[Completed]
WARNING(17+)❗
Seorang gadis bernama Park Jia harus menghadapi seorang mafia berbahaya bernama Jung Jaehyun. Akankah ia mampu membalaskan dendam atas kematian orang tuanya, atau malah masuk ke dalam sebuah permainan dan jatuh hati padany...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote & Comment!
GO!
________________
Terhitung sudah 2 hari Jia berada dalam ruang kamar tersebut. Kondisinya sudah membaik, setiap pagi&sore akan ada pelayan yang mengantarkan makanan padanya walau Jia selalu enggan untuk memakannya dan berakhir dengan bujukan para maid disana.
Suara pintu berderit, masuk seorang maid wanita paruh baya yang mengantarkan semangkuk bubur dan meletakkan nya di meja sebelah ranjang.
"Nona ini makanannya, silahkan dinikmati. Saya permisi."
Pintu kembali tertutup, Jia masih berdiri di samping jendela menghadap ke arah kaca memandang langit malam sambil memikirkan cara untuk kabur dari tempat ini. Agak sulit mengingat kondisi nya belum benar-benar pulih dan juga pintu yang selalu terkunci juga banyaknya jumlah bodyguard di sekeliling tempat tinggal jaehyun.
Suara pintu kembali terbuka, kali ini seorang pria dengan pakaian rapih masuk sambil terus menatap ke arah Jia, "Kenapa tidak dimakan? Kamu mau mati konyol karena kelaparan?"
Jaehyun melirik ke arah mangkuk berisi bubur yang sama sekali tak tersentuh dan sudah hampir dingin, Jia tidak menjawab, ia enggan bicara sekarang.
Tidak mendapat respon, jaehyun mulai berjalan ke arah Jia menarik tangannya namun tidak kasar, hanya menarik biasa. Jia tidak bisa melawan keadaannya masih belum baik jika harus kembali bertarung dengan jaehyun.
Jaehyun membawa gadis itu ke ranjang menyuruhnya duduk dan berencana untuk menyuapi nya makan.
Satu sendok bubur sudah ada di genggaman pria itu, hendak ia berikan pada gadis dihadapannya. Gadis itu hanya bungkam, ia tidak lapar juga tidak berselera makan.
"Kamu gausah khawatir, ini tidak ada racunnya. Atau perlu saya cicipi dulu hm?" Jaehyun lalu memasukkan satu sendok bubur itu ke dalam mulutnya dan segera menelannya. Membuat gadis di depannya menatapnya lekat-lekat.
"Gue ga laper." Dengan tatapan malsasnya Jia menolak.
"Saya ngga pernah terima penolakan Park Jia. " Kali ini jaehyun mulai terdengar tegas, ia mungkin bisa saja marah dalam waktu dekat.
Dengan sangat terpaksa Jia akhirnya menerima suapan demi suapan yang jaehyun berikan. Ini lebih baik daripada jika ia membuat jaehyun marah dan malah menyerangnya dan menambah luka-luka di tubuhnya.
"Sebentar lagi akan ada maid yang membawakan kamu pakaian, segera pakai saya tunggu dibawah."
Setelah mengatakannya Jaehyun melenggang pergi, digantikan oleh beberapa maid yang masuk membawa beberapa potong baju dan peralatan make up.
Jia berpikir, untuk apa ini semua?
"Maaf, kenapa saya harus memakai ini semua?" Jia dengan ragu menanyakan hal itu pada para maid yang sedang mendandani nya.