- 37 -

480 70 18
                                    

Aku terbangun oleh suara di dapur dan langsung bangun ke posisi duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terbangun oleh suara di dapur dan langsung bangun ke posisi duduk.

"Maaf... Aku tidak bermaksud membangunkanmu" ujar Lukas dari arah dapur.

Aku menggosok mataku, dentuman di dalam kepalaku terdengar kencang tapi aku masih cukup kuat menahannya.

"Tidak apa apa, aku harus bangun juga. Harus bekerja" Aku meraih ponselku dan menemukan banyak panggilan masuk dari Owen yang sengaja aku abaikan sejak semalam.

Ya, aku melakukannya dengan sengaja dan aku punya 2 alasan yang jelas untuk melakukannya.

Pertama, ia tak mengatakan apa apa soal rujuk dengan Rachel, ia malah terus bertanya aku dimana dan protes saat aku bilang aku akan bermalam di tempat Lukas, sungguh munafik. Tidakkah ia merasa ia harus menjelaskan sesuatu padaku terlebih dahulu?

Kedua, saat kami bicara di telfon aku bisa mendengar Rachel memanggilnya 'Babe'.

Oh, yang kedua ini seperti konfirmasi dari seluruh persepsi negatif yang aku coba arahkan menjadi positif. Saat ini aku sungguh - sungguh tidak bisa berpikir positif.

Mereka akan benar benar rujuk ya kan?

Aku menoleh ke arah Lukas yang mendekat, ia membawakan segelas jus berwarna hijau padaku. Aku menerimanya sambil menebak - nebak isinya.

"Haruskah aku percaya kau tidak memasukkan sayuran aneh ke dalam sini?"

Lukas tertawa sambil duduk di sofa lain, "Hei kita tidur di satu ruangan yang sama dan pakaian kita masih lengkap di pagi hari. Tidakkah agak terlambat jika kau mau membahas soal kepercaaan sekarang?"

Aku tertawa kecil, benar juga.

Semalam aku memutuskan untuk bermalam di apartemen Lukas, tidur di sofa lebih tepatnya. Aku memilih bersamanya dibanding sendirian di apartemenku dan sibuk dengan pikiranku sendiri. Kami mengobrol sampai larut, sambil meneguk Whiskey, hingga akhirnya aku terlalu lelah untuk mengobrol dan tertidur di sofa. 

"Kau serius mau bertemu Owen? Kau tampak marah sekali semalam"

"Sekarang pun aku masih marah" ujarku meneguk habis jus di gelasku, "Enak juga, jus apa ini?"

"Kale, tomat, perasan lemon dan mint. Masih ada di dapur jika kau mau"

Aku berjalan ke dapur sambil menenteng gelas, "Aku sangat butuh ini" lalu menuangkan seluruh isi wadah juicer ke dalam gelas dan meneguknya. "Apa yang akan kau lakukan hari ini?"

Lukas meletakkan gelasnya yang setengah penuh di meja, "Serah terima berkas dan packing"

Aku mengerutkan keningku, "Tunggu, kau akan pergi?"

Lukas mengangguk, "Ya, nanti malam aku akan kembali ke Swiss"

"Nanti malam? Kau serius?" pekikku.

IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang