"Cecil, apa yang akan kamu tampilkan nanti? "
Cabel bertanya pada Thana saat ia baru saja datang. Thana memikirkan jawaban sejenak. Sudah lewat 2 hari, yang artinya hari ini adalah tanggal dimana acara di adakan.
Sampai hari ini, hanya guru dan panitia pembawa acara yang mengetahui apa yang akan di tampilkan nya nanti.
Bukan maksud menjadi misterius, hanya saja itu demi dirinya. Semakin sedikit orang yang tahu, akan semakin baik untuknya.
Thana tidak tahu apa yang akan di pikirkan orang lain mengenai dirinya yang akan tampil nanti. Thana hanya mencoba mengurangi risiko dari mereka yang tidak menyukainya.
"Kamu akan tahu nanti. " Thana tersenyum tipis ke arah Cabel.
Sedikit banyak Thana mulai membuka diri pada Cabel. Hidup dengan Cabel yang ceria dirasa tidak akan terlalu merepotkannya.
Ini bisa menjadi langkah awalnya dalam menjalin pertemanan. Perasaan hangat karena teman, Thana belum pernah merasakannya. Karenanya, saat Cabel datang ke hidupnya, Thana merasa ragu untuk menerima. Tapi, mengingat keinginannya, ia perlahan membuka diri.
Dengan cemberut, Cabel berucap, "kamu terlalu misterius. "
"Tapi, apapun yang akan kau tampilkan, aku akan berada di posisi paling depan untuk melihatmu! " Ekspresi nya dengan cepat berganti. Dia berujar dengan penuh semangat.
Thana tertawa kecil melihatnya. "Kamu tidak bisa melihat di posisi paling depan Cabel. "
"Kenapa? " Dia bertanya dengan wajah lucu.
"Posisi paling awal di peruntukan untuk pendiri sekolah dan di susul oleh guru. Kamu tidak mungkin melupakan hal itu bukan? "
Dengan malu Cabel menutup wajahnya yang memerah. "Ak-aku sudah lama tidak pergi ke sekolah, " gumamnya lirih.
Suaranya tak sampai pada telinga Thana, jadi ia hanya menatap bingung ke arah Cabel.
"Ada apa? "
Menggeleng, Cabel menjawab, "tidak ada. "
Thana mengangkat bahu acuh. Thana yakin, Auditorium saat ini sudah ramai diisi oleh para orang tua dan guru. Sedangkan acara akan di mulai saat pendiri sekolah sudah hadir di dalam ruangan.
"Ayo pergi. Acara akan dimulai sebentar lagi. "
Thana berjalan lebih dulu, meninggalkan Cabel yang masih terlihat malu. Tingkahnya terlihat seperti anak kucing, sangat menggemaskan.
Perlahan, Cabel menurunkan tangannya dan menstabilkan ekspresi nya sebelum menyusul Thana yang telah hilang di balik pintu.
"Cecil! Tunggu aku!! "
...
"Kamu sudah siap? " Cabel bertanya begitu langkah kakinya berhasil mencapai langkah Thana.
Thana tak menjawab. Ia gugup, sepanjang hidupnya ia tak pernah menampilkan diri di muka umum. Tapi kini, ia akan melakukan sesuatu di luar kebiasaannya.
Dengan napas yang di buang kasar, Thana menjawab, "ya. "
Meski tak yakin, Thana tak bisa membiarkan Cabel mengetahui kegusaran hatinya kini. Lagi-lagi, identitas Cecil membuatnya harus menahan diri.
"Aku tahu kamu sudah siap. " Cabel berkata dengan mata memandang lurus ke depan.
"Bagaimana kamu sangat percaya? " Thana memandang ke arahnya, tanpa memberhentikan langkahnya.
"Mungkin feeling? " Dia tersenyum lebar saat mengucapkannya.
"Kamu begitu menakjubkan. Jadi, aku yakin apapun yang akan kamu tampilkan pasti sama menakjubkannya dengan dirimu. Mungkin, semua akan takjub dengan penampilan mu. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Mute Villainess
FantasyR16+ Dulu, kupikir selama aku diam semua akan baik-baik saja. Kini aku sadar, bahkan dalam sunyi, tak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Dia mampu mengetahui keberadaan ku, bahkan di tempat paling sunyi, dengan bibir tertutup rapat. ➹➷ "Padahal a...