Melliflous: 45

15 3 0
                                    


Stars that form a beautiful constellation

.

"Kegagalan yang kau dapatkan hari ini bukan akhir dari segalanya.." Barga baru menyanyikan bait pertama,

Dan saat itu juga Calya langsung tercengang, dengan posisi masih menyandar pada Barga, gadis itu membelalak sembari menunggu bait selanjutnya apakah sama dengan yang ada dipikirannya.

"..akan ada masa dimana kau hadir menjadi juara.."

Sama, nadanya juga persis. Saat itu juga ia tatap Barga dengan perasaan tak keruan, alhasil cowok itu berhenti bernyanyi.

Calya terseyum lalu menyambung lirik selanjutnya, "Menangis lah secukupnya, lalu hapus rintik tangis itu dan hadang semua yang menghalangimu."

"Berjanjilah untuk tidak takut," Barga mengelus rambut Calya yang berusaha menahan perasaannya yang campur aduk.

"Sebut namaku dan ingatlah aku ketika kau sudah selesai dengan tugasmu." Calya masuk pada bait yang benar-benar menggambarkan keadaannya dan Barga saat ini.

Barga tersenyum lebar, "Disitu aku akan datang dan memelukmu dengan bertaut rasa lega."

Lagu selesai dinyanyikan, setelahnya Calya terdiam, mengamati Barga yang barusan membuat hatinya bertanya-tanya, bagaimana bisa ia tahu lagu ini.

"Gue kira lagu itu cuma gue yang tau," ucap Calya masi sama tercengangnya.

"Cuma kita dan pencipta lagu ini yang tau." Balas Barga sembari menghembus napas panjang.

Mendengar kata Barga, Calya langsung memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, "apa lo pernah jadi pasien dokter Ayura sebelumnya?" Tanyanya memastikan kemungkinan pertamanya.

Barga menggeleng diiringi dengan tawaan renyah, "dokter Ayura cuma menyanyikan ini pada pasien kesayangannya."

"Trus, kenapa lo bisa tau?" Calya masih belum paham sepenuhnya, ia juga masih bingung dengan maksud Barga.

Cowok itu tak menggubris, ia tiba-tiba berdiri, mengulurkan tangannya kehadapan Calya, "Lo kangen kan sama dokter Yura?" Tanya Barga langsung.

Calya langsung menyambut uluran tangan Barga tersebut, "tentu, gue sejak dulu mencari keberadaan dokter itu." Calya langsung tersenyum, sangat antusias ketika Barga mengajaknya pergi.

"Ya, setelahnya gue rasa gue bisa pergi dengan lega." Batin Barga

Ketulusan hati seorang Calya benar-benar terpancar dari wajahnya saat ini. Rasa sayangnya pada Yura membuat Barga jadi semakin yakin menempatkan Calya dalam hatinya.

Pada akhirnya mereka akan bertemu lagi, meskipun hari itu mereka berpisah tanpa berpamitan, membuat masing-masing hati mereka bertanya-tanya, sebenarnya ada apa.

Akhirnya Barga pun membawa Calya pergi menemui orang yang ia rindukan, disini Barga hanya meminta Calya untuk tenang selama perjalanan.

Lihatlah betapa antusiasnya Calya saat ini, ia terus menatap keadaan sekeliling, karena Barga sendiri tidak memberitahu tujuan mereka kemana.

Semakin lama arah tujuan semakin jelas, ini jalan menuju rumah Barga. Akhirnya Calya pun sadar dengan apa yang dimaksud Barga, lagu itu hanya dinyanyikan Yura kepada pasien kesayangannya dan anak kandungnya sendiri.

Calya menatap wajah Barga yang sangat tenang sekali, padahal dari kejauhan ia lihat banyak orang-orang dan awak media memadati luar rumahnya.

"Gue gak pernah lihat buronan setenang ini." Cibir Calya.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang