JW ' 10

15.7K 643 11
                                    

gatel pengen up trus 🙂

smoga kalian suka. . .

~~~



"J - jae . . . pelan-pelan shh. . ."

Jinna meremas kuat rambut Jaehyun. Tubuh mereka berdua sudah tidak terbalut oleh sehelai benang, keringat sudah bercucuran dari pelipis Jinna maupun Jaehyun.

Pria itu sudah memposisikan juniornya tepat di depan lubang milik Jinna. Perlahan tapi pasti Jaehyun mendorong pelan juniornya untuk masuk ke dalam milik Jinna. Tapi sayang, untuk kedua kalinya milik Jaehyun meleset.

"Shit!" decak Jaehyun mulai kesal.

Satu tangan Jaehyun gunakan untuk melebarkan selangkangan Jinna, sampai milik wanita itu terlihat jelas dan terbuka. Sedangkan satu tangannya yang lain memeluk pinggang Jinna.

Mata mereka bertemu, saling beradu pandang memberi tatapan sendu penuh gairah nafsu. Jaehyun mulai memasukkan kembali juniornya dengan sangat perlahan dan telaten, setengah dari miliknya berhasil masuk, membuat Jinna tak bisa menahan nyeri yang sangat menyengat itu.

"Akh!! Shh. . . " tangan Jinna mencakar punggung Jaehyun, menyalurkan rasa nyeri yang sedang dia rasakan.

"Shh. . . Punya lo semphit, Na." racau Jaehyun, dia semakin memasukkan juniornya agar masuk semua.

"Tahan sayang. . ." bisik Jaehyun, mengambil tangan Jinna dan menggenggam kuat tangan itu untuk menyalurkan rasa sakit yang Jinna rasakan.

Jleb!

"AKHHH!!!" teriakan Jinna menggema di seluruh penjuru kamar.

Jaehyun berhasil memasukkan sepenuh miliknya ke dalam milik Jinna. Matanya terpejam menikmati bagaimana juniornya di hempit oleh milik Jinna di dalam sana.

"Shh. . . Kenapa sempit banget. . ." racau Jaehyun.

"S - sakit . . . hiks . . . Jae . . ." rintih Jinna, menggenggam kuat tangan Jaehyun, matanya terpejam dengan air mata yang sudah keluar dari sudut mata.

Sebuah cairan merah terlihat keluar dari dalam milik Jinna. Jaehyun tidak terkejut, dia sangat bahagia karena mahkota Jinna dia lah yang mengambilnya. Suaminya sendiri.

Kecupan Jaehyun berikan pada bibir dan kedua mata Jinna, tangannya yang lain mengusap jejak air mata wanitanya itu.

"Shh. . . jangan nangis."

Jinna tidak merespon ucapan Jaehyun, dia sedang merasakan nyeri yang amat sangat menyiksanya sekarang di bawah sana. Sungguh, Jinna tidak menyangka kalau rasanya akan sesakit itu dan senyeri ini.

Beberapa saat mereka diam dan Jaehyun tidak menggerakkan sama sekali miliknya di dalam sana, membiarkan Jinna untuk menyesuaikan diri dengan keberadaan benda asing di sana.

Perlahan kerutan pada dahi dan genggaman kuat pada tangan Jaehyun mulai mengendur, yang berarti Jinna sudah mulai terbiasa dan rasa sakitnya perlahan menghilang.

Dengan lambat dan hati-hati Jaehyun mulai menggoyangkan pinggulnya, menaik turunkan miliknya di dalam sana.

"Ahh. . . shhh. . ." desah Jinna antara nikmat dan nyeri saat miliknya mulai di genjot.

Jaehyun semakin menaikkan tempot genjotannya, memperdalam miliknya di dalam sana. Tangannya tidak tinggal diam, satu tangannya meremas dada Jinna yang sangat menggoda, dan mulutnya mencium bibir Jinna sebagai pengalihan dari rasa sakit.

Jaehyun's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang