Melliflous: 28

24 3 0
                                    


Star down
.

Seminggu sebelum kejadian berdarah..

Dibelahan dunia berbeda, ada seorang anak yang sedang dibanjiri berbagai pujian. Kini ia tengah memainkan piano dengan sangat gemulai, resital ini membawa namanya makin berkilau.

Outro itu sukses ia bawakan tanpa cacat nada sedikit pun. Ia diberi karangan bunga mewah dan melambai kepada para pendengar. Anak itu adalah Calya.

Ia senang karena sudah membawakan banyak lagu dan semua orang puas setelah mendengarnya, terlebih lagi orangtuanya.

Setelah ia selesai tampil, mama dan papanya memperkenalkan anak semata wayangnya ini kepada orang-orang. Mereka merasa besar hati dan selalu mengagung-agungkan anaknya kepada semua orang.

Bahkan sampai tengah malam, Calya duduk dengan bosan dimeja makan bintang lima itu dan mulai gerah dengan semua yang orangtuanya katakan. Itu dan itu lagi yang mereka ucapkan.

"Ma, bisa kita pulang sekarang?" Ujar Calya.

"Acaranya belum selesai, kita jangan pulang dulu." Jawab mamanya.

Calya hanya mendengus, ia bahkan ketiduran sampai acara berakhir.

Diperjalanan pulang, papanya menyetir sembari menelpon, dan lagi-lagi pastinya dengan membanggakan Calya yang berhasil mencuri hati semua orang.

Begitupun mamanya, suara di mobil ini benar-benar didominasi oleh mama dan papanya. Calya hanya bisa diam dibelakang dan memegang gagang diatas mobil karena mobil ini perlahan mengencang.

Papanya terus-terusan tertawa, ia mengendalikan mobil dengan satu tangan. Sampai akhirnya dari jarak yang lumayan dekat, ada sebuah mobil yang tiba-tiba membanting stir ke kanan. Alhasil mobil langsung di rem mendadak.

Calya lalu terbanting ke depan, untung semuanya selamat. Ia lalu bangkit dan melihat kebelakang kaca mobil, dari kejauhan ia melihat sebuah truk melaju dengan sangat kencang, lampunya amat menyilaukan dan seketika.. Calya tak mengingat apapun.

Keesokan harinya..

"Sebuah kecelakaan mengerikan terjadi tengah malam tadi, sebuah truk menabrak sebuah mobil yang sedang berhenti dipinggir jalan, seorang gadis kecil dikabarkan kritis dalam insiden ini."

Gadis yang dimaksud adalah Calya. Ia amat terluka parah setelah truk lumayan besar menghantam bagian belakang mobilnya. Sementara orangtuanya hanya mengalami luka kecil.

Diruangan tempat Calya dirawat, kedua orang tuanya tampak bersitegang.

"Ini semua salahmu!"

"Kenapa harus aku? Truk itu yang salah!"

Calya memang tak sadar, tapi ia bisa mendengar semuanya. Mereka bukannya mengkhawatirkan kondisi anaknya malah berdebat tentang hal yang tidak penting.

"Pak, Bu. Bisa kita bicara sebentar?" Seorang dokter akhirnya mengakhiri perdebatan.

Dayana serta suaminya menuruti kata dokter. Dokter disana terlihat tampak khawatir dengan keadaan Calya.

"Anak bapak ibu mengalami benturan kepala yang cukup serius, ada beberapa kerusakan dijaringan otaknya, kemungkinan dia hidup sangat tipis, dan jikapun ia selamat, ada kemungkinan ia akan cacat, cacat disini bukan berarti.."

"Cacat?!" Pernyataan dokter tersebut langsung disanggah Dayana.

"Gimana mungkin kita memelihara anak cacat?" Sambung suaminya.

"Dok, jangan sampai Calya cacat! Pokoknya jangan! Kita gak akan sudi punya anak yang gak sempurna!" Tukas Dayana.

"Tapi.."

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang