Vote&Comment yaa!
Ayoo comment!
_______________
Malam ini guratan senyum kembali terpampang jelas di lekuk wajah seorang gadis yang nampak sumringah. Jia terlihat sangat bahagia saat Sungchan telah hampir pulih walau kaki kanan nya belum bisa digunakan untuk berjalan.
Gadis itu menyuapi Sungchan layaknya anak kecil yang sedang sakit mengundang tatapan bingung para maid yang tengah berjaga di dalam kamar tersebut. Pasalnya, hanya kaki yang sakit namun Jia memperlakukan Sungchan terlalu berlebihan.
"Nah gitu dong, lo tuh harus banyak makan biar cepet sembuh." Ujar Jia setelah Sungchan menghabiskan makanan nya.
Sebenarnya Sungchan merasa malas dan malu, tapi kalau Jia sudah memaksa ia tak bisa melawan lagi.
Sungchan menatap sendu sambil tersenyum kecil ke arah sudut tembok di ruang kamarnya . Disana tersimpan sebuah guci putih beralaskan papan yang ditopang juga dikelilingi beberapa tangkai bunga.
"Kak, apa menurut kakak Renjun udah bahagia disana?"
Jia ikut tersenyum sambil memandangi wajah Sungchan, ia juga sedih tapi tak bisa menunjukkan nya.
"Dia pasti bahagia disana, dia adik yang baik buat kita. Chan, lo gausah sedih lagi ya. Renjun nanti ikutan sedih kalo liat kita kayak gini." Tutur Jia dengan lembut, gadis itu berusaha membuat suasana hati Sungchan kembali namun ternyata sulit. Sungchan malah semakin terlihat sedih.
"Coba aja malam itu gue bisa berhentiin Jeno, pasti Renjun gaakan mati. Gue ga nyangka Jeno itu iblis." Ujar Sungchan sambil mengepalkan kedua tangannya.
Salah satu maid disana terlihat mendapat panggilan dari luar, setelahnya ia kembali masuk dan berjalan ke arah Jia dan Sungchan.
"Maaf nona, tuan meminta anda untuk turun dan menemuinya."
Hembusan nafas terdengar begitu jelas. Jia sebenarnya enggan meninggalkan Sungchan dalam keadaan emosi yang seperti ini, tapi akan lebih berbahaya lagi jika ia tak menemui Jaehyun. Apalagi ia ingat bahwa sekarang sedang berada dalam kandang nya.
"Chan,kakak turun dulu. Kamu gausah pikirin banyak hal ya, fokus buat pulihin diri kamu dulu."
Sungchan hanya mengangguk kecil, disusul Jia yang langsung berlalu mengekori maid tadi.
"Nona, tuan Jaehyun telah menunggu di dalam, saya permisi."
Jia hanya menatap sambil menghembuskan nafas lirih sambil menatap dua orang bodyguard di hadapan nya.
"Silahkan nona, tuan sudah menunggu sedari tadi." Ucap salah satu di antara kedua nya.
Gadis itu terlihat tersenyum kikuk.
Kalau boleh jujur, ia sebenar nya merasa satu trauma dengan ruangan dengan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Mafia-Jung Jaehyun
Fiksi Penggemar[Completed] WARNING(17+)❗ Seorang gadis bernama Park Jia harus menghadapi seorang mafia berbahaya bernama Jung Jaehyun. Akankah ia mampu membalaskan dendam atas kematian orang tuanya, atau malah masuk ke dalam sebuah permainan dan jatuh hati padany...