JW ' 08

11.6K 653 11
                                    

"Jae pelan-pelan shhh..."

"Ini udah pelan, jangan gerak nanti kulitnya malah robek."

"S-sakit hiks..."

"Eh, jangan nangis. Shtt.. Gue pelan-pelan nih."

"J-jangan di masukin lagi, ih! Keluarin. Sakit banget, Jae.."

"Iya iya sabar."

"ARGHH!! PELAN-PELAN BEGO!"

Brak!

Tepat saat Jinna berteriak pintu ruangan Jaehyun di gebrak dari luar sampai terbuka lebar, membuat kedua insan di dalam sana terkejut bukan main. Begitu juga Hendery dan Yuta yang menatap penuh tanya pada keduanya.

"K-kalian ngapain??" Hendery bertanya, menatap Jaehyun dan Jinna bergantian.

Jinna meringis melihat pintu Jaehyun yang baru saja di dorong dari luar, sedangkan si pemilik ruangan menatap tajam pelaku yang baru saja berulah.

"Lo yang apa-apaan! Gak bisa buka pintu dengan santai." cecar Jaehyun menatap kedua pria itu dengan tajam.

"A-anu itu... Sorry hehe." Hendery menggaruk tengkuknya merasa canggung.

"Lagian lo berdua lagi ngapain, sampe kita denger Jinna nangis minta di keluarin." sahut Yuta, ikut membuka suara dengan sedikit gamblang.

Jinna dan Jaehyun saling pandang sebelum kembali menatap kedua pria di hadapan mereka.

"Ck! gue lagi bantuin dia ngeluarin jarum yang nusuk di jarinya lah!" jawab Jaehyun sedikit sewot.

Yuta dan Hendery membulatkan mulutnya, ber-oh ria seraya menghampiri kedua sepasang suami istri itu.

Hendery memandang Jaehyun curiga. "Beneran cuman itu?? Kok gue curiga lo bedua lagi mantab-mantab."

Yuta langsung menjitak belakang kepala Hendery yang terlewat bodoh, di susul dengan lemparan bantal sofa dari Jaehyun. Membuat pria itu mengaduh ke sakitan.

"Filter dikit mulut lo! Sekalian cuci tuh otak kotornya!" Jaehyun mencebik kesal, menatap tajam Hendery yang hanya menyengir tak tau diri.

"Ya maap, gue kira kan lo bedua lagi mant-"

"Bacod!" Yuta menyumpali mulut Hendery dengan kacang-kacangan yang ada di atas meja, membuat ucapan Hendery terpotong dan memilih mengunyah kacang-kacang itu.

"Jinna, gue minta maaf atas ucapan kembaran dakjal." ucap Yuta dengan enteng, membukuk hormat yang malah membuat Hendery mendelik tidak terima.

"Apa-apaan!" serunya tidak terima.

"Dari pada lo bedua ngebacot, mending keluar dari ruangan gue." usir Jaehyun, merasa jengah dengan kedua temannya.

Yuta dengan santai menarik lengan Hendery untuk segera di ajak keluar dari ruangan bos nya, sebelum si pemilik marah karena kehadiran mereka. Namun sebelum benar-benar keluar, Yuta lebih dulu meneriaki Jaehyun kalau pria itu akan kembali lagi.

Setelah kepergian dua pria tampan itu, Jaehyun kembali menatap Jinna yang sedang meringis menahan perih pada jarinya yang tidak sengaja tertusuk jarum jahit. Padahal tadi dia berniat untuk memperbaiki kancing kemeja Jaehyun yang lepas, tapi kenapa malah jadi insiden drama jari telunjuknya ketusuk segala.

Ck! Menyusahkan saja.

Jaehyun meraih jari telunjuk Jinna, lalu tanpa aba-aba langsung memasukkannya ke dalam mulut, di kenyot cukup dalam saat darah segar sedang keluar dari lukanya.

Jinna memejamkan mata karena sangat terasa jelas darahnya sedang di sedot oleh Jaehyun. Merasa selesai, Jaehyun mengeluarkan jari telunjuk Jinna dari dalam mulutnya dan menelan darah hisapannya dari luka tusukan pada jari Jinna tanpa jijik sedikit pun.

Jaehyun's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang