The star trapped by the devil⭐.
Calya duduk didepan televisi, berita panas pagi ini benar-benar membuatnya sangat puas. Ia memutar-mutar minuman keras digelasnya, tertawa besar sesaat kemudian mengingat apa yang sudah terjadi pada Barga saat ini.
"Bukan gue yang menjerumuskan lo, tapi sahabat-sahabat lo sendiri. Hmm, kira-kira sekecewa apa pemuda manis itu setelah melihat berita ini?" Gadis itu menghabiskan sisa minuman, ia mengalihkan gelas bening itu pada pelayan disampingnya.
Calya lalu berdiri, "Suruh semua orang untuk pergi keluar selama beberapa jam," perintah Calya pada pelayan itu.
"Baik nona," pelayan itu menunduk kemudian melangkah pergi.
"Oh iya, kecuali lo. Gue ada sedikit kerja buat lo, tetap pegang gelas itu dan tunggu perintah gue selanjutnya." Calya tersenyum ngeri.
Pelayan itu menuruti perkataan Calya,
Lalu Calya beralih ke kamar Wulan, ia lirik jam yang sudah menunjukkan pukul delapan, seharusnya obat itu sudah bekerja sekarang.
"Sayangnya ibu sekarang tidur nyenyak sekali, padahal ada berita luar biasa yang bisa aja bikin ibu benci ke Barga." Calya duduk disamping ibunya yang terlelap, mengelus rambut wanita itu lalu mencium keningnya.
Lalu tatapan Calya berubah jadi serius, "Pembunuh yang jadi target Calya waktu itu adalah orang yang ibu temui akhir-akhir ini, entah dimana dia sekarang, Calya sangat merindukannya." Calya lalu mengambil ponsel Wulan.
Gadis ganas itu lalu langsung melancarkan aksinya, "kalo gitu, mari kita undang penjahat itu kesini untuk bersenang-senang."
Calya mengirimkan chat ke Barga, hanya beberapa detik, Barga langsung membalasnya. Calya langsung tersenyum, "waktunya eksekusi."
Tak lama waktu berselang, chat baru masuk ke ponsel Wulan.
"Barga sudah didepan rumah."Sementara kini Barga berdiri didepan rumah yang megah itu dengan perasaan takut-takut. "Tante Wulan bilang didalam ada maling, tapi kenapa rumahnya nampak tenang aja?" Pikirnya sejenak.
Barga masih memperhatikan rumah itu dari luar, ternyata ini rumah Calya, inilah rumah terakhir yang Barga dan Alana kunjungi saat mencari Satria waktu itu.
Ia masih berpikir dan sempat mengira ini hanya main-main saja agar Wulan bisa membawanya kerumah dan bertemu dengan Calya.
Lalu Barga melihat chatnya yang hanya di-read Wulan. Berbalik dan melangkah pergi.
Saat melangkah ia mendengar suara benda pecah dari dalam, otomatis Barga melirik ke rumah itu lagi. "Tolongg!!!" Teriak seseorang dari sana.
Mata Barga langsung membelalak, tanpa pikir panjang ia langsung berlari dan masuk kerumah itu. Pemandangan pertama yang ia lihat, seorang pelayan yang berlutut sembari membersihkan beling-beling di lantai.
Barga langsung kebingungan
"Akting yang bagus, sekarang Lo boleh pergi." Sahut seseorang dibalik pintu.
Lalu pelayan itu segera pergi setelah membersihkan sisa kaca yang pecah. Ia juga yang sengaja berteriak dan menjatuhkan gelas itu sesuai dengan perintah Calya.
Seketika Barga melirik pemilik suara itu dengan tatapan tidak senang, "apa maksudnya ini?!" Nada suara Barga mengeras.
Klik..
Calya langsung mengunci pintu masuk, "kenapa masih nanya? Udah jelas kan dari situasi lo sekarang? Jangan pura-pura bodoh, pembunuh."
"Licik! Setelah semua yang menimpa gue, Lo masi mau main-main sekarang? Dimana Tante Wulan?!" Bergabung menggertak, ia tengah menahan geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...