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini.

"Kabari aku jika kau pulang telat okay?"

Akhir akhir ini aku merasa akulah si anak remaja dan Olivia adalah ibu yang posesif. Pernah sekali, aku pulang pukul 2 pagi dan kulihat ia tertidur di kasurku, matanya sembab dan bantalnya basah. Ia takut aku pergi meninggalkannya seperti Rachel meninggalkan kami. "Yes, Ma'am..." ujarku sambil memberikan hormat.

Gadis cantikku tertawa, ia diam lama. Aku bisa melihat air mata mulai berkumpul di pelupuk mata. Lalu ia langsung membuka pintu dan menutupnya. "Bye, daddy..."

Aku melambai dan mengendarai mobilku lagi, melanjutkan perjalanan ke kantorku.

5 tahun bukanlah waktu yang sebentar dan tetap... Rasa takut terus menghantui kami. Sampai sekarang aku tak pernah tau pasti alasan yang membuat Rachel pergi. Asumsiku adalah karena anak keduaku terlahir autis, dan mengurusnya adalah hal yang berat dan ia menyalahkanku dengan keadaan anakku.  Menuduhku yang membuatnya stres selama hamil karena aku selingkuh dengan Sarah. Aku bersumpah aku tidak memiliki hubungan dengan siapapun selama menikah, jika Rachel merasa tidak nyaman dengan rekan kerjaku ia cukup bilang, aku dengan suka rela akan menjauhi siapapun yang ia minta.

Rachel adalah cinta pertamaku, kami bertemu di Sekolah. Ia sangat cantik sampai aku tidak sanggup mengajaknya bicara, jadi saat sekolah kepolisianku selesai, aku punya cukup uang dan pekerjaan yang mapan aku langsung menikahinya. Kami bahagia, sangat. Setidaknya itu yang selalu Rachel katakan, aku tak menyangka ia akan benar benar pergi meninggalkan kami.

"Selamat pagi detektif Hardy" sapa setiap orang yang melewatiku, aku menyapa mereka balik. Aku berjalan melewati lorong ramai dan memasuki ruangan yang kini kubagi dengan rekan detektifku, Alex Robbins. Ia sudah sampai dan tengah membaca berkas.

"Robbins, apa itu berkas Sebastian Negredo?"

"Yep, sayangnya ini diluar area kita. Ini areanya dan ia akan lepas begitu saja..."

Aku duduk di kursiku "Dia sungguh sungguh punya banyak kaki tangan" aku meneguk kopiku dari tumblr. "Baiklah aku akan mencoba berbicara lagi dengan keluarga korban"

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang