Part 6

769 33 0
                                    

Perjalanan dari rumah sakit ke rumah Zeyna sekitar 15 menit,dan sesampainya di depan rumah gue turun dari motor Liam dan segera memberikan helm milik Liam.

"Makasih Liam,kamu mau masuk apa balik ke rumah sakit?"tanya Zey pada Liam.

"Nggak deh,gue langsung ke rumah sakit aja."jawab Liam.

"Ya udah,kalau ada apa apa kabarin aku."

Setelah dijawab anggukan oleh Liam,Zeyna segera masuk ke dalam rumah.Saat membuka pintu dia dikejutkan oleh suara papanya.

"Darimana kamu?udah tahu ini jam berapa?"tanya Alex papanya Zeyna.

"Dari rumah sakit ayah buat nemenin tante Sarah soalnya kak Rayn kecelakaan."

"Apa?terus gimana keadaan anaknya Sarah sekarang?"tanya papanya Zey dengan khawatir.

"Dia nggak papa cuman luka ringan aja sih pa."

"Syukur deh,dan kamu Zeyna pergi tidur sekarang ini udah malam banget."

"Iya pa,yaudah Zey ke kamar duluan."

Saat sampai di kamar ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya,namun saat ingin memejamkan mata, tiba tiba ia jadi kepikiran kejadian di rumah sakit saat Rayn yang tiba tiba memeluknya.Terkadang Zey heran pada mantannya itu,kadang perhatian tapi kadang juga nyebelinnya minta ampun.Lama lama mikirin Rayn bisa benar benar gagal move on Zeyna.Daripada Zeyna Makin pusing ia memilih untuk tidur.

Hari ini adalah hari Minggu dimana hari yang paling disukai Zeyna yang dimana dia bisa bangun lebih siang dan bersantai santai,disaat dia puas puasnya lagi tidur dia malah terbangun karena deringan hendphonnya.

"Aduh siapa sih pagi pagi udah nelfon,ganggu orang tidur aja."gumam Zeyna dengan mengambil hp nya yang ada di meja dekat tempat tidurnya.

"Kamu tuh ya ganggu orang yang lagi enak enak tidur tahu gak,dasar nyebelin,gila,kurang kerjaan."marah Zeyna pada seseorang yang menelfonnya tanpa melihat nama siapa yang menelfonnya.

"Udah?"tanya seseorang di seberang telepon.

"Kayak kenal nih suara,tapi siapa ya?"pikir Zeyna dalam hati.

"Em ini siapa ya?"tanya Zey.

"Lo lupa kalau hari ini jadwalnya lo besuk gue di rumah sakit?"

"Jangan jangan kamu kak Rayn ya?"tanya Zeyna dengan polosnya.

"Bukan,tapi kakak lo."jawab seseorang itu dengan nada sebalnya.

"Lah kan aku anak tunggal mana mungkin punya kakak?"

"Lo emang bodoh dari dulu heran gue ckk,ini gue Rayn dan gue nyuruh lo untuk kesini dengan waktu 20 menit,kalau lo belum sampai kesini dalam waktu yang gue tentukan,lo akan gue beri hukuman."jawab Rayn.

"Nanti sore aja gima...."sebelum selesai menjawab Rayn langsung memotong perkataannya.

"Waktu lo dimulai dari sekarang."

"Tapi..."

Tutt tut tut...
Teleponnya dimatikan sepihak oleh Rayn.

Zeyna yang sangat kesal dengan kelakuan Rayn yang seenaknya,dia sengaja mengulur ngulur waktu agar dia bisa tahu apa hukuman yang akan dikasih Rayn kepadanya.

Setelah selesai berdandan ia turun ke bawah untuk meminta izin pada mamanya.

"Ma zey pamit mau jenguk Rayn ke rumah sakit ya."

"Iya,dan jangan lupa mama titip salam sama Rayn dan bilangin ke Rayn kalau mama nggak bisa jenguk dia."

"Iya ma,yaudah Zey berangkat."

Setelah menempuh jarak sekitar 3 km,akhirnya dia sampai di depan rumah sakit,setelah ia memakirkan mobilnya dia segera masuk ke rumah sakit untuk menemui Rayn.

"Rayn ini gue,boleh masuk nggak nih."tanya Zeyna dari luar pintu.

"Masuk aja."

Baru saja membuka kenop pintu Zey langsung kena omel sama Rayn.

"Udah tahu waktu yang gue kasih,masih aja ngelawan,emang ya kalau orang bego nih kaya gini,lo tahu lo telat berapa menit?lo itu telat 30 menit bego,dan sama kaya kata kata gue tadi pagi kalau lo telat lo harus gue kasih hukuman."kata Rayn dengan nada kesalnya.

"Udah belom nerocosnya,gue sih emang sengaja mau datang telat karena gue mau tahu kalau lo kasih hukuman buat gue itu kayak apa?"

"Nantangin ceritanya,yaudah kalau gitu lo harus jadi babu gue selama satu bulan."jawab Rayn dengan seringai dibibirnya.

"What?enak aja lo,gue ogah kali jadi babu lo."jawab Zeyna dengan suara tinggi.

"Yaudah kalau gitu siap siap aja semua bakal tahu lo siapa."jawab Rayn.

"Beraninya ngancem lo."kataku dengan memutar Bola mataku malas.

Hal ini dimanfaatkan Rayn agar tetap dekat bersama Zeyna,ia terlalu gengsi untuk mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya.Kalau saja dia juga tahu isi hati Zeyna yang sebenarnya pastinya ia tidak terlalu gengsi.

"Mau nggak?"

"Ok,fine demi diri gue sendiri ya bukan karna lo!"kata Zeyna sengit.Dalam hati sebenarnya dia tidak tega berkata seperti itu tapi entah kenapa egonya lebih menguasai dirinya.

Dan seandainya Zeyna tahu kalau Rayn merasa sakit,kecewa atas perkataannya barusan,tapi apalah daya,Rayn harus menahan sakitnya sendiri.

Maaf ya,part ini lebih sedikit dari biasanya....
Mood lagi down...

Jangan lupa vote+comen

ArrepentiráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang