Seperti perkataanya kemarin malam kepada Zeyna,sekarang Gavin berada di sekolah barunya di SMA Nusa Bangsa.Meskipun tidak satu kelas dengan Zeyna tapi Gavin bersyukur karena kelasnya tepat di samping kelas Zeyna yaitu XI IPA 2, seenggaknya dia bisa sering bertemu dengan Zeyna.
Gavin sengaja berangkat pagi agar dapat bertemu Zeyna,tapi sepertinya Zeyna belum datang.Semenjak bertemu dengan Zeyna,Gavin tidak senakal dulu,mungkin sekarang hanya sekedar merokok dan tawuran kalau ada yang mengganggu ketenangannya,biasanya dulu dia selalu membuat keributan,balapan liar,setiap malam ke club untuk mencari kesenangan,tapi sekarang tidak lagi.
Menurutnya Zeyna sangat membawa pengaruh baik terhadap kehidupannya,Gavin ingin selalu di samping Zeyna dan kalau bisa ia ingin lebih dari sahabat.Gavin memang menyukai Zeyna sejak pertama kali ketemu di rumah sakit tapi dia masih belum yakin dengan perasaannya,tetapi lama kelamaan rasa itu lebih dari kata suka ketika dia sadar bahwa datangnya Zeyna bagi kehidupannya sangatlah penting.Ia berharap jika Zeyna juga merasakan hal yang sama sepertinya.
Ketika dia melihat Zeyna baru saja datang dia ingin mendatangi Zeyna,namun niatnya ia urungkan ketika melihat seseorang yang berjalan berdampingan bersama Zeyna.Kalau tidak salah dia pernah bertemu dengan cowok di samping Zeyna,tapi siapa?inilah kelemahan dari seorang Gavin,dia mudah lupa dengan sesuatu yang baru dilihat maupun dikenalnya,tapi lain dengan Zeyna.
Karena dirinya penasaran dia berniat samperin Zeyna dan cowok yang ada di sebelahnya.Ketika tepat di depan Zeyna,Gavin tersenyum hangat kepada Zeyna dan cowok yang ada disamping Zeyna.
"Hay."sapa Gavin pada kedua orang di depannya.
"Gavin."lirih Zeyna.
"Aduh kenapa Gavin muncul pada saat aku sama Rayn sih,bikin situasi panas banget,Rayn aja masih ngambek sama aku gara-gara semalam tambah lagi ini,semoga Rayn nggak marah."gerutu Zeyna dalam hati.
"Gavin lo rajin banget pagi-pagi udah datang?"tanya Zeyna sambil berbasa-basi.
"Nungguin lo."jawaban Gavin sukses mendapatkan pelototan dari Rayn.
Rayn dari tadi hanya diam sambil menatap Gavin dengan tatapan membunuh,ini Gavin beneran tidak mengenalinya atau pura-pura tidak kenal kepadanya.Dia bingung ketika mendapat senyuman ramah dari seorang musuh yang telah mencelakai dirinya ketika balapan.
"Lo cari mati?"kata Rayn setelah lama ia berfikir tentang Gavin.
"Ra..yn kamu nggak boleh gitu tahu,dia ini Gavin,seseorang yang pernah aku bilang sama kamu kalau aku punya sahabat cowok dan itu adalah Gavin."jelas Zeyna sedikit ragu.
"Kenalin gue Gavin."kata Gavin sambil menyodorkan tangannya tanda ingin berkenalan,tapi sepertinya Rayn tidak ingin mengenalnya dan terpaksa ia menurunkan tangannya kembali.
"Lo cari mati?"sekali lagi Rayn mengatakan itu kepada Gavin.
"Maksud lo?"tanya Gavin sambil mengangkat sebelah alisnya,karena dia memang tidak paham dengan arti kalimat tersebut.
"Ckk bodoh,pengecut."kata Rayn.Sedangkan Gavin berusaha untuk meredakan emosi yang ingin meluap-luap.
"Lo kenal gue?"tanya Gavin.Rayn tidak menjawab pertanyaan Gavin,tapi malah ia menyuruh Zeyna untuk ke kelas duluan.
"Zey kamu ke kelas sekarang."perintah Rayn.
"Nggak mau,aku kan masih mau ngobrol sama kalian."
"Sekarang Zey."kata Rayn sambil menatap Zeyna dingin.
"Yaudah oke,Gavin aku duluan ya."kata Zeyna sambil berjalan menuju kelasnya.Setelah sepeninggalan Zeyna suasana diantara Rayn dan Gavin semakin memanas.
"Jauhin Zeyna."kata Rayn tanpa berbasa-basi.
"Nggak akan."jawab Gavin.
"Lo beneran lupa sama gue?atau pura-pura nggak kenal?"
"Sorry,gue emang gak kenal sama lo,dan lo nggak berhak nyuruh gue untuk jauhin Zeyna."setelah berkata seperti itu Gavin berbalik dan ingin kembali ke kelasnya.
"Hanya cowok banci kaya lo yang lupa sama kecelakaan yang secara sengaja lo lakuin agar lo menang dari balapan malam itu."seketika Gavin berhenti setelah perkataan Rayn kepadanya.
"Oh lo si cupu temennya Sam sama Liam,nggak nyangka gue ternyata satu sekolah sama si cowok cupu."kata Gavin dengan senyuman miring.
Rayn yang mendengar Gavin menghina dirinya hanya dapat menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya.
"Terserah lo mau bilang apa tentang gue,yang penting gue minta lo jauhin Zeyna dan jangan pernah gangguin dia."
"Emang lo siapanya Zeyna?suami?bokap?atau kakeknya?"
"GUE PACARNYA."
"Masih pacar kan?istri aja bisa direbut apalagi yang hanya status pacaran."
Bugh...
Rayn melayangkan pukulan tersebut ke wajah Gavin,emosi yang dari tadi ia tahan meluap begitu saja ketika Gavin berniat merebut Zeyna.Sedangkan Gavin hanya mengusap sudut bibirnya yang berdarah sambil tersenyum miring.
"MAKSUD LO APA MAU REBUT ZEYNA HAH?"bentak Rayn kepada Gavin.
"Nggak salah kan?"Gavin memang sengaja memancing Rayn.
"Bangsat."
Bugh..Bugh..Bugh...
Rayn semakin menjadi-jadi untuk memukul Gavin, sedangkan Gavin sedari tadi hanya diam menerima pukulan dari Rayn,bisa saja jika dia membalas pukulan Rayn tapi Gavin memilih untuk diam.Liam dan juga Sam yang melihat Rayn memukul musuh bebuyutannya segera menghampiri Rayn dan memisah mereka berdua.
"Rayn udah nggak usah diladenin cowok gila kayak dia."ucap Liam sambil menarik kasar tangan Rayn.
"Eh bekicot ngapain lo disini?mau cari mati datang ke musuh sendiri?"tanya Sam.
"Ckk bukan urusan lo."
"Urusin dia."kata Rayn kepada Sam dan juga Liam.Rayn pun kembali ke kelas dengan keadaan kacau. Sepeninggalan Rayn,Liam dan juga Sam menyuruh Gavin untuk ikut dengan mereka ke taman belakang sekolah.
"Wow ternyata seorang Gavin berani juga nunjukin mukanya sendiri tanpa buntut-buntutnya."kata Sam.
"Kenapa lo pindah sekolah?mau bales dendam sama kita dengan cara lo pindah ke sini?"sarkas Liam.
"Santai aja kali gue nggak bakal nyerang kalian di dalem sekolah,tapi nggak tahu nanti kalau di luar."kata Gavin sambil tertawa.
"Lalu tujuan lo apa pindah sekolah di SMA Nusa Bangsa?"
"Gue sahabat nya Zeyna,jadi nggak salah dong kalau gue mau deket sama sahabat gue."
"APA?"teriak Sam dan juga Liam berbarengan.
YEYY.....
Akhirnya up juga nih:),intinya saya sangat berterimakasih karena kalian udah mau baca cerita ini.
Tunggu Chapter selanjutnya ya....
Okeh babay......
![](https://img.wattpad.com/cover/168914118-288-k44646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrepentirá
Teen FictionSemua orang mengatakan bahwa waktu akan menunjukkan kebenaran dan kejujuran. Sepasang mantan kekasih mengharapkan waktu tersebut segera datang untuk mengungkap kebenaran atas kehidupan masa lalunya. Dimana laki-laki yang kembali dengan penyesalannya...