Melliflous: 35

25 5 0
                                    


The star and the glimmer of light⭐

.

Mata Alana sembab, ia terus-terusan menatap langit-langit kamar agar air matanya tidak turun lagi.

Alana sudah berpikir ratusan kali juga sudah menimbang-nimbang berkali-kali. Kenapa bisa Barga yang begitu lama ia kenal menyembunyikan ini semua dengan sangat mulus?

Atau karena Alana yang kurang baik menjalin komunikasi sampai-sampai Barga enggan untuk bercerita?

"Sebenarnya lo kenapa ga?" Alana berujar dengan sedikit berteriak, ia usap wajahnya yang dingin dengan kasar.

Selang beberapa saat Satria datang dengan sepotong roti dan segelas susu, Alana lalu bangkit.

"Diminum dulu." Suruh Satria, ia menyodorkan gelas itu langsung kepada Alana.

Alana minum sedikit, ia benar-benar tidak bersemangat lagi. "Gue, maksudnya kita.. kita harus apa sekarang?" Tanya Alana tergagap pada Satria.

"Yang pertama kita gak boleh nangis, kedua kita bakal coba cari Barga dan tanya semuanya." Satria pura-pura tersenyum.

Mendengar hal itu Alana jadi ikut tersenyum, ia letakkan gelas hangat ditangannya dan mulai untuk menyatakan hal yang selama ini ia pendam.

"Semuanya udah jelas kan sat? Dia pembunuh! Dan pada akhirnya lo gak ragu lagi tentang hal itu." Jelas Alana.

Seketika mata Satria membesar, ternyata Alana tahu keraguannya selama ini. "Kenapa lo bisa tau?" Tanya Satria sedikit menggigil.

"Lo itu orang yang peka, tapi gue bisa lebih peka dua kali lipat dari Lo," Alana melipat kedua tangannya didepan dada, "untuk semua yang terjadi, lo kira ini wajar? Gue coba untuk berlagak lugu agar kalian bisa sama-sama cerita tentang keraguan kalian."

"Dan Lo itu tipe orang yang to the poin, gak suka menye-menye. Tapi belakangan gue terus liat keraguan Lo ke Barga, dan setelah tau semuanya Lo marah besar, walau akhirnya Lo lega dan bisa bebas dari keraguan yang menghantui Lo selama ini." Tegas Alana.

Alhasil Satria langsung tertunduk, malu sekaligus sedih. "Maaf Al, gue cuma mau ngebuktiin keraguan gue tentang Barga, gue takut kalo gue ngomong tentang ini persahabatan kita bakal rusak."

"Buktinya sekarang apa? Hancur kan? Semuanya jadi berantakan! Itu karena kalian gak terbuka satu sama lain, kalian ragu tapi gak pernah saling bertanya, serta saling nyembunyiin rahasia." Tegas Alana

"Gue jadi merasa gak dihargai, kita udah lama sama-sama tapi kalian malah saling rahasiaan. Kita ini sahabat atau bukan?!" Nada bicara Alana mulai menaik, matanya juga mulai berkaca-kaca lagi.

Satria langsung diam seribu bahasa, ia tak mampu lagi mengelak dari ucapan Alana, semuanya benar.

"Sekarang ceritakan ke gue apa aja yang Lo tau." Mata Alana membara, ia sentuh pundak Satria seolah menghipnotis.

Satria langsung membuka faktanya, sebenarnya Satria dari dulu ingin bercerita, namun menceritakan suatu hal yang tak pasti bisa saja menimbulkan fitnah. Satria jadi serba salah, ia semata-mata ingin melindungi nama Barga juga persahabatan mereka.

Namun semuanya tak berlaku sekarang, Satria sudah tak ragu lagi untuk membuka semua hal yang membuatnya ragu. "Semuanya terjadi setelah gue hilang waktu itu, orang yang selama ini yang bikin gue ragu tentang Barga adalah Calya, orang yang kasi Lo music box itu."

Semua yang Satria rasakan selama ini akhirnya ia ungkapkan pada Alana. Satria sangat spesifik menjelaskan siapa Calya dan apa saja yang telah ia perbuat selama ini.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang