JW ' 25

6.9K 480 5
                                    

ni aku lngsung next
vote nya kencengin dong jgn minta next tpi vote nya gda tingkatan :'

~~~


Pria itu menurut membawa Jaehyun ke salah satu hotel berbintang di sana, walaupun dia yakini setelah ini pasti akan ada maut yang menunggu. Namun dia lebih memilih mematuhi anak bungsu dari Tuan besarnya itu.

Tanpa banyak bicara Jaehyun langsung membawa koper dan Jinna di kedua genggaman tangannya meninggalkan mobil itu. Lalu masuk ke dalam lobby hotel yang ternyata sudah ada dua orang pria berpakaian tak jauh dari pria sebelumnya berdiri tegap di tengah lobby hotel.

Tanpa sadar bola mata Jaehyun memutar malas. Ini salah satu yang tidak Jaehyun suka jika masuk ke dalam lingkup ayahnya lagi, pasti di mana-mana selalu saja ada yang mengawasi dan yang jelas selalu mendapat aturan dari Tuan Besarnya.

"Selamat datang, Tuan muda." sambut kedua pria berperawakan besar itu dengan sopan seraya setengah membungkuk hormat.

"Siapa yang menyuruh kalian di sini?" tanya Jaehyun tidak menghiraukan sapaan dari kedua pria itu.

"Tuan besar." jawab salah satu dari mereka.

Decakan pelan Jaehyun lontarkan begitu saja, baru saja ingin membuka suara, salah satu pria itu langsung menyelanya.

"Tuan besar mengijinkan anda untuk tinggal di hotel sementara waktu, tapi Tuan besar meminta anda —" pria itu melirik wanita di samping Jaehyun sekilas sebelum menatap Jaehyun kembali. "—dan istri anda untuk hadir di acara makan malam nanti."

Jaehyun menguatkan genggaman tangannya pada Jinna. Lalu kening nya mengerut heran. "Makan malam? Bukannya nanti malam acara itu?"

Pria lain menyahuti. "Tuan besar mengubah jadwal, acara peresmian di adakan besok pagi. Untuk malam ini acara makan keluarga besar."

Jaehyun kembali berdecak. Seharusnya dia tau kalau ayahnya bermain licik, karena tidak semudah itu ayah nya akan melepaskan dia begitu mudah begitu kembali dalam lingkupannya.

"Tuan, ini kunci dan kartu akses kamar hotel anda." pria sebelumnya kembali berucap seraya mengulurkan tangan yang menggenggam kunci dan sebuah kartu akses.

Jaehyun menerimanya, lalu menoleh pada Jinna yang diam menyimak sedari tadi. "Ke kamar sekarang, bawa ini. Aku ada urusan sebentar."

Jinna diam memandang Jaehyun tanpa berniat mengambil benda yang Jaehyun sodorkan, tesirat tatapan penuh tanya dan meminta penjelasan di dalam sana, dan Jaehyun menyadari hal itu.

Tangan besarnya pun terpaksa mengambil satu tangan Jinna, memberi kunci serta kartu akses itu pada tangannya. Lalu menghela nafas.

"Nanti aku jelasin, sekarang ke kamar dan istirahat. Aku gak bakal lama." intonasinya Jaehyun rendahkan dan lembutkan agar Jinna menurut.

Wanita itu menghela nafas pasrah, kepalanya mengangguk kecil. "Jangan lama-lama, aku gak mau di negara orang sendiri."

Jaehyun tersenyum dan mengangguk. "Iya sayang. Naik sana."

Jinna mengangguk, mengambil alih koper mereka untuk di bawa pergi. Namun sebelum itu Jaehyun memberinya kecupan di keningnya cukup lama sebelum akhirnya Jinna benar-benar pergi menghilang di dalam lift.

Merasa wanitanya benar-benar pergi, pria itu pun kembali menatap pada kedua pria berpakaian jas lengkap itu dengan tatapan datar dan aura dingin.

"Ayah menyuruh kalian mengawasi saya?" tanya Jaehyun.

"Iya, Tuan." jawab salah satunya.

"Tidak usah. Lebih baik kalian pergi sekarang."

"Tapi—"

Jaehyun's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang