Terduduk diam di kursi taman, gadis itu memandang sendu langit malam. Lelaki disebelahnya ia abaikan dalam diam.
Helaan napas tak henti ia keluarkan.
Jaket kulit berwarna hitam dengan aroma yang khas memasuki indera penciumannya. Tanpa menoleh, ia sudah tahu milik siapa jaket yang kini bertengger manis di bahunya, menutupi tubuhnya.
"Hentikan. Kamu akan semakin membuat dia kuat. "
Gadis itu diam, tak berniat membuka mulut untuk menjawab. Bahkan tanpa lelaki itu katakan, ia sudah tahu dengan pasti jawabannya.
"Dy, kalau aku memilih berhenti, kamu akan selalu bersama ku? " Tanpa menoleh, gadis itu bertanya. Suaranya ringan didengar.
"Tanpa aku bilang, kamu tahu jawabannya, Ta. " Lelaki itu menarik pundak gadis di sebelahnya, membawanya ke pelukan hangat milik lelaki itu.
Memejamkan mata, gadis itu kembali bertanya, "tapi, kamu akan menderita jika terus bersama ku. Bukan hanya aku yang harus kamu jaga, ada Rara juga disini. Aku---belum bisa menghilangkan dia. " Helaan napas lagi-lagi terdengar menjelaskan kekhawatiran gadis dalam pelukannya.
"Tata, saat aku bilang jika aku akan merawat, menjaga, dan selalu ada di pihakmu, aku tak pernah berniat untuk ingkar. Cukup saat itu saja aku meninggalkan mu, kini aku tak akan lagi jauh dari pandangan mu. "
Tata tersenyum tipis dalam diamnya. Matanya terpejam menikmati aroma yang menguar dari parfum yang dipakai lelaki itu. "Kamu, terlalu baik untuk ku, Aldy, " lirihnya miris.
Tata lelah, lelah atas dunia yang lagi-lagi tak berpihak padanya. Rara, sosok yang menanggung segala emosinya, yang menghancurkan segala kebaikannya, dan sosok yang menjadi salah satu kebenciannya.
Ia ingin menghilangkan sosok Rara dalam dirinya, membunuh sosok itu dan menciptakan tubuh hanya untuk dia. Rara, bayangan yang menjadi tumpuan hidupnya, penyebab ia bisa bertahan sejauh ini, tapi harus ia musnahkan jika tak menginginkan hal-hal diluar kontrolnya lagi. Seperti kejadian tadi di lapangan sekolah.
"Aldy, aku ingin Rara pergi, apakah bisa? "
Aldy mengangguk tanpa ragu. Lelaki yang mengisi hidupnya itu selalu mendorong semangatnya keluar. Menjadi tameng yang tak akan pernah meninggalkannya, tak akan mengkhianatinya, dan selalu setia disampingnya.
"Kamu bisa. Aku ada untuk menggantikan sosok Rara. Jadi, ayo kita pergi. Aku bantu semua keperluan kamu, kita bisa memulai semuanya dari awal. "
Memulai dari awal?, Tata tergiur. Hal yang telah lama ia nantikan, hal yang terasa sulit jika ia menghadapinya sendiri. Kini, dapatkah ia meraih kebahagiaannya sendiri?
"Aku, aku takut. "
Tata takut, amat sangat takut jika impiannya tidaklah sesuai kenyataan. Sebagaimana impiannya saat pertama kali menginjakkan kaki di negara ini, ia malah harus menerima takdir pahit mengenai kehadiran sosok Rara dalam tubuhnya.
Kepribadian bengis dalam dirinya tak mengizinkan ia beristirahat. Kata orang, pemilik Alter-ego adalah seseorang yang tak lagi mampu menampung segala emosi berlebihan yang di alaminya. Kata orang, kepribadiannya yang lain akan melindunginya dan membuatnya bertahan hingga waktu yang cukup lama. Kata orang....
Ya, semua kata orang. Nyatanya, hal itu bahkan lebih buruk daripada saat dimana ia belum memiliki kelainan itu. Sosok lain dari dirinya tak membiarkannya tenang. Selalu membuat kekacauan dengan dalih membayar semua yang mereka lakukan padanya.
Padahal, yang melakukan tindakan keji itu bukan mereka. Hanya karena mirip, Rara melampiaskan semuanya pada orang-orang tak bersangkutan itu. Tata, sebagai kepribadian asli, semakin tertekan di setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mute Villainess
FantastikR16+ Dulu, kupikir selama aku diam semua akan baik-baik saja. Kini aku sadar, bahkan dalam sunyi, tak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Dia mampu mengetahui keberadaan ku, bahkan di tempat paling sunyi, dengan bibir tertutup rapat. ➹➷ "Padahal a...