Trembling stars⭐.
Menyakiti lalu mengobati, pekerjaan paling gabut yang jadi kebiasaan Calya selama ini. Sayang sekali ia harus berurusan dengan seseorang yang bisa dibilang punya segalanya, iya, hampir segalanya, kecuali keberanian.
Banyak orang bilang dia gadis iblis, tak punya perasaan, dan suka memeras. Tapi semua orang tak bertanya mengapa dia berperilaku demikian? Yang mereka nilai hanya hidupnya saat ini yang kelewatan malang, padahal dulunya dia sangat diagung-agungkan.
Hanya satu orang yang menganggapnya manusia paling baik, yang tahu tiap detail kejadian malang yang menimpanya selama kurang lebih enam tahun lalu. Sosok yang menganggap Calya sebagai seorang anak yang sempurna, yang sebentar lagi datang setelah pamit pulang ke kampung sebulan silam.
Orang yang setidaknya membuat Calya tidak terlalu merasa sendiri.
Tok..tok..
Ada seseorang yang mengetuk pintu dari luar, "biar gue aja," cekalnya pada seorang pelayan yang ingin membukakan pintu.
"Calya sayang...bukain pintunya dong." Serunya dari luar.
Saat pintu terbuka, wanita ayu itu langsung memeluk Calya dengan penuh kegirangan. Calya sampai tercekik karena cekatan tangan wanita ini.
"Akhirnya sampai juga, yuk masuk, Bu." Calya langsung mempersilakan ibu angkatnya tersebut masuk.
Namanya Wulan, umurnya baru 30 tahun, tapi wajahnya tetap fresh seperti gadis-gadis umur 20an. Wanita hyperaktif, cerdas, dan punya kasih sayang yang tinggi.
"Gimana perjalanannya? Lancar-lancar aja kan?" Tanya Calya lembut sembari melepas jaket Wulan.
"Hm, gimana ya, lancar-lancar aja sih, cuma pikiran ibu terusik gara-gara dengar konsernya Barga kebakar, mana mereka baru umumin band baru, sedih dong jadinya." Ucapnya terus terang,
Calya hanya tersenyum hambar, pasalnya Wulan ini adalah fans garis keras Barga, dirinya merasa bersalah karena sudah berurusan dengan fans ibunya sendiri.
"Eh tau gak? Ternyata ada orang yang sengaja bikin konsernya berantakan, kayaknya cowok-cowok gengster deh, ada akun yang bilang kalo dia pelakunya, nih nih, liat." Wulan menunjukkan gambar seorang pria yang tak lain adalah foto dari akun Calya.
Calya menanggapi seolah tak tahu, tertegun dan menerka-nerka kejadian. "Hm, kayaknya iya deh, tambah lagi dia bawa pematik, kalo sampai ketangkap, udah pasti bakal kena hukuman berat."
"Ya, andai aja pelakunya ada disini, beuhh, ibu gak segan-segan bikin perhitungan." Wulan meninju-ninju tangannya.
Calya tertawa ketir, sudah jelas-jelas pelakunya memang ada didepannya. Agar tidak terlalu hanyut dalam obrolan pasal Barga, Calya lalu mengajak Wulan ke lantai atas. Menyuruh pelayan menyediakan dua cangkir cokelat panas.
"Hahh, udah lama ya kita gak begini, gimana selama gak ada ibu? Baik-baik aja kan?" Tanya Wulan sembari menyeruput cokelat panasnya.
"Baik-baik aja sih, tapi pastinya Calya kesepian, rasa ada yang kurang aja." Balas Calya terus terang.
Wulan lalu mengelus rambut Calya dengan lembut, "anak yang baik, beruntungnya ibu bisa mengenal anak se sempurna Calya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...