JW ' 11

11.9K 609 7
                                    

Jinna menyandarkan punggungnya pada kepala sofa ruang tengah, tangannya meraih remote tv dan menyalakannya. Menayangkan salah satu drama serial tv yang sedang memperlihatkan adegan romance.

Seketika kedua pipi Jinna merona saat menonton drama itu, mengingatkannya pada kejadian semalam. Argh! Dia benar-benar malu dan tidak menyangka kalau sekarang sudah tidak perawan lagi.

Kedua tangannya menangkup wajah dengan senyum yang tidak bisa di tahan lagi. Sampai suara bel rumah terdengar mengalihkan atensi nya.

Kerutan terlihat di keningnya. Kira-kira siapa yang menamu?? Kalau Jaehyun balik ke rumah lagi tidak akan mungkin, karena belum satu jam pria itu meninggalkan rumahnya. Kalaupun orang tuanya tidak akan mungkin juga, karena mereka baru saja berangkat ke luar negeri untuk urusan pekerjaan ayahnya.

Jinna bangkit dari duduknya, melangkah perlahan mendekati pintu utama.

Saat sampai di depan pintu, tangan mungilnya langsung meraih handle pintu dan membukanya secara perlahan.

Keningnya mengerut bingung dan juga terkejut saat melihat siapa orang yang bertamu siang ini.

"Jaehyun?? K – kenapa bisa gini??" Jinna langsung menghampiri ketiga pria di hadapannya, menangkup wajah Jaehyun yang sudah babak belur di bantu oleh Yuta dan Hendery untuk menahan tubuh besarnya.

"Nanti kita ceritain, tapi tolong bawa masuk dulu suami lo, berat ni!" keluh Hendery, membenarkan tangan Jaehyun yang tergantung di pundaknya.

Jinna langsung menyingkir dari depan pintu, mempersilahkan kedua pria tampan itu untuk membawa Jaehyun masuk dan di dudukan di atas sofa ruang tengah.

Yuta dan Hendery ikut mendudukkan bokongnya di sofa, bersebelahan dengan Jaehyun yang sedang memejamkan mata karena rasa pusing. Dia tidak sanggup berbicara karena pusing di kepalanya yang tidak bisa di abaikan.

Yuta pindah duduk di sofa singel saat Jinna datang menghampiri mereka dengan baskom isi air hangat, handuk kecil di pundaknya, dan kotak P3k di bawah baskom yang dia bawa.

Hendery membantu Jinna menurunkan baskom dari tangannya saat melihat wanita itu kesulitan menurunkannya.

Jinna langsung saja duduk di sebelah Jaehyun, memasukkan handuk kecil itu ke dalam baskom berisi air hangat, memerasnya sampai tidak terlalu basah, lalu mengusap pelan sisi luka di wajah Jaehyun untuk membersihkannya.

"Apa yang terjadi sampe Jaehyun babak belur gini??" tanya Jinna membuka pembicaraan.

Hendery dan Yuta saling tatap sejenak, lalu keduanya menatap Jaehyun yang sedang meringis kesakitan saat lukanya di bersihkan oleh Jinna. Seakan memberi tanda tanya apa mereka boleh memberi tau apa penyebab Jaehyun seperti ini atau tidak.

Jaehyun yang menangkap kode kedua temannya itu lantas mengedipkan kedua matanya dengan sangat pelan, memberi jawaban 'ya'.

Helaan nafas terdengar dari pria berwarganegaraan Jepang. "Dia di serang."

"Gue tau. Maksud gue siapa yang ngelakuinnya." ucap Jinna malas, tanpa mengalihkan tatapannya dari luka-luka Jaehyun.

Yuta kembali menghela nafas, seakan mengatakannya terlalu berat dan susah.

"Hyunjae. Lebih tepatnya orang suruhannya." lanjut Yuta.

Kali ini pergerakan tangan Jinna pada wajah Jaehyun berhenti seketika. Diam mencerna ucapan Yuta yang seakan menghentikkan dunianya sejenak.

Ketiga pria itu ikut diam, bingung dengan respon Jinna yang hanya diam. Begitupun Jaehyun yang ikut heran saat sentuhan Jinna tidak terasa lagi di pelipisnya.

Jaehyun's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang