"Gak. Gue gak mau nikah sama lo!"
"Kenapa?"
"Jae, kita baru ketemu beberapa kali. Kita belum sedeket itu buat menjalin hubungan ke jenjang serius, lo tau sendiri status kita apa sekarang." Jinna berusaha menjelaskan apa yang harus dia jelaskan pada Jaehyun, pokoknya Jinna harus memberi alasan masuk akal agar dirinya tidak menikah dengan Jaehyun.
"Gue tau, makannya gue mau lo nikah sama gue dan kita mulai hubungan baru dengan yang lebih serius. Karena gue maunya kita pacaran setelah nikah." Jaehyun meraih kedua tangan Jinna yang berada di atas meja, lalu menggenggamnya lembut. "Na, gue tau lo pasti tekejut sama ajakan gue yang tiba-tiba. Tapi, bukan tanpa alasan gue mau ngajak lo nikah. Gue cuman mau pastiin lo bahagia, dan gue pastiin lo bahagianya sama gue."
Jinna menghela nafas, perlahan melepas genggaman Jaehyun. "Gue tau maksud lo itu baik, tapi jangan dadakan kaya gini. Gue kaget bego! Tetiba lo ngajak gue nikah, mana maksa pula. Nyebelin tau!"
Mendengar kekesalan Jinna, Jaehyun pun tak bisa menahan tawanya melihat kegemasan Jinna ketika kesal. Kedua tangan gadis itu terlipat di depan dada, menatap nyalang Jaehyun di hadapannya yang sedang tertawa.
"Tuh kan, malah ketawa! Ngeselin!" perbincangan mereka yang semulanya serius kini berubah menjadi santai, begitu melihat Jinna yang menumpahkan kekesalannya sejak malam.
"Hahaha... Sori sori, abisnya muka lo lucu kalo lagi marah." Jaehyun menghentikan tawanya, lalu mendekatkan badannya pada Jinna sampai dada bidangnya menempel pada pinggiran meja cafe. "Terus gimana, lo mau nikah sama gue??"
Dengan kesal Jinna memukul dada Jaehyun dengan kepalan tangannya, yang sama sekali tidak terasa sakit bagi Jaehyun, malahan terasa geli saat pukulan itu makin jadi.
"Jaehyun! Gue masih kuliah tolol! Lo mau nikahin anak kuliahan, hah?!"
Sebelah alis Jaehyun terangkat, menampilkan wajah menantang. "Why not?? Lo selesain kuliah lo, soal keuangan gampang, gue udah kerja. Malahan punya dua cabang perusahaan."
"Bukan gitu, Jaehyunnn. Gue tau lo udah kerja, pengusaha muda. Tapi... Gue ngerasa gak cocok sama lo, tau sendiri kan kita gak ada hubungan apa-apa selain.... Temen. Jadi, menurut gue ini terlalu tiba-tiba." kepala Jinna menunduk, tidak berani menatap mata Jaehyun.
"Hey, kata siapa lo gak cocok sama gue?? Kalaupun lo gak cocok, pasti udah dari dulu gue gak ngedeketin lo sampe nekat ngelamar lo kaya gini." helaan nafas keluar darinya. "Lagian juga buat apa ada hubungan di antara kita, kalau hubungan suami istri aja bisa kita gapai langsung."
Blus!
Pipi Jinna merona merah mendengar ucapan Jaehyun yang terdengar manis. Pria itu memang jago membuat wanita sepertinya blushing.
"Jaehyun..."
"Hm?"
Jinna memberanikan diri menatap mata Jaehyun yang menampilkan sorot lembut.
"Udah berapa cewek yang lo buat salting??"
Kening Jaehyun mengerut, bingung tiba-tiba di tanya seperti itu, jauh dari topik pembicaraan mereka.
"Gak tau."
Raut wajah Jinna berubah jadi kesal. "Saking banyaknya, ya?? Ck, terus kenapa lo ajak gue nikah kalau di luar sana masih banyak cewek cantik nan aduhay buat lo sandang jadi istri??"
Ekspresi wajah Jaehyun berubah menjadi serius. "Gue juga gak tau, karena gue ngerasa lo yang bakal jadi singgahan terakhir gue. Bukan yang lain."
Fix! Jaehyun emang rajanya buat anak orang salah tingkah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehyun's wife
Fiksi Penggemar[END] "Mau tau rasanya jadi istri Jaehyun?? Rasanya... Ahh! Mantav." #1 in pasangan ▨ wife series : book I ⎙ © sraily_pxy ˖ ݁ ، Ꮺ