Aku baru selesai mandi saat aku mendengar suara ramai dari bawah, aku yakin dari dapur. Jelas bukan Allegra, karena aku tau ia tidak akan seberisik itu saat memasak. Juga bukan ibuku, karena saat melihat Rachel tadi malam, ia memilih langsung menempati kamar di Panti Jompo.
"Aku tidak mau jantungku sakit karena mendengar kalian berdebat," begitu katanya semalam sambil menenteng tas duffel ke dalam Uber.
Yeah, mama ada benarnya. Aku tak ingin kepalanya pusing mendengar kami yang tak bisa menahan diri untuk membentak satu sama lain.
Kepalaku sudah sakit dengan hanya membayangkannya.
"Hei, kau sudah siap?" aku langsung menoleh saat mendengar suara Allegra di pintu, aku mengangguk.
"Maaf ya, kau pasti merasa canggung," Aku menghela nafas sambil berjalan ke arahnya. "Aku tidak tau ia akan begitu memaksa menginap tadi malam."
"Aku baik baik saja" ujarnya masih tersenyum, "Kau seharusnya mengkhawatirkan Olivia"
"Yeah, ia ada di kamarnya?"
Allegra mengangguk, "Sebaiknya kau menemuinya sebelum berangkat kerja," aku mengangguk, "Dan satu lagi..." Aku berjalan mendekati Allegra dan menggenggam tangannya, "Sebaiknya malam ini aku pulang saja ke apartemen"
"Allegra, jangan begitu..."
"Owen, aku baik baik saja. Aku tidak merasa keberatan sama sekali dengan Rachel disini. Tapi aku tidak yakin ia tidak keberatan, aku tidak mau membuatnya marah dan membuat anak anak tidak nyaman. Aku harap kau mengerti"
Aku mengecup kepalanya lalu memeluknya, "Maaf keadaannya jadi begini"
"Tidak apa apa" balasnya sambil berjinjit dan mengecup daguku, "Lukas kembali dari Swiss pagi ini, aku akan menengoknya nanti malam"
"Kau yakin? Maksudku kau masih merasakan sakit dari lukamu dan semalam agak terbuka sedikit ya kan?"
Allegra memelukku lebih erat, "Aku baik baik saja", lalu Allegra memicingkan matanya, "Kau tidak cemburu kan?"
Aku menghela nafas, "Sedikit"
Allegra tertawa kecil, "Apa? Serius kau cemburu?"
"Maksudku siapa yang tidak ya kan? Lukas masih muda, sukses, tidak memiliki anak dan aku sangat yakin ia menyukaimu"
"He might be young, but i like a much older man" ujarnya pelan.
Senyum langsung mengembang di wajahku, "Oh, really?" Aku menunduk untuk mengangkat kedua kakinya. Seakan saling memahami, Allegra pun melingkarkan kakinya ke pinggangku, begitu pun tangannya yang bersandar diatas bahuku. Aku menendang pintu agar menutup sebelum berjalan menuju tengah ruangan kamarku.
"Yeah, terutama yang memiliki anak..." Aku menidurkannya di ranjangku dan mengecup bibirnya, "Karena aku tau aku tidak akan bisa memberikannya anak..." Aku hendak mengecup bagian dadanya yang tak terlapisi pakaian, tapi aku berhenti saat ia mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwined
RomanceSaat Allegra Martinez yang bekerja sebagai wanita panggilan bertemu Oliver dan Olivia, ia tak menyangka akan menerima banyak kejutan. Termasuk kejutan yang muncul dalam bentuk lelaki sopan, matang dan ternyata ayah dari kedua anak itu. Owen Hardy te...