4 tahun kemudian..Anak-anak tertawa dengan riuh dan riang, semua berkat guyonan receh Satria dan Alana, jujur, mereka sangat serasi.
Calya hanya berdiri didepan pintu, memperhatikan pasangan itu yang sangat sibuk dengan anak-anak disini sampai-sampai tidak sadar dengan kehadirannya.
Akhirnya ada satu anak yang sadar dengan kehadiran Calya, ia berteriak, "kak Calya.." gadis kecil itu berlari dan langsung memeluk Calya.
"Gia kangen kakak," ucap Gia sembari memeluknya.
Calya mencubit pipi anak itu, ia menuntunnya kembali dalam kelompok dan mulai pada bagiannya.
Bagian yang paling disenangi anak-anak, berdongeng sembari memainkan piano.
Anak-anak panti asuhan ini sangat menikmatinya, begitu pula dengan Calya. Meskipun hanya menghibur anak-anak disini, tapi dengan beginilah Calya bisa mengobati tiap lukanya.
Melihat senyuman dari anak-anak yang sudah kehilangan orangtua mereka membuat Calya jadi lebih membuka mata dalam melihat dunia, bahwa kehilangan bukanlah hal yang harus ditangisi terus menerus, akan ada tempat dimana kehilangan itu akan tergantikan.
Setiap harinya mereka melakukan kunjungan dan konser amal yang dipersembahkan khusus untuk Barga, mereka juga perlahan mengembalikan nama baik Barga.
Barga, yaa.. cowok itu sudah melakukan hukumannya dengan baik, dan sebentar lagi hukumannya berakhir, hal yang paling baik adalah.. penantian ini akhirnya membawa mereka bersama kembali.
"Barga keluar malam ini, gue sengaja gak ngajak kak Rasya karena dia lagi sibuk ngurus persiapan dirumah." Kata Satria kepada Alana dengan suara dilambatkan.
"Bukannya kata Lo kemarin jadwalnya besok?" Tanya Alana lagi.
"Gak, gue sengaja bohong untuk kasi suprise ke Calya," jawab Satria lagi.
"Ohh, okey, berarti harus sibukin Calya sampai malam." Alana tersenyum kecil.
"Iya, akhirnya dia bisa juga mencintai Barga seutuhnya." Satria mendadak terharu.
Alana dan Satria sama-sama memperhatikan Calya yang sangat mahir menggunakan piano, tangan mereka saling menggenggam, bukan hanya Calya, tapi mereka pada akhirnya juga menerima dan saling mencintai satu sama lain.
Sesuai rencana, Alana dan Satria menyibukkan Calya dan terus mengulur waktu, Satria juga mengecek bagaimana kondisi dirumah.
Hati semakin lama semakin gelap, Alana dan Satria pun mulai was-was.
"Udah pesen taksi onlen?" Bisik Alana,"Udah, bentar lagi dateng." Balas Satria.
Hari ini konser amal berjalan baik, dan semoga rencana mereka untuk Calya juga berjalan baik.
Saat itu Calya tengah duduk sendirian disamping mobil mereka, ia meneguk minuman dan merasa sangat puas dengan hasil hari ini.
"Calya! Ini si Satria cepirit nih, gue anter dia ke toilet dulu ya." Kata Alana, Satria berdiri dibelakangnya, pura-pura memegangi perutnya.
"Oh yaudah," jawab gadis itu.
Keduanya lalu pergi, kebetulan taksi yang mereka pesan juga datang. Mereka langsung pergi begitu saja, meninggalkan Calya dan pak Asep disana.
Sampai dirumah, persiapan pesta penyambutan Barga sudah tertata dengan baik, di halaman belakang terlihat Yura dan Rasya memanaskan pemanggang elektrik untuk BBQ party malam ini.
"Semua sesuai rencana kan?" Satria langsung bertanya.
"Bentar lagi Barga datang, moga-moga timingnya pas." Balas Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...