- 23 -

563 75 11
                                    

Aku terbangun oleh suara alarm mobil diluar, meski langit sudah terang tapi alarmku belum berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terbangun oleh suara alarm mobil diluar, meski langit sudah terang tapi alarmku belum berbunyi. Semalam ranjangku terasa lebih hangat dari biasanya, lalu sayup sayup terdengar suara dengkuran halus. Aku menoleh dan melihat Owen tengah tidur memeluk bantal menghadapku.

Semalam ciuman terakhir kami tidak berkembang kemana mana, Owen menarik diri dan mendekapku. Aku tidak keberatan karena itulah yang sedang sangat aku butuhkan. Rasa nyaman dan aman dari pelukan Owen.

Aku menyusuri wajahnya dengan jariku, bulu matanya sangat panjang hingga menyentuh pipinya, hidungnya mancung dan lurus, bibirnya tipis dengan garis yang tegas dan rahangnya dihiasi bintik bintik bulu yang baru tumbuh.

Setelah ciuman kami selesai tadi malam, kami bertukar cerita mengenai pengalaman tidak mengenakkan saat kencan. Makin malam, obrolan semakin seru tapi mata kami terasa berat. Lalu kami mengobrol sambil menutup mata, lalu aku tak dapat mengingat sisanya.

Aku hendak bangkit, lalu tersadar salah satu lengan Owen menimpa perutku di dalam selimut. Aku meraba lengannya yang hangat, lalu beralih ke jemarinya yang besar dan kasar. Aku mengelus kulit kasar itu dengan ibu jariku dan melihat bagaimana tanganku begitu kecil jika disandingkan dengan tangannya, jari tengahku hanya seukuran jari kelingkingnya.

Lalu Owen bergerak, aku menoleh dan ia memicingkan matanya menatapku sambil mengangkat kepalanya. Mencoba beradaptasi dengan cahaya pagi yang menerobos jendela tanpa filter apapun.

"Oh, aku ketiduran ya?"

Aku tertawa, "Ketiduran? Kau yakin bukannya dengan sengaja tidur disini?"

Owen tersenyum dan menidurkan kembali kepalanya di bantal, mata sipitnya menatapku. "Yeah, aku rasa aku sengaja melakukan itu".

What. Am. I. Get. My self. Into.

Tanyaku pada diri sendiri saat menatap kedalam mata hijaunya.

Aku menyibakkan selimut dan bangkit, lalu memungut jubah tidurku dan berjalan ke dapur, menyiapkan kopi sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya.

Owen jelas bukan laki laki pertama yang berhubungan seks denganku, tapi ia lelaki pertama yang menghabiskan malam bersama dan hanya tidur. Literally, hanya tidur. Dia bahkan tidak menggodaku, tidak mencoba mengajak berhubungan seks. Ia hanya memelukku, membuatku merasa aman dan tenang.

"Ale? Kau sedang apa?" tanyanya, setelah kudengar suara resleting.

"Kopi, kau terbiasa minum kopi kan?" tanyaku menoleh sejenak ke arahnya yang sedang mengenakan kembali kemejanya.

Lalu kudengar suara langkah mendekat, "Ale, kau melakukannya lagi"

Aku menoleh cepat, "Melakukan apa?"

"Menghindariku..."

Aku menghentikan gerakan tanganku yang sebelumnya tengah menuangkan kopi bubuk instan ke gelas.

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang