Melliflous: 26

24 4 0
                                    


Star damn

.

"Untung aja Calya gak papa, jangan keluar kayak tadi lagi ya, ibu cemas setengah mati jadinya."

Calya tersenyum, "Calya tadi keluar tanpa sadar, maaf ya Bu, besok-besok enggak lagi."

Wulan langsung mengelus rambut Calya, "jangan patah semangat ya nak, mereka emang pengen putusin hubungan, tapi setidaknya kita bisa sama-sama selamanya."

"Iya Bu, perasaan Calya campur aduk banget, seharusnya Calya senang karena akhirnya Calya gak perlu menunggu kepastian mereka lagi, tapi bagaimanapun juga perpisahan itu pasti bakal meninggalkan luka."

"Gapapa, itu wajar kok, yang terpenting jangan terhanyut arus, Calya masi punya masa depan." Wulan lalu mendekap tubuh Calya seperti anak kecil, andai saja ia bisa mempertahankan bayi nya, pasti Calya punya teman bermain dan takkan sendirian sekarang.

Akhirnya Wulan melepaskan pelukan,

"Oiya, tadi ibu liat Calya bareng cowok, siapa sih itu? Dia gak jahatin Calya kan?"

Calya menggeleng, "dia baik kok, Calya aja diselamatin waktu hampir ketabrak."

Mendengar hal itu Wulan langsung terperanjat, ia lihat sekujur tubuh Calya untuk memastikan dirinya tak lecet sama sekali. "Astaga nak, kenapa bisa? Gak ada luka sama sekali kan?"

"Gak Bu, Calya baik-baik aja. Dia juga kasi Calya metode baru menenangkan diri."

"Bagus kalo begitu, emang siapa sih dia? Pacar Calya ya?" Goda Wulan.

Calya hanya tersenyum, "seorang fans sama idol mana bisa pacaran sembarangan, Bu."

"Maksudnya?"

"Cowok itu Barga, Bu. Ibu gak sadar?" Jawab Calya langsung.

Seketika Wulan langsung berdiri dengan wajah tak percaya, "Barga? Kenapa gak kasi tau ibu?"

"Ibu keburu cemas, padahal selangkah lagi bakalan ketemu," Calya mengangkat bahunya.

Ekspresi Wulan langsung berubah drastis, ia merengek seperti anak kecil mengingat kesempatannya yang selangkah lagi akan bertemu langsung dengan Barga.

"Liat aja, besok pasti ibu bakal ketemu tuh sama dia." Wulan seketika langsung beranjak dan masuk ke kamar.

Calya disana hanya tertawa kecil, ia kemudian diingatkan lagi tentang kejadian barusan, sepintas terpikir dalam benaknya, kenapa bisa Barga yang dulu begitu cupu jadi sangat tampan begini? Tadi juga Calya berusaha keras menatap ketampanan pemuda itu dan berusaha memanipulasi seperti biasanya.

"Kalo gue terus-terusan tatap matanya, yang ada malah gue yang termanipulasi." Celoteh Calya kemudian pergi ke kamarnya.

.
.

Seseorang yang sejak tadi ditunggu akhirnya sampai juga. Dari kejauhan tampak Susan terus melambai dan melangkah dengan sedikit lompatan tanda kegirangan.

Satria dan Alana langsung berlari dan menghampiri wanita itu. Tanpa diduga-duga, Susan juga ikut berlari, koper yang ia pegang langsung dilepaskan begitu saja.

Bukannya menghampiri Alana, Susan malah berlari menuju Satria, mereka berpelukkan seperti seorang ibu dan anak.

"Ahh, Satria.. udah tambah bongsor aja Lo," Susan seketika langsung mengangkat tubuh Satria.

"Udah tan, gak ingat umur nih, mentang-mentang kuat, ntar encok lho pinggangnya."
Susan kemudian menurunkan Satria kembali.

Sementara Alana dibelakang menarik koper mamanya yang tergeletak begitu saja. Ia menatap agak sinis kearah mamanya karena lupa sama anak sendiri. "Ehm, keknya mama lupa deh punya anak perempuan." Celotehnya.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang