Part 16 | Rangkaian Kata dari Hati

10.8K 2K 148
                                    

Didepan ratusan orang, Thana berdiri. Dengan dress hitam, ia membuat semua orang terganggu dengan pesonanya yang mematikan.

Warna hitam sangat kontras dengan kulitnya yang bersinar. Belum lagi dengan wajah tanpa ekspresi nya yang selalu menjadi ciri khas gadis cantik itu.

Ia menatap penonton dengan kedua bola matanya yang indah. Pandangannya mencari-cari sosok yang berperan penting dalam hidup Cecil.

Meski telah menjelajahi ruangan dengan kedua bola matanya, ia tak menemukan hasil yang memuaskan. Tidak ada orang tua Cecil, hanya Chaffinch yang terlihat di bola matanya. Duduk tenang di kursi depan.

Keluarga Cecil bukan donatur atau pendiri sekolah ini, tapi Chaffinch berada di deretan para pendiri sekolah. Thana tak mengerti situasinya.

Posisi duduk Chaffinch tidak di sebutkan dalam novel, tapi jika posisinya sama, maka tak heran jika Chaffinch terobsesi dengan Tata setelah ia melihat penampilannya. Posisinya sangat memungkinkan untuknya melihat dengan leluasa.

Menghela napas, Thana mulai mengambil posisi. Setelah siap, ia menoleh ke kanan, tepat ke arah orang yang akan memainkan instrumen untuk mengiringinya.

Alunan nada yang indah terdengar sebagai pembuka. Jantung Thana berdegup kencang, membawa perasaan asing yang menyenangkan.

Berbeda dengan degupan jantungnya di kehidupan lalu, ini membawa sensasi tersendiri untuknya. Thana tak merasakan ketakutan, sebaliknya, ia merasa ini sangat menyenangkan.

Kunci nada tiba untuk dirinya mulai membuka suara.

"Saat ku sendiri,
Kau datang mengisi hari
Tersenyum cerah menggetarkan hati
Memberi semangat pada diri yang hampir mati. "

Bayangan akan ibunya di kehidupan lalu membuat Thana memejamkan mata. Meresapi setiap bait kata yang terucap dari bibirnya.

Senyum tipis ia torehkan saat mengingat canda tawa yang dilakukannya dulu, bersama ibunda tercinta.

"Saat ku tersesat,
Kau datang bersama tangan hangat
Kau berikan pelukan saat diri ini rapuh
Kau berikan alasan untukku menjadi kuat. "

Thana ingat, saat dirinya terpuruk, ibunya selalu memberikan pelukan hangat untuknya. Dalam pelukannya, semua kekhawatiran akan masalahnya lenyap begitu saja, tergantikan akan kenyamanan yang menyelimuti hatinya.

"Tak ada ucapan yang membuatku jatuh
Tak ada kata yang membuatku rapuh
Tak ada tangan yang terangkat nyaring
Dan tak ada wajah yang berpaling. "

Ibunya sangat penyayang. Thana tak pernah merasa jika ibunya jahat. Karena, tak sekalipun ia mengalami kekerasan atas nama ibunya.

Bagi Thana, tak ada yang lebih mengerti dirinya selain sang ibu.

"Kau mengajarkan ku apa arti hidup melalui hati
Kau mengajarkan ku apa arti kenyamanan saat di sisimu
Kau memberikanku semua yang kau miliki
Mengorbankan diri, kau melakukannya hanya untukku. "

Thana tak pernah lupa akan perjuangan ibunya. Dulu, ia selalu merasa tak berguna. Hidupnya hanya beban bagi mereka. Tapi, ibunya selalu datang dan memberikan pengertian untuknya.

"Saat wajah ini memerah, kau berjaga untuk ku
Saat peluh membasahi dahi, kau menghapus dengan senyum
Saat tubuh renta memikul beban, tak ada hembusan napas kasar yang terdengar
Saat Hari menjelang malam, kau menutup dingin dengan hangat. "

Thana tau, meskipun keluarganya termasuk dalam keluarga dengan ekonomi yang tinggi, tapi tetap saja, jika ia terus sakit seperti itu, keluarganya akan mengalami krisis ekonomi.

Ibunya, sebagai pengelola uang di rumah, akan di buat pusing selama masa pengobatannya yang membutuhkan uang banyak. Siang malam, ibunya selalu menjaganya saat ia mengalami demam.

Mute VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang