"Sudah bangun? " Suara itu membuat Thana menoleh ke arah samping dengan refleks.
Clein, lelaki itu terlihat tengah duduk di bangku samping tempat tidur. Dekorasi kamar yang terkesan maskulin membuat Thana tak perlu berpikir dua kali untuk menegaskan posisinya disini.
Setelah aksi pembekapan dirinya sepulang sekolah, ia menemukan dirinya tengah terbujur lemah di ranjang, dengan keadaan yang cukup memprihatinkan.
Kedua tangannya di ikat kuat didepan. Kakinya tak luput dari ikatan, sebuah tali terbentang kuat di antara masing-masing kakinya yang terhubung dengan tiang tempat tidur.
"Lepaskan."
Thana menatap kearahnya, memandang tak mengerti maksud dibalik semua ini. Tapi, lelaki itu hanya menampilkan senyum manis di wajah tampannya.
Clein menggelengkan kepalanya dengan wajah tertekuk. "Tidak mau. "
Dia menyenderkan punggungnya seolah tengah merajuk, dan kedua tangannya terlipat di depan dada.
"Apa yang membuatmu berlaku seperti ini, Clein?! "
Thana mencoba mengulik semua. Dia tak mengerti, seharusnya bukan dirinya yang berada disini. Jika ini obsesi, maka Tata adalah orang pertama yang seharusnya berbaring disini ditemani senyum tak mengenakan dari sosok pria di depannya.
"Apa? Aku tak tahu. Aku hanya merasa jika kau menarik? "
Perkataannya membuat Thana tak mampu berpikir lebih. Sosok seperti Clein bahkan lebih sulit dimengerti dari pada Chaffinch.
"Seharusnya bukan aku! "
Seolah terkejut, Clein bertanya, "lalu, siapa? "
"Tata! "
Clein mengerutkan keningnya dalam dan bertanya, "kenapa harus gadis itu? "
"Kau selalu melindunginya. Jika ini obsesi, seharusnya bukan aku! "
"Apa kau cemburu? " Senyum jahil terlintas di wajahnya, membuat Thana kembali di buat bimbang. Berbahayakah, atau tidak?
"Tidak seperti itu. " Thana menghela napas lelah. Jalan satu-satunya untuk selamat dari tempat ini hanyalah ketenangan. Ia tak boleh kehilangan kendali dan membuat Clein memegang penuh atas kendali dirinya. Tidak, jangan lagi.
"Jika kau berniat melakukan ini untuk membalas setiap perbuatan ku pada Tata, aku bisa memakluminya. Tapi, jika kau melakukan ini karena kau tertarik... Ku rasa ada yang salah dengan matamu. "
Clein tertawa keras, bahkan sampai terbahak-bahak. Itu bukan lelucon, tapi Clein tertawa karenanya.
"Seperti kancil, kau sangat cerdik. "
Dia mengusap sudut matanya yang terdapat air mata. Pandangannya kembali pada sosok yang terbaring tak nyaman di kasurnya. Perlahan, ia mendekat.
Semakin dekat, sampai wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter. Tangannya terulur membenahi rambut yang tanpa tahu malu membuat wajah cantik itu tertutup.
Elusan halus dari tangan kasar yang menyentuh permukaan wajahnya, membuat Thana merinding. Posisinya saat ini tidak menguntungkan nya. Bahaya dapat datang kapan pun selama Clein menginginkannya.
"Cecil, sepertinya aku sudah gila. "
Clein dengan serius terus memainkan rambut Thana. Memelintirnya di antara jemarinya, menarik lembut dan menciumnya.
"Cecil, apa yang telah kau lakukan padaku? "
Dia terus berucap hal yang tak dimengerti Thana. Bersama senyum manisnya, ia terus membuat Thana tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mute Villainess
FantasyR16+ Dulu, kupikir selama aku diam semua akan baik-baik saja. Kini aku sadar, bahkan dalam sunyi, tak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Dia mampu mengetahui keberadaan ku, bahkan di tempat paling sunyi, dengan bibir tertutup rapat. ➹➷ "Padahal a...