Melliflous: 24

18 3 0
                                    


A fallen star

.

"Kalau dia milikmu pasti akan kembali secara tak terduga, jika dia bukan milikmu, sekuat apapun kau menahannya dia pasti akan pergi."


.

Hari ini Susan akan datang, semua persiapan dibuat untuk menyambut kehadirannya. Sesuai rencana, sehabis ngampus nanti, Alana, Barga, dan Satria akan berbelanja beberapa keperluan.

Jam pelajaran selesai, semua mahasiswa keluar dari ruangan dan segera menuju rumah masing-masing.

Satria kala itu keluar duluan, ia tak tahan buang air kecil. Setelah selesai, ia membasuh wajah tampannya agar lebih segar, setelah mengeringkan wajahnya, ponselnya tiba-tiba berdering, si pemanggil adalah sepupunya sendiri, Calya.

Lirikan kesal langsung Satria suguhkan, gadis itu gak ada kapok-kapoknya, ia hanya mengabaikan panggilan itu.

Ternyata Calya tak menyerah, ia terus menerus menelpon Satria, "ada apasih ni orang." Desisnya.

Satria menyerah pada panggilan kelima. Saat menyusuri lorong, ia angkat dan merespon jutek.

"Apa?"

"Haruskah gue panggil Lo lima kali baru lo nyaut?" Calya berujar tenang.

"Gak, lo mau ngapain? Gue banyak urusan." Satria semakin jutek.

Dari seberang telpon terdengar Calya yang tertawa kecil, "udah seminggu gelang lo ada di gue, temui gue di bukit dekat kampus lo, sayang banget kan gelang persahabatan kalian kececer gini."

Satria mendengus, gelang itu sudah lama ia pakai dan tidak pernah ia lepaskan. Satria pikir gelang itu benar-benar sudah hilang, tau-tau sekarang ada pada Calya.

"Gue tau gelang itu berarti buat gue, tapi mengingat hal yang udah Lo lakuin ke gue, gue ikhlasin gelang itu, gue sampai kapanpun gak mau ketemu Lo lagi."

"Dasar keras kepala, gue gak bakal apa-apain lo, ya, selagi omongan Lo bisa dijaga, gue udah nunggu disini sekarang, cepat ambil atau Lo bakal liat sepupu Lo ini mati kepanasan."

Telpon langsung ditutup Calya, Satria langsung memutar otak, ia langsung pergi menyusul sahabatnya.

Alana dan Barga ternyata sudah menunggu di mobil, "kita cari yang deket aja ya, gue ada urusan nih," Satria langsung nimbrung.

"Oh yaudah, dekat sana ada swalayan baru," Alana menunjuk swalayan dekat bukit.

"Iya, kesana aja." Satria langsung setuju.

Satria menghela napas panjang, gadis ini selalu melakukan hal-hal konyol, ia perhatikan bukit diatas swalayan itu, dan memang ada Calya yang duduk sendirian dalam keadaan kepanasan.

Mula-mula Satria menemani Alana dan Barga memilih bahan-bahan makanan, ia kemudian mengambil air mineral dari kulkas, membayarnya dan segera kabur.

Untung saja bukit disini tidak terlalu tinggi, Satria cuma menempuhnya sekitar lima menit.

"Nih," Satria menyodorkan botol berembun itu.

Calya tersenyum kemudian mengambilnya.

"Lo gak perlu panas-panasan buat anterin gelang doang," ujar Satria.

MELLIFLOUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang