Jam pulang sekolah sudah berbunyi banyak murid berhamburan untuk segera pulang dan mengistirahatkan tubuh mereka.Seperti hal nya dengan Harsya yang selalu bersemangat jika sudah mendengar bel pulang sekolah berbunyi.
"Yeyy akhirnya pulang."teriak Harsya di dalam kelas.Sedangkan murid lain yang melihat Harsya berteriak sudah terbiasa dengan suara nyaringnya.
"Sya,bisa nggak sih nggak usah teriak."kesal Zeyna.
"No,no,no,seorang Harsya kalau diam aja berarti bukan Harsya dong."
"Ckk,udah yuk keluar jangan senyum-senyum aja lo."decak Zeyna.
"Siap beb,oh iya lo kan tadi berangkat sama taksi online mau gue anterin pulang nggak?"
"Nggak,Zey pulang sama gue."sebelum Zeyna menjawab pertanyaan Harsya seseorang sudah menjawabnya terlebih dahulu.
"Apaan sih lo,orang gue tanya Zeyna."kesal Harsya.Seorang tersebut hanya mengabaikan Harsya dan beralih menatap Zeyna dengan tatapan lembut.
"Zey,pulang bareng aku ya?"tanya orang tersebut sambil menggenggam tangan Zeyna.
"Tumben,mana tuh si ulet bulu?biasanya selalu ngintilin lo kan?"tanya Harsya dengan nada mengejek.
"Siapa yang lo maksud dengan ulat bulu?"ucap Rayn pada Harsya dengan nada menahan amarah.Dirinya paham siapa yang dimaksud ulat bulu sama Harsya,bukan hanya paham tapi sangat paham.Kenapa semua orang seperti tidak menyukai kehadiran Vanessa teman dekatnya?padahal dia termasuk ramah dan baik pada sesmua orang.
"Ckk udahlah gue lagi males berantem,oh ya Zey lo jadi pulang sama siapa?"
"Duluan aja sya."
"Yakin nih gue tinggal?"tanya Harsya sedikit tak yakin.Dan Zeyna hanya mengangguk sebagai jawaban.Hal itu membuat Harsya menghembuskan nafasnya.
"Yaudah kalau gitu gue duluan ya."setelah mengatakan itu,Harsya segera pergi menuju parkiran.Sedangkan Zeyna kembali menatap Rayn dengan tatapan rindu,kesal,dan marah.Entahlah sekarang perasaannya campur aduk.
"Tumben kamu gak pulang sama Vanessa."tanya Zeyna dengan raut wajah datarnya.
"Aku udah bilang sama dia kalau aku mau nganter kamu pulang Zey."jawab Rayn dengan senyuman manis di wajahnya.
"Bahkan untuk nganter pacarnya pulang harus izin ke sahabatnya ya?lucu nggak sih bukannya harusnya kebalikannya."ucap Zeyna dengan air mata yang membendung di matanya.
"Zey,bukannya gitu aku cuma menghargai dia aja udah itu aja."
"Tapi setelah antar aku pulang kamu masih mau jalan kan sama dia?iya kan?kalau kamu bisa menghargai dia sebagai sahabat kamu tapi kenapa kamu nggak bisa hargain aku sedikit saja sebagai pacar kamu?aku lelah Rayn,kamu selalu mentingin dia daripada aku."tanya Zeyna dengan aliran air mata yang mengalir dipipinya.
Rayn yang melihat Zeyna menangis membuat hatinya terasa tercubit.
"Sayang dengerin aku,iya aku emang mau jalan sama Vanessa.Tapi,aku nanti juga mau bilang ke dia kalau mulai besok aku mau banyak luangin waktu buat kamu,dan jika kamu tanya aku selama ini bahagia apa enggak tanpa kamu?jawabannya enggak Zey,aku juga sama tersiksanya sama kamu harus menahan rasa rindu yang semakin hari semakin besar.Tapi,aku bisa apa?aku juga harus menjaga Vanessa disini buat balas utang budi aku ke dia.Dan yang kamu harus tahu,hati dan raga ini masih jadi milikmu bukan orang lain."jelas Rayn dengan tatapan sendunya.
"Maafin aku ya?aku tahu aku salah tapi aku mohon sama kamu untuk terakhir kalinya izinin aku buat bicarain ini sama Vanessa,dia orang yang baik pasti dia ngertiin kita,setelah semua selesai kita akan bahagia kembali seperti sebelumnya ya meskipun nanti bakal ada waktu buat Vanessa tapi aku akan ajak kamu biar kamu nggak cemburu lagi."jelas Rayn.
"Hiks..hiks...hiks...maafin aku udah buat kamu kesiksa,apalagi sebelumnya aku juga cuekin kamu."tangis Zeyna sambil memeluk badan tegap Rayn.
"Udah sayang jangan nangis,kamu nggak salah kok semua yang kamu lakuin itu benar,dengan kamu cemburu sama kedekatan aku sama perempuan lain membuat aku semakin yakin kalau kamu cinta sama aku."ucap Rayn sambil mengusap air mata gadis yang ia sayangi.
"Yaudah sekarang pulang yuk?mau kan aku anterin?"Zeyna hanya diam merenung tanpa menjawab pertanyaan Rayn.
Rayn yang melihat Zeyna diam hanya menghembuskan nafasnya.
"Yaudah kalau kamu nggak mau aku nggak akan maksa kamu,kamu mau aku pesenim taksi aja?"tanya Rayn sambil memegang pundak Zeyna.
Setelah mendengar penjelasan Rayn,Zey menjadi merasa bersalah jika tidak menerima ajakan untuk pulang bersama.Untuk kali ini dia harus menurunkan egonya demi kelancaran hubungan mereka.
"Ahh enggak usah,aku mau kok pulang bareng kamu."jawab Zeyna cepat.Rayn yang mendengar jawaban Zeyna langsung tersenyum senang.
"Jadi,kita baikan kan?"tanya Rayn.
"Iya kita baikan,yaudah yuk pulang."jawab Zeyna sambil tersenyum.
Setelah beberapa menit menempuh perjalan dari sekolah menuju kembali ke rumah,akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah Zeyna.Dan Zeyna pun segera turun dari atas motor.
"Yaudah gih pulang,ngapain masih disini?"canda Zeyna pada Rayn.
"Ngusir nih?"
"Katanya setelah ini mau anterin dia jalan."ucap Zey sambil mengerucutkan bibirnya.
"Udah ah jangan cemberut gitu,aku nggak bakal aneh-aneh kok janji.Lagian aku cuma mau nemenin dia jalan setelah itu pulang."
"Iya aku tahu kok,yaudah nanti hati-hati ya bawa motornya jangan kebut-kebutan."
"Kalau gitu aku pulang ya,bye gadisnya Rayn."goda Rayn pada Zeyna.
"Apaan sih udah sana."ucap Zeyna sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
"Iya-iya,setelah ini kamu juga harus makan dan istirahat."nasehat Rayn pada Zeyna.
"Siap bos."setelah mendengar jawaban Zeyna dirinya hanya terkekeh.
"Yaudah aku pulang duluan."Ucap Rayn sambil mengusap kepala Zeyna.Setelah itu dirinya pergi untuk kembali ke rumah berganti pakaian dan pergi lagi ke rumah Vanessa.
5 Januari 2020
Aku lagi nggak tahu mau bilang apa.Jadi,aku cuma mau bilang ini aja......
Jangan lupa tinggalkan votenya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrepentirá
Teen FictionSemua orang mengatakan bahwa waktu akan menunjukkan kebenaran dan kejujuran. Sepasang mantan kekasih mengharapkan waktu tersebut segera datang untuk mengungkap kebenaran atas kehidupan masa lalunya. Dimana laki-laki yang kembali dengan penyesalannya...