Malam ini bintang terlihat pudar, cahaya bulan tak terlihat. Awan gelap bergelantung di langit luas. Setitik air jatuh membasahi bumi.
Gadis itu terdiam di satu sisi, memperhatikan sepasang manusia dengan tatapan hampa.
Semua ucapan yang didengarnya kemarin dari salah satu orang di sana terasa hanya mimpi.
Mereka saling menyukai, lantas apa haknya berada di antara keduanya?
Ia sangat bodoh saat mengingat kenangan itu. Meski berapa kali pun Ia mencoba, semua hasil tetap sama.
Seberapa kuat Ia menahan, rasa sakit karena kecewa itu tetap terasa.
Seberapapun Ia acuh, nyatanya hati tak pernah bohong. Membohongi diri sendiri adalah langkah bodoh yang sudah Ia ambil sejak dirinya di sini.
Mencoba menjauh? Hah! Bahkan Ia sudah tak berani memikirkan akibat dari tindakan nya.
Semua buntu. Tak ada tempat lagi untuk Ia bersembunyi.
Kini Ia menyesal, mengapa tidak dari dulu Ia menghilang? Mengapa harus kembali lagi kedalam dunia ini?
Ia tak tahu apa yang akan Ia dapatkan saat jiwanya kembali kesini, apakah hanya untuk melihat lelucon ini?
Ia tak tahu. Yang Ia rasakan kini, hatinya sudah hancur. Ia merasa mati rasa. Ia tak tahu sampai kapan ini akan berlangsung, mungkin tak ada waktu untuk menyembuhkannya.
Dalam waktu beberapa minggu, Ia akan pergi.
'Selamat untuk semua, aku mencintai kalian, meski kalian tidak mencintaiku. '
'Terimakasih atas waktu yang ku lalui bersama kalian, itu sangat berharga. Tak pernah sekali pun aku merasakan kebahagiaan seperti ini, terimakasih. '
'Terimakasih untuk kalian yang berlabel kan, teman.'
'Dan terimakasih, atas cinta palsu yang kau berikan. '
'Kini aku paham, untuk jiwa mutasi sepertiku, cinta kalian sangat terlarang. '
➹MUTE VILLAINESS➷
December 1 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Mute Villainess
FantasyR16+ Dulu, kupikir selama aku diam semua akan baik-baik saja. Kini aku sadar, bahkan dalam sunyi, tak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Dia mampu mengetahui keberadaan ku, bahkan di tempat paling sunyi, dengan bibir tertutup rapat. ➹➷ "Padahal a...