Star down⭐.
Malam itu Barga menyelinap keluar rumah, semua orang dirumah Barga rasa sudah terlelap. Ia langsung menuju sebuah taman kecil yang letaknya tak jauh dari rumahnya, ya, tempat mereka janjian dadakan.
Ternyata Calya sudah berada disana, dari belakang, Barga liat gadis ber syal itu duduk sendirian dengan tatapan kosong seperti tengah memikirkan sesuatu, aneh, kenapa auranya kali ini berbeda?
Langkah kaki Barga yang terdengar tergesa-gesa langsung menyentakkan Calya dari lamunan. Ia tatap cowok itu dan tersenyum kali ini lebih ramah dari biasanya.
"Lo punya nyali juga ya ajak ketemuan," ucap Calya mula-mula.
Barga hanya diam, ia mulai sadar dengan siapa ia berhadapan sekarang. Pemuda itu perlahan menjauh, takut berdekatan dengan gadis itu.
"Kenapa? Gue gak bakal macam-macam kok, ayok kesini." Calya menunjuk-nunjuk sisa bangku disampingnya mengisyaratkan agar Barga duduk disebelahnya.
Barga menggeleng, tapi dengan sigap gadis itu langsung menarik tangan Barga dan memaksanya untuk duduk. "Nah, bagus." Ujarnya.
Angin malam itu cukup dingin, suasana disini pun tak kalah dinginnya. Barga tatap Calya yang saat itu yang hanya diam dan tak banyak bicara seperti biasanya. Baru Barga sadari gadis ini punya paras yang tak semenakutkan itu, entah kenapa rasa benci nya memudar ketika melihatnya walau dari samping.
Mata Barga benar-benar terpaku pada Calya sekarang. Tanpa disadari, Calya berbalik menatap mata Barga yang tak lepas pandang itu.
Alhasil Barga salah tingkah, ia buang muka dengan secepat kilat, mengumpat dalam hati setapa bodohnya ia sampai menatap Calya sebetah itu.
"Maaf gue gak.."
"Santai aja," balas Calya dengan santai.
"Sebenarnya.." Barga mulai menyatakan maksud, "gue mau minta agar lo berhenti ganggu gue sekarang." Katanya sedikit menggigil.
"Pfftt, apa gue terkesan mengganggu?" Kata Calya sembari tertawa kecil.
"Untuk semua yang udah Lo lakukan, iya." Jawab Barga langsung.
Calya lagi-lagi tertawa, tawanya kali ini lebih keras. "Oh maaf, abisnya siapa yang tahan dengan wajah rupawan Lo itu?"
"Ya, cowok yang sangat digemari cewek, tapi sayangnya penakut, kenapa sih Lo selalu ketakutan? Padahal ada singa yang bersembunyi disini," Calya menunjuk-nunjuk dada Barga.
Kaki Barga langsung kaku, dimana keberaniannya tadi? Kenapa disaat yang tepat semuanya hilang? Pantas saja gadis ini menganggapnya selalu ketakutan.
"Gu-gue..ah udahlah, kenapa malah bahas hal yang lain?" Barga langsung berdiri dihadapan Calya, "gue mohon agar Lo bisa anggap masa lalu waktu itu gak ada." Sambungnya to the point.
"Gak bisa," Calya menjawab cepat.
"Kenapa? Gue udah cukup berurusan sama teror yang Lo kasi, apa yang sebenarnya Lo mau?!" Teriak Barga,
"Pengakuan dan tanggung jawab," Calya kali ini berdiri dan terlihat menghadang.
Kelihatannya Barga mulai kehilangan kesabarannya, ia angkat tangannya ancang-ancang ingin memukul, dengan cepat Calya tepis. "Jangan kasar, seorang superstar gak pantas berlaku kayak gini," perlahan Calya turunkan tangan Barga.
Napas Barga tersengal-sengal, cowok itu melakukan sesuatu diluar kesadaran lagi. Ia kemudian kembali duduk, menutup wajahnya karena menyesal.
"Karena selalu menahan, semua yang menumpuk dihati keluar tanpa disadari," Barga menatap Calya erat-erat kali ini, matanya berkaca-kaca, tapi tidak membuat Calya iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...