Part 37

34 2 0
                                    

Tak terasa pagi telah datang kembali dengan sinar sunrise yang begitu cerah dan menawan. Jam menunjukkan pukul 05.30, dimana semua orang mulai menjalankan aktivitasnya masing-masing.

Begitu pula dengan gadis cantik dengan senyum manisnya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Meskipun masih terasa pagi, gadis itu memulai harinya dengan semangat yang membara. Dimana mulai hari ini dirinya akan memulai lembaran baru dari hal pertemanan maupun percintaan.

"hufttt today im coming!!! semangat zeyna!!" ucap seorang gadis untuk dirinya sendiri. Yaa gadis yang menyemangati dirinya sendiri adalah Zeyna. Setelahnya, Zeyna segera turun untuk pergi sarapan dengan keluarganya.

"Pagi pa." sapa Zeyna tak lupa dengan senyum manisnya pada laki-laki yang duduk di depan seberang meja makan.

"Morning sayang, tumben udah siap?" balas papa Zeyna sambil menyuapkan sesuap makanan yang telah disajikan.

"Hehehe gakpapa sih pa, lagi seneng aja. Oh iyaa mama mana? kok gak keliatan?" tanya Zeyna dengan kepala menoleh ke kanan kiri guna mencari mamanya yang heboh.

"husssh kamu kira mama setan gak keliatan?" gurau papa Zeyna.

"Ehh bu...kan g..itu  maksud Zey papa, lagian ini masih pagi dan mama yang biasanya stay di dapur dan layanin papa, tiba-tiba gak ada. Jadi, Zey heran saja."

"Mama mu balik lagi ke pasar katanya ada bahan yang ketinggalan, disuruh tungguin papa malah gak mau biar barengan perginya, jadi yaudah gimana lagi." jelas papa Zey.

"Oohhh yaudah kalau gitu Zey pamir ke rumah Rayn dulu ya pa, nanti bilangin mama Zey berangkat sama Rayn ke sekolah." dengan mengulurkan tangan kanan dan meraih tangan papanya dan menempelkan pada dahinya Zeyna berniat pamit.

"Iyaa hati-hati sayang, bilang sama Rayn jangan ngebut naik motornya.

"Siap komandan." Jawab Zeyna dengan tangan sebagai tanda hormat.

"Oh iya satu lagi, bilang sama Rayn kalau dia berani-beraninya sakitin anak papa yang paling manis ini untuk berhadapan langsung sama papa dan jangan sampai bikin anak papa nangis, paham sayang?" Tegas papa Zey.

"Iyaa pa Zey akan sampai in pesen dari papa, kalau gitu sekali lagi Zey pamit yaa paa." setelah mengucapkan hal tersebut, Zey berlari menuju rumah tetangganya atau bisa disebut pacarnya mungkin.

Sesampainya depan rumah ber cat putih dengan gerbang hitam tersebut, dirinya melihat Rayn yang sedang memanaskan motor hitam kesayangannya.

"Hai sayangnya baby zey." sapa riang Zeyna pada Rayn setelah berlari dari rumah menuju kediaman pacarnya.

"By kenapa lari sih kalau ada batu terus kamu kesandung dan jatuh gimana? bisa gak sih sekali aja jangan bikin aku khawatir!!" Ucap Rayn dengan raut muka khawatir dan cemas melihat kelakuan gadisnya.

"Isshh dibelain kesini pagi-pagi karena kangen, malah diomelin." gerutu Zeyna, namun karena pendengaran Rayn yang tajam membuatnya mendengar gerutuan dari gadis dihadapannya.

"Aku gak berniat marah atau kesel sama kamu by, tapi kamu nya yang buat aku jadi khawatir kalau lari-lari kaya gitu. Lain kali kalau mau kesini jalan aja gak usah lari-lari kaya tadi, paham?" dengan mengambil kedua tangan Zeyna, Rayn berusaha memberikan penjelasan.

"Hmmm iyaa." jawab Zegna dengan senyum yang terlihat terpaksa.

Rayn yang melihat mood Zeyna kembali turun, menghela nafasnya.

"Sayang dengerin aku ya kali ini? semua yang aku ucapin tadi demi kebaikan kamu. Semisal tadi kamu jatuh terus celaka yang bakal cemas siapa kalau bukan aku hmm? bukan cuma aku tapi keluarga kamu, temen kamu, atau bahkan keluarga aku. Jadi paham kan kenapa aku bilang seperti itu?" ucap Rayn dengan menatap kedalam mata Zeyna yang terlihat kosong.

ArrepentiráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang