Pembicaraan mereka mengenai insidennya dengan Ganendra mau tidak mau mengendap di otak Nadira bersamaan dan rasa bersalah yang menggunung. Ia menatap ponselnya sepanjang hari. Berpikir untuk menghubungi pria itu untuk meminta maaf atau tidak. Ia tidak pernah suka jika ada sesuatu yang mengganjal seperti ini. Perasaan tidak lega karena masih ada beban untuk meminta maaf lantaran sudah membuat seseorang marah.
Ia menutup matanya dengan erat, "Biarin, deh. Telpon aja." putusnya. Dengan cepat, Nadira mengambil ponselnya dan mencari nomor Ganendra sebelum keberanian serta nyalinya menciut. Ugh, bayangan pria itu yamg melihat namanya muncul di ponsel lalu mengabaikannya muncul di kepala Nadira. Otaknya benar-benar suka memainkan hal-hal yang tidak perlu dan membuatnya ingin mengakhiri panggilan itu sekarang juga.
Namun, suara berat itu terdengar dan niatannya untuk mematikan panggilan gugur. "Halo."
"Pak Gan--"
"Ganendra." potongnya. "Ganendra saja, Nadira."
Nadira menggigit bibir bawahnya, "Ganendra." ulangnya. "Saya mau minta maaf yang soal kemarin." lanjut Nadira ke tujuannya menghubungi pria itu.
"Okay." jawab Ganendra dengan cepat hingga membuatnya binggung. Terakhir pria itu seperti siap murka hingga pergi begitu saja dan sekarang dengan cepat permintaan maafnya dikabulkan? "By the way, bisa kirimkan alamat kamu? Saya kebetulan baru ambil sesuatu dan mau bawa ke sana."
"Gimana? Saya gak paham."
"Saya mau bawa sesuatu sebagai permintaan maaf saya juga atas sikap gak sopan saya. Kirim saya ala--No, no send me your google maps location. Lebih mudah buat saya cari."
"Tapi, saya--"
"Please? Pretty please? Saya bawa sesuatu yang pasti kamu dan Hime suka dan saya tenang karena sogokan saya membuahkan hasil permintaan maaf saya diterima." ujarnya dengan bersemangat.
"Tapi, saya--"
Terdengar bunyi klakson dan Ganendra lagi-lagi memotong ucapannya, "Kirim saya sekarang, please. Saya on the way dan nyetir jadi harus tutup panggilannya. See you!"
Nadira terbengong saat panggilannya ditutup sepihak. Pria itu sedang dalam perjalanan ke sini padahal tidak tahu alamatnya? Ia menggelengkan kepala lalu mengirimi lokasinya di pesan singkat beserta dengan tower dan nomor unitnya.
Matanya melihat Himeka yang masih tertidur dengan pulas dan ia memilih untuk membersihkan rumahnya. Meletakkan semua mainan Himeka ke dalam kotak akrilik transparan sesuai fungsinya yang sudah disiapkan di kamarnya. Dijejerkan agar anaknya itu bisa mengambilnya sendiri. Bagian terbesar dari apartemennya adalah kamarnya. Jadi, seluruh mainan dan tempat Himeka bermain adalah di sana.
Ia membereskan semuanya hingga terdengar bunyi bel. Ia melirik melalui peephole dan tidak melihat siapa pun di sana. Dengan berhati-hati ia membuka pintunya dan dikejutkan dengan dua tangan besar yang memegang anak anjing berukuran kecil. Anak anjing dengan warna apricot dan muka yang sangat menggemaskan. Ganendra melongok tidak lama kemudian dengan cengiran lebar. "Saya pikir kamu bakalan jatoh lagi."
Nadira mengedipkan matanya berkali-kali. Matanya bergantian menatap anak anjing dan juga Ganendra yang berdiri di hadapannya. "Saya gak dikasih masuk?" Tanya pria itu yang membuat Nadira buru-buru mempersilakannya masuk. "Oh, iya. Silakan."
Ganendra melepas anak anjingnya lalu mengambil barang-barang lain yang dibawanya. Carrier cage, tempat tidur anjing, beberapa mainan, litter box dan juga makanannya dibawa masuk. Dan tanpa waktu lama ruangan itu terasa sesak apalagi dengan tubuh besar Ganendra yang kini terlihat puas dengan barang bawaannya.
"Sorry, ini ada apa, ya?"
"Saya bawain puppy sebagai permintaan maaf. Toy poodle cocok buat yang tinggal di apartemen karena tubuhnya yang kecil. Ramah juga ke anak-anak dan playful lalu--"
"Tunggu-tunggu. Kamu bawain apa buat permintaan maaf?" Nadira menyela pria itu sbeelum berbicara lebih jauh. Rasanya kehilangan fungsi pendengarannya sesaat. Ini ia salah dengar kan?
Ganendra menunjuk makhluk kecil, ralat, superkecil yang tengah meringkuk di dekat jendela. "Saya bawain toy poodle." jawabnya dengan bangga dan Nadira kehilangan kemampuannya merangkai kata-kata.
Hayo lhoo dibawain toy poodle 😂
Bikin cast tokoh ❌
Bikin cast anjing ⭕👌✅Siapa ya namanya? Dia jantan btw.
Credit: canva
18/4/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequential Love [FIN]
RomanceTrigger warning and may contain some mature convos. Bercerai tidak pernah ada di dalam kamus Nadira. Sebagai seorang yang hopelessly romantic, Nadira selalu berharap cinta pertamanya akan menjadi yang terakhir, yang berarti seperti janji pernikaha...