'Karena kamu tidak diizinkan untuk takut padaku'
Ucapan itu terngiang-ngiang di otaknya bagai kaset rusak. Semalaman penuh ia tak bisa tidur karena memikirkan perkataan itu.
Berapa kalipun ia coba untuk memahaminya, hal itu terasa percuma. Sifat Chaffinch berbeda dengan apa yang ia tahu dari novel yang ia baca. Apakah kepindahannya ke tubuh Cecil membuat perubahan pada peminatan karakter disini?
Ia tak tahu. Bahkan ia tak pernah memikirkannya. Selama ini, yang ia pikirkan adalah keselamatan dirinya. Karena ia tahu, jika bukan dirinya sendiri yang mencari jalan keluar dalam masalahnya, lalu siapa yang akan suka rela membantunya mencari jalan keluar?
Tidak ada. Dunia ini bukan miliknya, semua terasa asing sekaligus familiar didalam ingatannya. Setelah lama menempati tubuh ini, Thana sadar jika perlahan memori kehidupan mereka bersatu.
Semua rasa dalam tubuh ini yang dimiliki Thana dan Cecil mulai menyatu. Tapi tetap, pengendalian tubuh ini tidak akan pernah berpihak padanya. Tubuh ini telah lama ditempati oleh Cecil, bagaimana mungkin dengan mudah mengakui dirinya yang pengecut sebagai pemilik mutlak tubuh ini?
Thana bukan orang yang naif, yang menganggap seluruh dunia berpusat dan akan selalu menuntunnya menuju jalan terang dari kesuksesan. Sebaliknya, jika ia sedikit saja lengah, semua akan menjadi boomerang untuknya.
Dunia ini bukan tempat seseorang sepertinya, dunia ini kejam. Ia harus beradaptasi dengan cepat jika ingin terus hidup dibawah lingkup dunia ini. Dan untuk itu, ia sangat bersyukur memiliki tubuh ini sebagai perisainya.
"Ada apa, hm? "
Thana mengerjapkan matanya dua kali. Ah~ dia lupa jika kini ia tengah berada di ruang makan bersama Chaffinch.
"Tidak ada. " Thana menggeleng dan mencoba tersenyum. Melihat jika perilaku Chaffinch berbeda dengan apa yang ia tahu melalui novel, ia hanya ingin percaya jika ia mulai diterima di ruang lingkup hidup pria itu.
"Habiskan. "
Thana kembali memakan sarapannya dalam diam. Begitupun dengan Chaffinch. Ruangan hening selama beberapa saat, hanya dentingan alat makan yang mengisi kekosongan ruang.
...
"Apa yang terjadi? "
Chaffinch membuka suara saat mereka berpindah ke ruang santai. Thana memeluk boneka beruang berwarna cokelat seukuran anak 6 tahun. Ia menoleh tak mengerti pada ucapan Chaffinch yang sering kali membuat otaknya pusing.
"Apa? "
"Sekolah. "
Thana terdiam mencerna potongan kata yang diberikan Chaffinch dan menyusunnya.
"Ah~ tak ada. Hanya masalah kecil, kakak tak perlu khawatir dengan nama baik keluarga kita. "
Chaffinch terdiam dengan terus memandangnya. Wajah pria itu yang jarang mengeluarkan ekspresi membuat Thana tak mengerti apapun tentangnya. Sosoknya yang seperti ini, sering kali membuat Thana sadar jika dirinya tak mungkin bisa mendekati pria itu.
"Katakan jika perlu. "
Thana mengangguk paham, meski ia tak mengerti sedikitpun. Kepalanya ia senderkan pada kepala boneka di pelukannya. Jika ingatannya benar, boneka ini sudah ada sejak Cecil kecil. Boneka kesayangan yang diberikan oleh Chaffinch saat ulang tahunnya yang ke-5.
Melihat bentuk fisik boneka ini yang masih sangat bagus, Thana tak akan menyangkal jika Cecil memperlakukan boneka ini dengan sangat hati-hati. Dengan bulu halusnya, Thana dibuat nyaman hanya dengan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mute Villainess
FantasyR16+ Dulu, kupikir selama aku diam semua akan baik-baik saja. Kini aku sadar, bahkan dalam sunyi, tak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Dia mampu mengetahui keberadaan ku, bahkan di tempat paling sunyi, dengan bibir tertutup rapat. ➹➷ "Padahal a...