- 12 -

656 81 5
                                    

Aku turun dari lantai atas sambil menatap ponselku, lebih tepatnya di kolom chatku dengan Allegra yang satupun tak dibalasnya sejak Sabtu kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku turun dari lantai atas sambil menatap ponselku, lebih tepatnya di kolom chatku dengan Allegra yang satupun tak dibalasnya sejak Sabtu kemarin. Margareth yang memberikan nomor ponselnya untukku karena Allegra yang mengurus Rebecca, tapi ia tidak membalas satupun pesanku. Awalnya aku menanyakan soal Rebecca, aku mengirimkan pesan beberapa kali. Sampai soal Olivia yang cerita ia bertemu Ale di hari Sabtu, tapi aku baru mengatakan itu di pesan malamnya. Selama akhir pekan aku terus mengecek pesanku, aku sampai mengecek apa jaringanku bermasalah. Tapi memang ia tak membalas pesanku.

"Owen..." Panggil ibuku, ia meletakkan kopi di meja. Aku mendekatinya dan duduk sambil menyeruput kopi itu. "Aku meminta Allegra untuk mengasuh Oliver"

Aku yang tengah menelan kopi itu sangat kaget sampai menyemburkan kopi di mulutku dan terbatuk batuk, ibuku tertawa sambil mengulurkan tissue "Mama, yang benar saja? Kau baru bertemu dengannya"

Ia masih tertawa, tangannya mengelap noda kopi di kemejaku "Dia tampak ramah, dan tampak familiar."

"Ia menerimanya?"

Ibuku tertawa lagi "Tentu tidak" ia menghela nafas "Aku sudah terlalu tua untuk Oliver. Anak anakmu menyukainya. Kau pun menyukainya. Aku tak menemukan alasan yang menghalanginya untuk menjadikannya tutor Oliver"

"Atasannya mungkin tidak akan melepasnya"

"Itulah mengapa aku akan menemuinya hari ini."

"Mama kau serius?" tanyaku cepat.

Ibuku tertawa lagi, ia meletakkan tangannya di pipiku "Kau harus melihat ekspresimu tadi"

"Mama..." ujarku malu sambil melepaskan tangannya dari pipiku. Merasa tertangkap basah karena terlalu gembira.

"Kau lebih banyak tersenyum akhir akhir ini"

Aku langsung bangkit dan meninggalkannya, tidak mau mendengar teori yang sama selama beberapa hari terakhir ini. Aku meletakkan gelas kopiku di wastafel. "Aku masih sama saja mama..." aku menatap ke arah tangga "Olivia, ayo turun..."

Tak lama terdengar suara kencang, anak gadis cantikku muncul membawa 2 tas. Satu tas sekolah dan satu tas olahraganya.

"Nenek, aku akan membekal sarapanku saja. Aku ada tugas yang harus aku diskusikan dengan temanku"

"Okay, princess..." ujar ibuku, ia memasukkan roti ke dalam wadah juga sekotak susu. Lalu kami pamit berangkat.

Sepanjang perjalanan aku terus menerus menatap ponselku setiap memiliki kesempatan, sampai tiba tiba layar ponselku menyala.

"Ayah, Allegra menelfon... Halo Allegra..." Olivia langsung menerima sambungan telefon dari Allegra.

"Oh, hai Olivia. Apa ayahmu ada?" suaranya terdengar dari speaker mobil yang langsung terhubung melalui bluetooth ke ponselku.

"Hai Allegra, aku sedang mengendarai mobil. Ada apa?"

"Hei, Owen. Maaf aku tidak membalas pesanmu akhir pekan kemarin. Aku agak sibuk..." ujarnya diikuti dengan tawa canggung.

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang