Melliflous: 13

24 5 0
                                    


Aloud with the stars⭐

.

Bersinar..

Bersama..

Selalu..

Dan selamanya..

.
.

Barga POV

Besok adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Waktu dimana gue dan mereka akhirnya bisa bersinar bersama. Gue seneng bukan main, walaupun disatu sisi ada perasaan was-was mengingat dia kembali lagi.

Engga, gue harus tetap fokus, gue harus tetap konsentrasi pada apa yang gue punya. Jikapun dia datang untuk merebut, gue siap untuk kondisi terburuknya.

.
.

Pagi ini semua kru cukup sibuk, terlebih lagi kak Rasya. Barga tersenyum sumringah melihat mulut gadis itu yang tak berhenti berbicara pada kru-kru dan mondar-mandir tiap saat.

"Minum dulu dong kak, ga capek apa ngomong mulu?" Sahut Barga sembari memegang kertas lagu.

Rasya langsung berkacak pinggang, ia langsung menghampiri Barga dan mencubit pipi mulusnya.

"Grand piano, paparazi, hot news, lightning, dan segalanya perlu persiapan yang bener-bener ekstra, Ga." Rasya akhirnya meneguk air yang tersedia disana.

Memang sih, ini bukan konser pertama kali yang Rasya persiapkan. Rasya takkan mungkin capek-capek tunggang langgang supaya konser kali ini totalitas. Tapi, konser kali ini membawa suasana berbeda, bukan satu orang lagi yang manggung malam nanti, tapi bertiga.

Manager baik seperti Rasya sangat senang mendapat kemajuan seperti ini. Ya, walaupun band ini muncul karena menutupi kehadiran haters.

Saat tengah berbincang, datanglah Alana dan Satria dengan outfit random yang mereka gunakan. Yap, dalam sekejap Barga terpaku pada wajah malu Alana, dress polkadot dengan hiasan bando putih dikepalanya membuat Barga pangling.

"Liat nih, udah kek cowok perkasa belum?" Curcol Satria sembari memasang tampang sok.

Barga dan Rasya menyipitkan matanya, merasa risih dengan baju yang Satria gunakan. Baju kemeja putih tembus pandang plus kancing baju atasnya sengaja dibuka, dan terlihatlah bidang dadanya.

"Lo mau bikin anak orang gagal jantung?" Gubris Barga serius.

Rasya langsung menggeleng, "pakai baju yang bener atau gue kick Lo dari band ini."

"Entah, udah dibilangin lho kak, ni anak nyangka nya dia bakal ikut kontes pamer abs," Alana menambahkan.

Satria langsung tertawa, segera ia melangkah ke ruang kostum dan mengganti baju yang lebih pas.

Tinggal Barga, Rasya, dan Alana disana. Mereka duduk dan berbincang sedikit tentang konser di Jakarta malam nanti.

Alih-alih mendengarkan pembicaraan, Barga ternyata tetap terfokus pada Alana yang cantiknya kelewatan, bahkan cowok itu sampai lupa berkedip.

"Gue gak bayar Lo buat liatin Alana terus." Seru Rasya sedikit geram melihat pandangan Barga yang terfokus pada Alana.

Langsung Barga menggeleng cepat, salting seketika. "Maaf kak, abisnya Alana cantik banget." Jujurnya.

Tau apa reaksi Alana saat itu? Merah padam bak tomat matang. Ia mendeham sedikit agar situasinya tak canggung, menggubris ringan gombalan Barga dengan menyikut lengannya. Padahal dalam hati gadis itu kelewatan girang.

"Gue gigit nih? Fokus dulu lah." Sambung Rasya yang sudah kebal dengan gombalan pasaran itu.

Lima menit kemudian datanglah Satria dengan seragam yang lebih berwibawa, jas berwarna navy yang digunakan sebagai penutup kemeja tadi.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang