Star stabbed reality⭐.
Pagi ini Alana, Satria, dan Rasya sudah ada di kantor polisi. Mereka melakukan niat mereka semalam, dan berharap dengan ini Barga akan datang kembali.
"Kami ingin melaporkan tindak kejahatan." Rasya membuka pernyataan.
Mereka menceritakan tentang Barga kepada polisi, dengan kesaksian serta bukti-bukti, akhirnya Barga dinyatakan sebagai status buron.
Balik dari kantor polisi, mereka langsung disambut dengan riuh reporter serta kamera-kamera yang siap merekam.
"Apa benar Barga terlibat skandal? Berapa orang yang sudah ia bunuh?"
"Apa benar kejadian ini sudah terjadi lama sekali? Dan kenapa baru dilaporkan hari ini?"
"Kenapa setelah enam tahun kasus ini baru dilaporkan? Apakah ada pihak yang sengaja menutup-nutupi ini?"
Blablabla..
Mereka tak bisa lagi mengelak dari para pemburu berita ini. Alana jadi was-was, ia terus memegangi tangan Satria agar merasa tenang, sementara Rasya hanya bisa mengurut-urut kepalanya.
"Semua akan diumumkan eksklusif dalam berita terkini pagi ini," ujar Satria.
Namun para reporter disini tambah mendesak, lagi-lagi melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi.
"Siapapun yang melihat Barga, tolong segera laporkan pada polisi, atau hubungi kami." Sahut Rasya kemudian, "Dan tolong untuk tidak menyakitinya, karena skandal kali ini ada hubungannya dengan perundungan."
Dan Alana yang sedari tadi takut akhirnya memiliki keberanian untuk bersuara, "tolong bantu kami mencarinya, hidup Barga bergantung pada kalian."
Mereka pun akhirnya pergi, menunggu saat-saat dimana semuanya akan hancur. Sepanjang jalan mereka hanya hening, tak mengerti lagi apa yang harus dilakukan.
"Semoga Barga datang dalam keadaan baik-baik aja," Ujar Rasya berusaha tenang.
Sampai dirumah, keadaan disini tak jauh berbeda dengan kantor polisi. Banyak reporter yang menunggu diluar gerbang. Apa secepat inikah berita semacam ini meluas?
Para reporter hanya bisa menepi saat mobil mereka masuk ke rumah. Penjaga gerbang juga kelihatan kewalahan menahan amukan massa.
Berita adalah konsumsi publik apalagi berita yang sangat panas seperti kasus Barga ini. Semua media berlomba-lomba mendapatkan informasi terbaru serta dibumbui chemistry adu domba. Banyak orang yang semula sangat mengagumi Barga perlahan jadi berbalik menyerangnya.
"Gue harap badai kali ini cepat berlalu." Satria mengintip keluar jendela menatap orang-orang ganas diluar sana.
"Barga.. cepatlah kembali." Alana pun sampai pada titik pasrah.
Satu Indonesia sedang gencar-gencarnya membicarakan Barga, sementara orang yang dimaksud masih santai dengan hidupnya yang jauh dari kata gosip.
Pagi itu ketika Barga dan Petra selesai memancing, keadaan masih aman-aman saja. Petra langsung duduk bersama si mbok di depan televisi, Barga kebelakang sebentar untuk meletakkan hasil pancingan serta berniat mengambil jaketnya.
Saat berjalan, Barga terus menerus mendengar notifikasi dari ponselnya. Tak biasa-biasa nya begini, Barga yang penasaran langsung memeriksa ponselnya.
"Artis muda Barga adysta Pasha terlibat kasus pembunuhan."
"Setelah enam tahun berlalu, sahabat Barga pagi ini melaporkan artis itu ke polisi."
"Barga dinyatakan sebagai buronan, apa yang menyebabkan Barga terlibat kasus pembunuhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...