Melliflous: 32

16 4 0
                                    


A dark star⭐

.

"Lo itu masi muda Yura, masi ada harapan Lo bisa jalan lagi." Ujar Susan dihadapan Yura.

Yura menghembus napas panjang, "bisa sih, cuman gak tau kenapa, pakai kursi ini nyaman aja."

Tak

"Apasih," Yura memegangi tangannya yang panas dipukul Susan.

"Makin gak waras gue liat, bilang aja gak ada kemauan." Susan memutar bola matanya malas.

"Hehe, sebenarnya kemauan sih ada, cuma gue takut aja nyusahin. Gue gak mau bikin orang susah." Yura berterus-terang.

"Ampun deh, jangan sok-sokan gak enak sama gue, kita itu udah kek sodara, susah senang ya kita sama-sama." Susan lalu berdiri.

Kemudian Susan menaruh kaki Yura ketanah, ia gerakkan kaki wanita itu dengan lembut. "Bisa Lo gerakin gak, dikit aja." Suruh Susan.

Yura mencoba untuk menggerakkan kakinya, namun terasa sangat berat. "Gak bisa, berat."

"Yee, coba pelan-pelan dong, Lo bisa kok ini, gue yakin."

Kemudian Yura mencoba lagi, ia mengigit bibir bawahnya karena tak sanggup, menggeleng saat usahanya tak berhasil.

"Pelan-pelan, gue bakal bantu sampai Lo benar-benar bisa jalan."

.

Diruang musik, Barga, Alana, dan Satria melatih harmonisasi band mereka lagi. Sejak mereka debut, banyak kontrak yang datang pada mereka. Walaupun diakhir debut ada 'sedikit' masalah, namun mereka bisa bangkit dengan baik.

"Coba powernya dinaikin lagi," ujar Barga pada Satria.

Satria mengatur nadanya sedemikian rupa, Alana disana langsung menggosok-gosok lengannya karena merinding mendengar suara bass yang kuat dari Satria.

Sekian jam kemudian mereka menyudahi latihan. Sama-sama duduk bersantai sembari mengerjakan hal-hal lain.

Alana disana tiba-tiba berkata, "bangga banget udah kenal manusia-manusia hebat kek kalian."

Barga dan Satria langsung bertatapan, ia menyengir menatap Alana, "abis nonton konten motivasi Lo? Tiba-tiba langsung muji kita." Satria lalu menyikut Barga.

"Iya nih, keknya otaknya gak beres deh." Sambung Barga.

"Ishh, sekali-kali gue muji kalian, tersanjung dikit dong, lagian gue bilangnya dari hati yang paling dalam." Alana mendadak sebal.

"Iya, kita tersanjung, makasi ya Alana." Barga menyubit pipi Alana.

"Gue gak hebat sih, makanya gue gak tersanjung."

Alana memutar bola matanya malas, ia lalu duduk tepat dihadapan kedua sahabatnya ini, menarik masing-masing tangan mereka. "Jujur, gue bahagia kalo udah sama kalian, ini serius. Gue juga bersyukur punya sahabat yang selalu ada dan selalu ngedukung. Gue harap kita bakal bisa lanjutin pertemanan ini sampai kita dewasa nanti, dan gue harap kita bisa saling percaya dan saling terbuka,"

"Aaa, gemoy banget, gue sayang kalian selamanya." Satria langsung memeluk Barga dan Alana.

"Alay lo." Barga langsung mendorong kepala Satria.

Gelak tawa di ruangan ini memang membuat Barga menjadi bahagia. Tapi lagi lagi, saat sedikit kebahagiaan ini timbul, masa lalunya yang sangat suram itu ikut menyertai, Barga pun jadi gundah lagi.

"Gue balik ke kamar dulu ya, mau mandi." Barga berpamitan.

"Gue juga nih, apek banget." Satria juga demikian.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang