Part 48 | My Family

6.8K 1.2K 70
                                    

Satu langkah di ambilnya, namun tepukan dipundak membuat ia menoleh ke belakang. "Ada ap---" ucapannya terhenti begitu tangan kekar lelaki itu menariknya ke dalam dekapan hangat miliknya.

Thana terpaku, didepan kantin, seorang lelaki memeluknya tanpa ragu?

"Cecil... Cecil... Akhirnya kamu kembali, " lirih lelaki itu di tepat di belakang telinganya.

Thana masih terpaku menerima serangan tiba-tiba seperti ini. Belum lagi, banyak siswa-siswi yang terang-terangan menatap ke arahnya guna melihat apa yang terjadi.

Geram akan tingkah seenaknya lelaki itu, thana menjewer telinganya dan menarik lelaki itu meninggalkan area kantin.

Sampai di taman belakang sekolah, ia melepaskan jewerannya. Menatap marah lelaki itu, ia lantas memarahinya. "Caden! Kamu apa-apaan sih! Tidak tahukah kamu jika apa yang kau lakukan tadi sangat berbahaya bagiku? "

Caden malah tersenyum tipis menanggapi omelan yang dikeluarkan Thana. Wajahnya berseri tertimpa cahaya matahari.

"Gila! Kalau mau bertingkah jangan dengan ku! " ketus Thana tanpa ampun.

Caden terkekeh pelan, lelaki itu menganggap ucapan Thana hanya lelucon anak TK.

"Cecil, aku bersyukur kamu kembali bersekolah. Ku pikir, dia tak akan mengizinkan mu untuk kembali bersekolah, mengingat betapa buruk sikapnya jika sesuatu yang buruk terjadi padamu. "

Caden berdiri didepan Thana masih dengan senyumnya, senyum manis yang terasa hangat. "Apa? Dia, siapa? "

"Chaffinch, ku pikir dia akan memborgolmu di kamar. " Caden terkekeh.

Mendengarnya, Thana tak bisa untuk tidak berpikir lebih. Seperti, darimana Caden mengetahui sisi lain dari Chaffinch. Teka-teki yang terus bermunculan membuat Thana pusing bukan main.

"Jangan dipikirkan. Kau akan tahu saat kau datang ke rumah ku. Nanti, aku akan mengajakmu berkunjung ke rumah. Rumah yang berisi anggota keluarga lengkap yang mengharapkan anak gadisnya di pulangkan. "

Caden pergi meninggalkan Thana setelah mengatakan itu. Menghadapi sifat labil dari Caden, Thana membatu di tempat. Pikirannya bercabang sangat banyak.

Ia bilang, semua akan di ketahui saat sampai dirumah lelaki itu. Maka, tak ada cara lain untuk mengetahuinya selain mengikuti ucapannya.

...

"Ayo. Aku tahu kau akan penasaran dengan ucapan ku saat istirahat kan? "

Caden berdiri didepan pintu kelas Thana, menunggu dengan sabar saat gadis itu tengah memasukkan alat tulis yang digunakannya.

Thana terdiam, tapi tak ayal ia ikut melangkah di sebelah Caden. Saat di depan pagar, mobil Chaffinch telah terparkir rapih di samping trotoar jalan.

"Aku duluan. " Caden pergi meninggalkan Thana yang terbengong.

"Caden! Alamat mu dimana?! " teriaknya spontan saat lelaki itu telah melajukan motornya menjauhi gerbang sekolah.

"Bago! " Umpat Thana tak sadar.

Ctak!

Perih ia rasakan saat sentilan terasa di bibirnya. Matanya bergetar karena perih yang ia rasakan. Dengan mata berkaca-kaca, ia menoleh ke samping, tempat pelaku berada.

Niat ingin mengomeli, malah ia yang diomeli dengan pedas. "Jaga ucapan mu Thana. Aku tak mengizinkan mu, juga mengajarkanmu untuk mengumpat. "

Tatapan tajam Chaffinch terasa mencekik bagi Thana, hingga gadis itu memilih menunduk dengan patuh dan meminta maaf. "Maaf."

Mute VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang