Melliflous: 6

39 7 11
                                    


Star chap⭐

.

Hari semakin gelap, satu persatu bintang muncul berurutan. Cahayanya membuat hati Satria yang tak keruan menjadi lebih tenang.

"Den Satria, ayo makan malam, non Calya udah nungguin di meja makan." Ucap seorang pelayan paruh baya.

Satria tersenyum sinis, sejak kapan Calya mau makan bersama dengannya?

"Gue bakal nyusul." Balas Satria.

Dengan sempoyongan Satria turun dan menemui sang sepupu. Bisa ditebak, pasti ada yang ia inginkan dari Satria, terlihat dari suasana ruang makan yang sama sekali tidak berdiri pelayan-pelayan disana.

"Lo ajak makan malam sementara meja makannya kosong?" Satria bersandar diujung tangga sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

Calya tersenyum miring, menuangkan sebotol minuman kedalam secangkir gelas.

"Duduklah, Satria. Ada yang harus gue bilang." Gadis tersebut menunjukkan senyumannya yang khas.

Satria duduk berseberangan dengan Calya, gadis itu menyodorkan minuman berwarna cerah tersebut pada Satria.

"Gue ga minum alkohol," tolak Satria, "langsung aja ke intinya, gue mau tidur." Ujarnya jutek.

Calya meneguk minuman tersebut, "Satria, Lo satu-satunya sepupu yang gue punya. Gue seneng Lo bisa mampir kesini untuk pertama kalinya."

"Gue tau, tapi sebenernya apa yang Lo mau?" Satria mulai bosan dengan perbincangan ini.

"Pass to pass, i don't want something, but i want Barga." Calya mulai tak waras setelah meminum alkohol tersebut.

"Maksud Lo?"

"Hahaha, kenapa kalian terus-terusan nolak surat penggemar VIP gue? Apa gue salah udah ungkapin fakta yang nyata?" Ucap gadis tersebut sedikit mengerang.

Satria menghela napas berat, "udah gue duga, nametag princessC itu adalah Lo, buat apa sih buat begituan? Apa Lo ga bosen teror idup orang mulu?"

"Nope, jangan naif begitu, Satria. Lo tau betul gue seperti apa, atau Lo hanya termakan omongan orang tentang gue?" Calya tersenyum lagi.

"Gue sama sekali ga ngerti Lo! Cukup Calya! Apa orang terakhir yang Lo penjarakan sama sekali ga bikin Lo senang? Apa Lo mau jadiin Barga target selanjutnya? Dan malah menuding Barga, anak baik-baik kek dia pernah bunuh orang? Kalo Lo mau publikasi ke semua orang, apa Lo yakin bakal menang? Dia superstar, sementara Lo hanya gadis cacat." Satria mulai geram.

Mendengar perkataan Satria, Calya jadi marah bukan main. Ia menarik tangan kekar Satria dan menggenggam pergelangan tangannya.

"Satu hal yang perlu Lo tau, banyak orang baik terlahir dari orang jahat, begitu juga sebaliknya. Memang perawakan gue kek orang brengsek ga tau diri, tapi apa Lo yakin wajah tenang ga nyimpan kejahatan sama sekali?" Calya tambah mengeratkan genggamannya,

"gue ga jahat, tapi cara orang pandang gue bertindak yang salah! Termasuk Lo! Orang yang selalu mengagung-agungkan Barga, yang sebenarnya nyimpan banyak rahasia dari Lo." Calya mendorong keras lengan Satria.

Satria langsung melirik pergelangan tangannya yang memerah. Calya memang gadis mematikan, juga ambisius.

"Gue sampai kapanpun ga bakal percaya apapun yang Lo bilang. Atau, silahkan bertindak, tapi pembuktian harus jadi acuan. Biar orang yang tuduh Lo salah bisa sadar." Satria bangkit sembari memegangi pergelangan tangannya.

Saat kembali melangkahi tangga, terdengar suara tubrukan dari belakang. Satria melirik kebelakang, Calya, gadis itu jatuh tak sadarkan diri dilantai.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang