Melliflous: 5

47 8 10
                                    


Test..1,2,3...

Ehm, APA KABAR SEMUA??!
KANGEN GA SAMA AKU? HEHE.

Happy reading uwu:)

.

Being the star⭐

Gelombang manusia tersebut akhirnya menyerah saat Barga dan teman-temannya memasuki mobil dan melesat dengan kecepatan tinggi.

Barga menghela napas panjang dan menyeka keringat dipelipisnya. "Fiyuhh, untung ga mati." Ujarnya asal.

Rasya disana langsung memasang tampang garang. Ia melirik tajam ketiganya akibat tingkah konyol yang pasti membuat kepala pusing.

"Gue ga abis pikir, ini bukan pertama kali kalian kena kejar, udah kesekian ribu kali malah. Pliss, kalian kalo mau hangout harus pake bodyguard! Udah tau di Bandung banyak cewek ganas, paham kalian?" Hardik Rasya sedikit keras.

"Maaf kak," ketiganya tertunduk lemas.

"Gue, ga larang kalian buat kemana-mana, lagian juga, Lo kan kemaren abis konser, ga capek tu badan? Mending istirahat." Nada gadis cantik itu mendadak lemah.

Ketiganya mengangguk kaku, memang ritual lari-larian seperti tadi bukan hanya sekali terjadi, tapi berkali-kali. Selain Barga yang menjadi pusat perhatian, Satria dan Alana sebenarnya juga memiliki fan-club sendiri. Karena mereka bertiga punya talenta yang sama, hanya saja mereka jarang muncul manggung bersama Barga karena masih takut-takut alias demam panggung.

"Oiya, kalian pergi pake apa tadi?" Tanya Rasya lagi.

Barga menepuk keningnya, "haduh, pak Asep ketinggalan."

"Suruh aja dia kerumah, kita pulang bareng aja." Suruh Rasya.

Lokasi rumah yang cukup jauh membuat perjalanan terasa sedikit bosan. Rasya hanya bicara seadanya pasal kegiatan Barga yang dijawab kompak oleh Satria dan Alana.

Barga menguap lebar-lebar, rasa lelahnya baru terasa sekarang. Akhirnya cowok manis itu tertidur, pose mulut menganganya sukses membuat seisi mobil tertawa.

"Capek banget ya anak buk Yura." Satria sengaja menepuk agak keras pipi Barga karena gemas, tapi tidak membuat pemuda itu terbangun.

"Jadi, kalian kapan bikin band bersama?" Tanya Rasya tiba-tiba.

Satria dan Alana saling menatap, "kami sebenarnya mau, tapi, kalo kita bertiga sama-sama sibuk, nanti apa-apa yang dilakuin Barga ga bisa kami awasi. Kami senang liat dia senang, contohnya sekarang." Ujar Alana.

"Kak Rasya tau kan? Banyak penyanyi yang terlibat narkoba tanpa disangka-sangka? Mereka kerja ga kenal waktu, depresi dapat kiriman dari haters, Kami ga mau Barga sampe kek gitu. Makanya kami berusaha melindungi Barga dari belakang, karena sebanyak apapun penggemarnya, sebanyak itu juga anti-fan Barga yang sama sekali ga dia liat." Satria melanjutkan.

Rasya mengangguk-angguk paham, dia tersenyum pada dua sosok yang setia ada disamping Barga. Mereka memang pantas disebut sahabat.

"Kalian memang pantas bersama Barga, gue banyak kenal artis, tapi ga pernah nemu yang beginian, bahkan nih, rekan sendiri aja meraup keuntungan dari kerja keras abis nyanyi." Rasya membongkar sisi gelap entertainment.

Keduanya tersenyum.

.

Setelah beberapa menit di mobil, akhirnya mereka sampai. Barga berjalan terhuyung-huyung karena baru bangun. Sampai dikamar, ia langsung melanjutkan tidurnya di ranjang empuk.

"Gue pulang dulu ya," pamit Alana pada Satria, "Lo ga pulang?" Sambungnya.

Satria mengangkat bahunya, "males sih, tapi gue udah beberapa hari ga pulang, kita pulang bareng aja ya."

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang