Saat ini Rayn terlihat kacau dengan penampilan yang cukup dikatakan tidak baik-baik saja. Rambut acak-acakan, baju sekolah yang terlihat lusuh disertai darah, dan Rpmata yang terlihat lelah serta pikiran yang kosong. Entah apa yang dipikirkan oleh Rayn saat ini.
Apakah tindakan yang ia lakukan tadi memang sudah benar? atau ia salah ketika memutuskan hal dengan pikiran yang kacau serta emosi yang membuatnya nampak kacau berkali-kali lipat.
Rayn hanya bisa menunduk dengan tangan yang memegang kepalanya yang terasa berat.
"Zey, sekali lagi maaf. Tapi, perbuatan kamu kali ini keterlaluan dan aku harap keputusan yang ku ambil kali ini tepat." (lirih Rayn dalam hati).
Disisi lain, terlihat Sam,Liam,dan Harsya tengah berlarian di lorong rumah sakit untuk menemui Rayn yang sedang menunggu Vanessa di depan kamar pasien.
"Stoppp!!!" pekik Harsya terengah-engah. Sontak Lian yang dibelakang Harsya berhenti mendadak dengan Sam yang menubruk tubuh Liam sehingga membuat keduanya jatuh terduduk di lantai yang terlihat dingin.
"Shittt, sialan lo ngapain berhenti mendadak anjirr !!!" Sam mendadak kesal dengan keduanya.
"Mangkanya kalau lari jangan lirik sana-sini. Udah deh berdiri dulu bego, tuh liat ada Rayn." kesal Harsya.
Sontak Liam dan Sam berdiri mendengar perkataan Harsya.
"Kita samperin Rayn." Ucap Liam. Lantas keduanya berjalan di belakang Liam untuk menghampiri Rayn.
Rayn yang mendengar langkah kaki mendekat segera mendongakkan kepalanya.
"Ngapain?" tanya Rayn dengan menampakkan wajah datarnya.
"Emm kita kesini mau ngomongin hal penting sama lo." ucap Liam, sontak Rayn mengangkat satu alisnya.
"Zeynaa dia mau per..." ucapan Liam terpotong ketika Rayn menyela ucapannya.
"Stop bahas dia!!!" Tekan Rayn yang mulai emosi kembali.
"Tapi Rayn diaa gak sal..." dan sekali lagi ucapannya terpotong ketika mendengar Rayn mengumpat.
"SIALAN, jika lo semua kesini cuma bicara omong kosong silahkan pergi." Rayn terlihat semakin emosi kali ini. Sehingga membuat ketiganya terlonjak kaget mendengar umpatan Rayn.
Harsya yang melihat Rayn bersikap kasar mulai memandang Rayn dengan tatapan tak percaya, bukan seharusnya Rayn bersikap gegabah dan membuat semuanya kacau atau bahkan hancur pikir Harsya.
Rayn yang melihat tatapan Harsya terlihat tidak mengenakkan sontak menyentak dengan perkataannya.
"APA LO GAK TERIMA? LO SAMA AJA KAYA SAHABAT LO YANG PEMBUNUH DAN JALANG ITU. JADI JANGAN BUAT GUE BENCI DENGAN KALIAN SEMUA." Teriak Rayn dengan luapan emosinya ketika dirinya sudah tidak bisa menahan rasa kesal dan kecewa di dalam hatinya.
Disisi lain terlihat perempuan tersebut sontak mematung ketika mendengar perkataan kasar dari orang yang pernah begitu dekat dan berbagi kasih sayang saat bersama.
Sedangkan Harsya sontak melotot dan emosi mendengarnya.
"LO!!! SIALAN LO BODOH RAYN. LO SEBAGAI COWO YANG UDAH KENAL ZEYNA LAMA SEHARUSNYA LO NGERTI KALAU ZEY GAK BAKAL LAKUIN HAL MENJIJIKAN ITU!!! DAN INGET DIA YANG JALANG BUKAN ZEYNA INGET ITU!!!" Tunjuk Harsya depan ruang pasien dengan tangan bergetar serta menahan tangis ketika sahabatnya direndahkan oleh orang yang sahabatnya anggap pelindung selain keluarganya.
"Turunin tangan lo!!! Vanessa lebih tau diri dibanding cewe gila itu." tekan Rayn.
"Hey kalian kenapa sih, kita kesini mau kurusin masalah bukan berantem. Dan ini rumah sakit dimohon untuk tidak berteriak. Temen kalian sakit okee!!!" Sam yang daritadi terdiam segera melerai keduanya ketika suasana terlihat semakin memanas.
Zeyna yang mendengar semuanya sudah tak kuat lagi dan kali ini ia yakin dengan keputusan yang ia buat. Memilih pergi tanpa penjelasan adalah akhir dari cerita. Dan kali ini ia yakin dengan keputusan yang ia buat. Memilih pergi tanpa penjelasan adalah akhir dari cerita.
"Rayn gue tau lo emosi, lo kesel, lo kecewa dan Lo liat di dalam sana Vanessa masih hidup jadi stop ngatain Zeyna pembunuh. Kita kesini cuma mau ngejelasin semuanya bukan nurutin emosi lo. Tapi, ngeliat lo sekarang kayaknya kita mau ngejelasin apapun gak bakal masuk ke hati ataupun otak lo. So, kalau lo mau tau kejadian hari ini nanti malam gue tunggu di rumah sampai jam 12.00 malam. Dan jika sampai saat itu lo gak dateng berarti lo tinggal nunggu kehancuran dan penyesalan datang di hadapan lo. Okee cuma itu yang mau gue sampaikan ke lo. Kita pamit." Setelah mengucapkan beberapa patah kata Liam sontak keluar dengan mengajak Sam serta Harsya untuk mengikutinya.
Ketika ketiga temannya memilih pergi Rayn kembali mendudukkan dirinya di kursi tunggu pasien.
"Tuhan apa lagi ini!!"(lirih Rayn).
Holla akhirnya update yeyeyeeee....
Okey kemarin aku gak sempet update 2/3 hari karena kurang enak badan. So, hari ini aku bisa update setelah tadi pagi ke luar kota buat back to kampus.Jangan bosen-bosen baca sambil nunggu ceritanya!!!
Setelah konflik ini selasai mungkin segera end dan aku target gak sampai ep 45😊😊🖤🖤🖤Okee happy readingg!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrepentirá
Teen FictionSemua orang mengatakan bahwa waktu akan menunjukkan kebenaran dan kejujuran. Sepasang mantan kekasih mengharapkan waktu tersebut segera datang untuk mengungkap kebenaran atas kehidupan masa lalunya. Dimana laki-laki yang kembali dengan penyesalannya...