An almost dim star⭐
.Didalam mobil yang cukup dingin, Barga tertidur. Ia langsung meringis ketika kepalanya menabrak setir mobil didepannya.
"Aduhh," Barga menggosok-gosok dahinya.
Lalu Barga menggapai ponselnya dan melihat sudah jam berapa sekarang.
17.00
Hari sudah sore, semakin larut suasana hati Barga semakin kalut. Ia menghembus napas panjang, mengurut-urut kepalanya dan berpikir cara mengatasi masalah ini.
Dalam keadaan hati yang kacau akhirnya Barga menangis lagi, ia berpikir betapa cengeng dan pecundang nya dirinya. Sekarang ia tak memiliki siapa-siapa lagi, tempat ia bernaung dan bersandar balik membencinya.
Ia kemudian memeriksa isi chat di ponselnya, berharap Alana atau Satria mengirimkannya pesan, tapi nihil, ia mengabaikan ribuan pesan dari orang-orang dan berharap mereka menanyai kabarnya.
"Maafin gue," ujar Barga untuk kesekian kalinya.
Disaat yang bersamaan perut Barga menggerutu, minta diberi asupan. Barga langsung memeriksa saku jaketnya siapa tahu ada terselip uang, tapi isi jaketnya kosong.
Barga balik memeriksa laci kecil disamping kemudi, mengucap syukur ketika menemukan uang sepuluh ribu disana.
Akhirnya Barga keluar dan membeli makanan disekitar sini.
Secepat kilat Barga kembali ke mobil. Ia langsung melahap makanan disana dengan rasa puas.
Suapannya perlahan melambat saat melihat sosok yang tak begitu asing. Seorang wanita yang beberapa hari lalu ia lihat, yang membawa Calya pergi dengan ekspresi begitu cemas, siapa lagi kalo bukan ibunya.
Barga langsung mempercepat makannya, ia perhatikan wanita itu tanpa berkedip sedikit pun dari balik kaca mobil. Berujar lega saat wanita itu duduk bersantai disana sendirian.
"Uhuk, uhukk..." Barga langsung terbatuk pada saat mengunyah suapan terakhir.
Pemuda itu meneguk air disana, ia bergegas untuk 'menemui' wanita itu, Barga tutup wajahnya dengan masker hitam, lalu mengendap-endap mendekati wanita itu.
Barga lalu bersembunyi dibalik pohon tepat dibelakang Wulan, Wulan yang tengah asyik memainkan ponselnya tak sadar jika ada seseorang menguntitnya dari belakang.
Semenit kemudian wanita itu rasakan ada hal yang tidak beres, seperti ada seseorang dibelakangnya. Ia langsung berdiri dan memeriksa dibalik pohon, tapi tak ada siapapun disana.
"Aneh," ujar Wulan kebingungan.
Lalu Wulan langsung terkejut saat seseorang memegangi tangannya, Wulan tidak bisa melihat wajahnya karena tertutupi masker dan keadaan disini yang lumayan gelap.
"Siapa Lo?!" Tegas Wulan.
Orang itu hanya diam, membuat Wulan jadi takut. Ia langsung berteriak, "tolong..!"
Alhasil orang itu kalang kabut mendengar teriakan Wulan, ia bekap mulut Wulan dan membawanya secara paksa ke mobil.
"Lo mau ngapain?" Tegas Wulan begitu masuk kedalam mobil.
"Ssttt," kata orang itu.
Kemudian orang itu membuka maskernya, membuka penutup kepala dan menyalakan lampu disana. "Maaf udah bikin tante takut." Ujar Barga begitu santai.
Mulut Wulan membentuk huruf 'O' sempurna begitu melihat siapa dihadapannya sekarang. Lalu wanita itu menepuk-nepuk pipinya merasa tidak percaya, "gue pasti mimpi nih, gak mungkin kan Barga nyulik gue." Wanita itu masih menyangkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...