Follow the star⭐.
Matahari kembali kepermukaan, mereka bersiap untuk travel mini daerah Bandung. Demi menjaga identitas agar tidak jadi pusat perhatian, mereka mengenakan beberapa keperluan.
Alana mengenakan wig hitam pendek dengan hiasan kaca mata oval yang cukup besar. Barga mengenakan jaket hitam polos, topi, dan masker mulut. Satria merombak wajah tampannya dengan mengenakan contour agar kulit wajah terkesan lebih matang tapi malah membuatnya semakin berkilau.
"Segini cukup?" Ujar Barga menatap cermin.
Alana dan Satria mengangguk, mereka saling menertawakan diri karena terkesan aneh. Bersiap-siap untuk tour dadakan dan menghabiskan waktu bersama.
Ketiganya pergi menggunakan mobil yang diantar langsung oleh seorang supir, tujuan pertama mereka adalah Taman Balai Kota Bandung.
Sampai disana mereka langsung melonjak kegirangan. Pemandangan dominan hijau, mampu memanjakan mata.
"Eh, bikin Boomerang yuk." Ajak Alana masih terpaku pada keindahan alam.
Diluar dugaan, Barga dan Satria sudah melakukan hal tersebut saat pertama kali tiba. Hanya berdua, dan, melupakan Alana yang masih sibuk memandang dedaunan.
"Hm, kalian lupa kita perginya bertiga? Kok ninggalin gue sih?" Gerutunya membuat Barga dan Satria tersentak.
Wajah cemberut yang Alana perlihatkan membuat Satria gemas sendiri, ia membidikkan kameranya kearah gadis berparas ayu tersebut.
"Wah keren, liat deh, kek badut pasar malam." Satria langsung memperlihatkan foto Alana pada Barga, mereka tertawa tanpa dosa, alhasil Alana jadi kelewatan marah.
"Satria! Apus ga!" Alana mengejar Satria.
Pemandangan yang sangat elok dipandang. Barga tertawa dari balik maskernya melihat tingkah sahabatnya ini. Baginya ini cukup membuat gairah hidupnya kembali lagi. Ia duduk memandangi pertengkaran kecil sahabatnya ini.
Setelah selesai dengan tour pertama di Taman Balai Kota, mereka melanjutkan perjalanan ke ikon terbesar kota Bandung, Yap, Gedung Sate.
Keadaan disini lumayan ramai, mereka mulanya was-was melihat puluhan orang yang berlalu-lalang, jika ada yang mengetahui identitas mereka, bisa dipastikan malam ini ga bisa pulang.
"Kita, jangan terlalu mencolok ya." Ucap Barga sedikit gemetar ada di tribun seperti ini.
"Hm, kita jalannya pelan aja. Sekalian makan siang dulu yuk? Laper nih." Balas Satria.
"Ide bagus." Alana setuju.
Mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu, mereka memilih untuk makan di warteg pinggir jalan yang terkesan sepi.
"Nasi Padang doubel tiga ya." Seru Alana pada sang pramusaji.
Barga langsung melepaskan masker hitamnya karena merasa pengap. Ia menyeruput es teh manis untuk melepas dahaga. Ia kemudian memeriksa ponselnya, karena sejak kemarin ia tidak membuka ponselnya.
Ia beralih pada DM Instagram yang notifikasinya melebihi 1000 pesan. Matanya beralih pada pesan paling atas, beratasnamakan princessC, tunggu, sejak kapan mereka berteman?
Rasa penasarannya pun menghampiri sang pengirim pesan tersebut, bukan tanpa alasan, username nya mirip dengan pengirim surat misterius kemarin.
Sembari minum es teh, Barga melihat pesan tersebut. Terkejut bukan main Barga dibuatnya, dalam pesan tertera lokasi tempat Barga dan sahabatnya berada sekarang, terakhir yang membuat Barga panik, sebuah peringatan dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...