Tangan Nadira masih tidak berhenti gemetar, bahkan hingga kedua tangan hangat Rhea menggenggamnya. Gerald sudah pergi setelah Damayanti menghubungi petugas keamanan apartemen mereka. Wanita itu datang karena ingin makan ayam gorengnya tadi, tetapi saat melihat pintunya yang terbuka dan juga Gerald yang berada di dalam unitnya, membuat Damayanti menjadi kehilangan selera makannya. Wanita itu menghubungi Rhea dan juga Farras yang buru-buru datang ke unitnya.
"Aksa sendiri di rumah, Rhe?" Ia bersuara agar suasana tidak terlalu sunyi.
"Enggak, Anu tadi datang dan nungguin di rumah."
"Sorry, jadi ngerepotin kalian buat ke sini." ucapnya lemah. Tenaganya terasa habis. Ia melepaskan genggamannRhea dan mulai menggaruk bagian dalam tangannya dengan gusar. Kepalanya tertunduk semenjak pembicaraannya dengan Gerald tadi.
Kali ini Farras yang angkat bicara. "Repot apaan, sih. Mereka deket dari sini, nyebrang tower doang. Gue nih jauh, mendaki gunung dan lewati lembah."
"Lo jabs, bukan ninja hatori." gerutu Damayanti seraya menoyor kepala wanita itu yang kini mencak-mencak. "Kalau gak inget lo hamil, udah gue ajak gelut lo, Dam. Kenapa lo gak hubungin mereka sih, Nadi? Kenapa main buka pintu aja?"
"Hidup bertahun-tahun dengan Gerald bikin Nadi terbiasa dengan keputusan yang diambil sama mantan suaminya itu, Ras. Dan juga, konfrontasi pasti berakhir dengan lebam-lebam." Rhea yang menjawab karena Nadira tidak juga membuka suaranya. Ia masih sibuk merangkai kata di kepalanya.
"Dan...dan rasa bersalah yang menggunung." sambungnya dengan cicitan.
"Nad, selain mukul, Gerald ngapain aja?" Damayanti kini gantain bertanya. Ingatan lainnya memperlihatkan bagaimana pria itu merobek pakaian dan memaksakan diri padanya. Seluruh tubuhnya kini bergetar dan Rhea memilih untuk memeluknya. Memberikan elusan di punggung untuk menenangkan. Memberikannya kekuatan untuk berbicara hal-hal yang selama ini tidak pernah diceritakannya pada siapa pun.
"Dia...dia maksa di atas ranjang." hanya kalimat pendek itu saja dan Farras sudah berteriak lantang. "That manipulative, narcissistic, rapist bitch! Tanpa consent tetap saja itu pemerkosaan biar pun kalian suami-istri!"
Buru-buru Damayanti membekap wanita itu. "Ras, Hime lagi tidur. Kasihan kalau kebangun. Suaranya pelan dikit bisa?" Farras terus mengomel dengan mulutnya yang dibekap oleh Damayanti hingga seluruh umpatannya habis. "Gue lepas ya? Tapi, jangan bawel." Farras menggangguk.
"Lo gak mau bawa ke polisi aja, Nadi? Ini too much, bahkan dia bikin uang tunjangan Hime as a leverage buat kalian rujuk." Rhea mencoba mengeluarkan pendapatnya, masih memeluk Nadira.
Damayanti menggelengkan kepalanya. "Rape di hubungan suami-istri belum dianggap serius dan lebih sering dibuat sebagai jokes, Rhe. Kebayang gak udah ada luka jadi korban kekerasan suami yang harusnya jadi pelindung ditambah jokes oleh orang-orang lain? Bukan berarti kita biarin si brengsek itu, cuma gue pribadi lebih milih buat ngeduluin nyembuhin luka Nadi. Dan, sumpah mati, Nadi, lo jangan sampai balik sama mantan lo itu." ceramah Damayanti panjang lebar.
"Sampai sekarang gue gak habis pikir sama orang yang bisa buat jokes tentang pemerkosaan." sambung Farras. "Gue ada kenalan buat konseling, I mean if you want to." imbuhnya cepat.
"Lo mau stay di unit gue aja? Kamar ada yang kosong, bisa kalian tempatin. Gue gak ngerasa tenang kalau lo di sini, Nadi." Damayanti memberikan usulan yang dijawab Nadira dengan gelengan. "Gue di sini aja. Repot pindah-pindah, mana ada Sapri juga."
"Yakin? Atau di rumah gue aja, Nadi. Ada raman belakang buat Sapri." timpal Farras yang langsung disetujui oleh Rhea. "Iya, lebih aman karena ada Bibi juga yang nemenin kalau Farras kerja. Buat beberapa hari aja. Gue beneran gak tenang lo ada di sini berdua aja sama Hime."
16/6/21
Akan apdet setelah masing-masing chapter:
Lover's Dilemma 14 1/2 - 18 2/2 @500 komen
Sequential Love 19 1/2 - 20 2/2 @400 komen
Cooperative Love 6 1/2 - 10 2/2 @200 komenBiar bisa barengan semua apdetnya. Aku mau ngaso dan baca novel yang menggunung di rumah.
Toodle-oo!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequential Love [FIN]
RomansaTrigger warning and may contain some mature convos. Bercerai tidak pernah ada di dalam kamus Nadira. Sebagai seorang yang hopelessly romantic, Nadira selalu berharap cinta pertamanya akan menjadi yang terakhir, yang berarti seperti janji pernikaha...