Part 31 | Kertas Putih Bernoda Hitam Yang Tak kan Pernah Hilang

10.4K 1.9K 280
                                    

'Jika kasus di letakkan pada satu sisi, maka untuk apa sisi lainnya berada di tempat yang sama? Apakah hanya untuk menjadi pajangan, atau penegasan atas ocehan tak bermutu sisi lainnya? '

~MuteVillainess~

...

Pelajaran olahraga kali ini, kelas Thana dan Aldy di gabung. Terjadi perdebatan sebelum ditentukannya keputusan ini. Kedua kelas ini terbilang sulit untuk akur. Namun, jika hal itu disangkut-pautkan oleh para pangeran sekolah, mereka seolah lupa oleh permusuhan yang sudah turun-temurun dari generasi sebelum mereka.

"Cecil, 2 hari ini kamu kemana? "

Thana menoleh ke arah Cabel, gadis itu berada di sampingnya dengan seragam di pelukannya.

"Rumah. "

Nadanya lebih dingin dari pada biasanya. Thana tak tahu mengapa ia bersikap begitu dingin, hanya saja ia merasa ada sedikit rasa tak nyaman di dalam dirinya.

"Sabtu kemarin, kamu kemana? Aku sudah menunggumu selama lebih dari 3 jam dari waktu yang dijanjikan. Aku sempat menghubungi nomormu, tapi tidak aktif. "

Terselip nada khawatir saat Cabel mengucapkan itu. Dia benar-benar khawatir, sampai tak tahu harus berbuat apa.

Sedangkan Thana, ia merasa aneh dengan situasinya. Ia masih ingat jelas jika ia datang lebih awal dari jam yang di janjikan. Bahkan setelah lama menunggu, ia masih tak mendapatkan keberadaan mereka.

"Sudahlah. Yang terpenting, sekarang kamu baik-baik saja. "

Cabel menghela napas sambil bersender pada loker di sampingnya. "Tapi... "

Dia menjeda, matanya kembali menatap khawatir temannya itu. "Apa? " tanya Thana.

"Citramu semakin buruk, Cecil. Ada fotomu di mading sekolah. Kepala sekolah bahkan sudah tau. Aku tak percaya dengan foto itu, tapi sebagian besar warga sekolah yakin dengan pasti pada berita itu. "

Thana mengerutkan alis. Dia hanya tidak masuk selama 2 hari, tapi sekolah sudah heboh dengan berita tak bermutu yang membawa-bawa namanya.

"Berita apa? "

"Mereka bilang, kamu membayar petinggi OSN agar Tata tidak lolos olimpiade. Dan bayarannya... "

Cabel melihat ke arah Thana yang masih tetap tenang.

"Tubuhku? "

Cabel mengangguk pelan. Thana menghela napasnya lelah. Menempati tubuh seseorang dengan citra yang telah rusak memang sangat menyiksa fisik dan batinnya.

"Aku takut, masalah ini tidak akan selesai dengan mudah. Apalagi, ini menyangkut nama baik sekolah. "

Thana terdiam. Kemudian melanjutkan menaruh seragamnya ke dalam loker. Ia jalan lebih dulu setelah mengunci lokernya.

Cabel dengan cepat memasukkan bajunya ke dalam loker dan mengejar Thana yang telah jalan lebih dulu.

Ia ingin berbicara lagi, tapi melihat wajah tak bersahabat dari orang disampingnya membuat ia mengurungkan niatnya.

Mute VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang