Part 40

23 4 0
                                    

Rayn terlihat termenung di balkon kamarnya ditemani dengan langit yang nampak gelap tanpa adanya kemerlap bintang maupun bulan yang menyinarinya. Suasana sangat terlihat mendukung jika dilihat dari apa yang dialami oleh pemuda tampan tersebut.

Jam menunjukkan waktu hampir tengah malam, namu tidak ada tanda-tanda Rayn ingin memenuhi bahkan menjalankan perintah yang dikatakan Liam siang tadi.

"gue yakin semua yang gue liat itu bener dan gue gak butuh penjelasan dari siapapun, sekalinya salah maka dia tetep salah dimata gue." kata Rayn dengan suara kecilnya.

Dirinya kembali merenung ketika mengingat moment kebersamaan bersama Zeyna, dari dirinya yang mulai mengejar Zeyna kembali sampai disaat sekarang dirinya sangat membenci wanita tersebut.

Disisi lain terlihat pemuda lainnya mengendarai motornya menuju rumah yang sudah ia anggap sebagai teman atau bahkan lebih???

Sesampainya di depan rumah tersebut, dirinya melihat seorang laki-laki berumur yang sedang mengangkat beberapa koper ke dalam bagasi. Dirinya panik ketika dari arah pintu melihat perempuan dengan dress warna pink berjalan menuju mobil yang ia lihat sudah dipanaskan.

"ZEYNA!!!" Gavin teriak untuk menghentikan Zeyna yang ingin masuk ke dalam mobil. Zeyna yang mnedengar namanya dipanggil menoleh ke arah gerbang depan yang memang sudah terbuka.

"Gavin? kamu ngapain kesini?" tanya Zegna dengan raut muka bingung. Gavin yang melihat Zeyna seperti berbicara dengngannya segera turun dari motornya dan berlari cepat menuju Zeyna.

"Lo mau pergi?" sarkas Gavin dengan muka panik. Sedangkan Zegna seketika terdiam.

"Ya." jawab singkat Zeyna.

"Kenapa? Kalau lo pergi terus gue gimana Zey? Siapa yang mau jadi temen gue selain lo? Siapa yang mau dengerin curhatan gue selain lo? Dan siapa yang bakal jadi tempat bersandar gue kalau lo pergi? Yaaa gue tau kalau kita baru aja ketemu tapi gue udah terlanjur nyaman sama lo Zey, dan gue..." ucapan Gavin terpotong ketika Zeyna memilih menggenggam tangan Gavin yang terlihat gemetar.

"Heiii Gav tenang dulu okeey? kamu gak boleh cemas, liat tangan kamu jadi gemeteran. Aku bakal jawab semua pertanyaan kamu ketika kamu udah ngerasa tenang." Zeyna berusaaa berbicara sekalem mungkin. Setelah melihat Gavin tenang dirinya baru menjawab pertanyaan dari pria dihadapannya saat ini.

"Kita masih bisa temenan meskipun jarak jauh Gav, apalagi di zaman yang dimana teknologi sudah sangat canggih. Jadi, kamu gak perlu terlalu khawatir kalau aku bakal ngejauh. Semisal kamu butuh teman,sahabat, ataupun saudara untuk dengerin cerita kamu, aku siap. Bahkan kalau kamu mau cerita apapun setiap harinya aku usahain bakal tetep ada buat kamu."

"Tapi, kita gak bakal ketemu lagi." lirih Gavin. Saat ini dirinya benar-benar takut kehilangan kebahagiaan kecil yang telah ia dapat.

"Mungkin iya, tapi takdir gak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Aku yakin kita tetep bakal bisa ketemu nanti setelah aku sendiri bisa sukses begitupula dengan kamu, bisa kan?" Gavin terdiam mendengarkan penjelasan Zeyna.

"Lagian apa kamu gak malu berteman sama pembunuh?" canda Zeyna dengan senyuman mirisnya.

"NO, lo gak boleh bilang gitu. Gue percaya dan juga yakin lo gak mungkin lakuin hal sekeji itu." tekan Gavin.

Zeyna yang mendengar perkataan Gavin hanya bisa meratapi nasibnya. Kenapa Rayn tidak bisa seperti Gavin yang terlihat sangat mempercayainya. Disaat posisi Rayn lebih tinggi dibanding Gavin seharusnya yang bisa percaya pada dirinya adalah orang terdekatnya.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu? disaat pacar sorry maksudnya mantan aku gak percaya sama sekali denganku?"

Gavin terdiam dan tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Akan ada waktunya ia mengungkapkan semuanya.

"Karena Zeyna yang gue tau berhati lembut dan suka menolong orang. Jadi gak mungkin dia tega nusuk orang apalagi temen sekelasnya, bener kan Zey?"

"Udahlah gak usah dibahas, oh iya nanti habis ini aku kirim nomor baru aku ke kamu. Dan aku minta tolong kangan pernah kasih nomor aku ke siapapun termasuk sahabat aku. Saat ini cuma kamu sama keluarga aku yang punya nomer baru aku."

"Kenapa lo ngasih nomer lo ke gue?"

"Karena aku tau kamu butuh aku, jadi menurutku gak masalah."Gavin tersenyum tipis mendengar pernyataan Zeyna.

"Thanks Zey, emmm kalau lo ngijinin apa gue boleh tau lo mau pergi kemana?"

"Buat apa kamu tau?"

"Ma...af kalau kamu gak nyaman aku gak bakal nanya lagi." Gavin menundukkan kepalanya merasa bersalah karena bertnya lancang.

"Hei aku cuma nanya gak perlu seperti itu, aku pergi ke korea untuk melanjutkan studi dan hidup baru disana, jadi kalau kamu mau nyusul nanti kabarin aja." jelas Zeyna.

"Beneran? Jadi, gue boleh samperin lo?" Ucap Gavin dengan girang.

"Yaa tapi aku punya syarat."

"Apa?"

"Masing masing dari kita sukses dulu baru boleh ketemu,deal?"  ucap Zeyna dengan mengulurkan tangannya

"Oke deal." Jawab Gavin sambil menyambut uluran tangan Zeyna.

Sedangkan kedua orang tua Zeyna daritadi terdiam melihat orang yang terlihat asing dimata mereka sedang berbicara dekat dengan putri mereka.

"Kamu siapa?" Tanya papa Zeyna penasaran.

"Maaf om,tante sebelumnya karena tidak menyapa. Saya Gavin emm temen baru di sekolah Zeyna." Ucap Gavin dengan sopan.

"Jadi, kenal Rayn juga?" ganti tanya bunda Zeyna.

"Mungkin kenal tapi kita gak terlalu akrab tante."

"Bilangin sama dia jangan pernah nampakin wajah dia kehadapan keluarga ini. Berani-beraninya dia melukai hati anak kesayangan saya. " Papa Zeyna berbicara dengan emosinya.

"Ahh iyaa om akan saya sampaikan, kalau begitu saya pamit duluan om, tante, dan Zey gue harap lo gak lupain semuanya." Zeyna hanya membalas dengan senyuman tipisnya.

Setelah itu,Gavin kembali ke motornya untuk segera pergi dari kediaman rumah Zeyna.

"Pa,ma, ayo pergi!!!" setelah itu ketiganya memasuki mobil untuk menuju bandara. Zeyna yang duduk di depan tepat samping sopir memandang ke arah luar dimana sekarang dia melewati rumah Rayn yang terlihat gelap karena waktu yang menunjukkan tengah malam.

"Selamat tinggal dan maaf." (lirih Zeyna dalam hati).















Update temen temen....
Maaf gak bisa buat story' dengan feel yang bagus 🙏🙏😭

Terimakssih buat yang sudah mau baca dan like post bagian ini🙏🙏

Happy reading.....

ArrepentiráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang