Nadira membereskan peralatan terakhirnya. Kotak-kotak akrilik serta sisa hanger yang tidak terpakai. Mengorganisir lemari seseorang terkadang berarti ia harus mengubah sedikit tatanan lemarinya agar sesuai dengan yang dimau. Untuk itu Nadira memiliki beberapa pegawai tidak tetap untuk membantunya selagi ia mengerjakan hal-hal berat.
Dalam setiap proyek besar, Nadira akan membawa dua orang, Lisa dan Rina, untuk membantunya. Seperti sekarang, mereka sedang mengerjakan walk-in closet seoran teman Dam-dam.
"Sudah selesai?" tanya seorang wanita, ia melongokkan kepalanya. "Gila! Rapi banget, Nadira!" pekiknya girang.
Nadira tersenyum bangga. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari seorang klien yang sangat puas dengan hasil kerjanya. Kliennya, Ratna, berjalan masuk dan mulai berkeliling.
"Ini gue tempatkan sesuai kebutuhan. Lemari kiri buat baju-baju harian, scrub, masker dan perlengkapan dokter lo. Lalu gue buat satu station khusus untuk dump semua barang-barang kalau mau ganti tas, jadi gak ada lagi yang ketinggalan." Nadira menunjuk pada lemari kecil yang sengaja hanya berisi wadah akrilik bersekat-sekat yang dapat berputar. Di samping lemari tersebut, tergantung koleksi tas harian yang biasa digunakan. Sedangkan di bagian atasnya, Nadira sengaja menambah satu shelf untuk menempatkan tas-tas dari rumah mode ternama yang sudah diisi bag stuffers agar bentuknya tidak rusak.
"Gue ada beli tangga kecil supaya lo bisa ambil barang-barang di atas yang akan jarang lo pakai." Nadira menepuk tangga lipat yang berada di ujung ruangan. "Untuk gaun-gaun ada di lemari kanan depan. Bagian belakangnya itu isinya coats dan pakaian musim dingin lainnya. Untuk bikini dan summer stuffs gue tempatkan di kotak-kotak yang sudah gue buat pernama di kotak akrilik. Perintilan macam aksesoris sudah gue gantung di sini." Nadira membawa Ratna ke pojok aksesoris dengan kaca yang berlampu terang di sekitarnya sehingga memudahkan kliennya ini untuk mencocokkan aksesoris. Untuk anting, gelang dan cincin ia meletakkannya di boks aksesoris bertingkat. Untuk jam, Nadira sudha menyiapkan boks transparan untuk meletakkan beberapa jam yang dimiliki Ratna.
"Thank you, Nadira! Gila ini rapi dan bagus banget!" Ratna membuka boks aksesoris dan kalung-kalung yang tergantung sehingga tidak kusut.
Perasaan bangga membanjirinya sekarang, tidak percuma ia susah-susah merancang hal ini saat pertama kali memberikan proposalnya. Nadira mengabadikan pekerjaannya atas seizin klien untuk dipasang di media sosialnya. Hanya foto-foto aksesoris yang rapi atau gantungan baju saja biasanya. Atau jika kliennya berkenan, mereka akan berfoto bersama.
Lisa dan Rina sudah selesai membereskan barang-barang mereka dan membawanya ke mobil.
"Kalau gitu, gue balik dulu, ya." Nadira mengambil tasnya dan berjalan berdampingan dengan Ratna keluar kamar.
"Gue bakalan rekomendasiin lo ke temen-temen gue. Sumpah, gue puas banget!" seru kliennya ini dengan bersemangat.
Senyuman Nadira semakin lebar, "Wah, thank you banget kalau begitu. Oh, buat baju-baju yang enggak kepakai lagi, gue taruh di dekat pintu kamar lo ya tadi. Bisa lo simpan di gudang atau ke mana aja terserah lo."
"Sip! Thank you, Nadira!" Ratna melambaikan tangannya saat ia berjalan menuju mobil. Ia puas dengan pekerjaannya hari ini dan yang dibutuhkannya adalah istirahat atau bermain dengan Hime. Mendengar tawa atau celoteh tidak jelas anaknya untuk menghilangkan letih.
Terima kasih untuk yang komen, kasih bintang dan baca ❤️
8/1/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequential Love [FIN]
RomanceTrigger warning and may contain some mature convos. Bercerai tidak pernah ada di dalam kamus Nadira. Sebagai seorang yang hopelessly romantic, Nadira selalu berharap cinta pertamanya akan menjadi yang terakhir, yang berarti seperti janji pernikaha...